Heera SKV, Sukses Sang Penerus
Naskah : Suci Yulianita, Foto: Sutanto
Banyak yang mengatakan bahwa mempertahankan suatu bisnis lebih sulit daripada memulainya. Hal itu pun dirasakan oleh generasi kedua pemilik Bursa Sajadah, Heera Syahir Karim Vasandani (SKV). Namun di situlah justru tantangannya, dan Heera berhasil menaklukkannya. Di bawah kepemimpinannya, Bursa Sajadah semakin berkembang, hingga mampu melebarkan sayap ke kota-kota besar di Indonesia, tak hanya eksis di Bandung, tempatnya pertama kali berdiri.
Ya, berdiri sejak tahun 1998 di kota Kembang Bandung, Bursa Sajadah mampu bertahan bahkan terus eksis di usianya yang hampir menginjak 2 dasawarsa ini. Kehadirannya kini bisa ditemui di beberapa kota-kota besar di seluruh Indonesia, sebut saja misalnya, Jakarta, Bogor, Tangerang, Solo, Malang, dan Surabaya. “Alhamdulillah sekarang sudah ada 10 outlet yang tersebar di 8 kota. Semua ini pastinya atas izin Allah SWT. Saya yakin tanpa izin Allah semua itu tidak akan terwujud karena tugas kita hanya berdoa dan berusaha untuk terus maju dan berkembang,” ujar Heera penuh rasa syukur.
Seperti namanya, awalnya bursa sajadah memang hanya terfokus menjual aneka sajadah. Seiring berjalannya waktu, atas permintaan dan masukan dari para pelanggan, Bursa Sajadah kemudian mengembangkannya dengan menyediakan produk-produk khas tanah Arab lainnya, seperti kacang arab, kurma, dan lainnya. Dipastikan di sinilah tempat yang sangat lengkap bagi pelanggan yang mencari kebutuhan dan oleh-oleh haji dan umroh seperti apa yang menjadi visi dari Bursa Sajadah, yakni one stop shopping untuk kebutuhan oleh oleh haji dan umroh.
Di bawah kepemimpinan Heera, bisnisnya itu semakin berkembang. Tak hanya kehadiran Bursa Sajadah saja, namun Heera mengembangkannya dengan menambah beberapa home brand dan unit bisnis lainnya di bawah bendera SKV Group. Antara lain Arofah yang menyediakan aneka makanan khas tanah Arab, dan Zaleera, sebuah brand fashion yang menyediakan busana muslim baik wanita maupun pria, serta brand Sykava untuk busana ihrom.
Setelah pengembangan home brand, Heera melengkapinya dengan menyediakan online shop. Resmi beroperasi sejak 2016 lalu, online shop Bursa Sajadah ternyata mendapat respon positif dari para pelanggan Bursa Sajadah. “Alhamdulillah responnya sangat baik. Jadi memang kita harus mengikuti perkembangan zaman. Sekarang zaman sudah digital jadi mau nggak mau ya harus kita ikuti. Bagaimana cara mempertahankan atau mengembangkan itu, bagaimana kita melihat market, melihat perkembangan zaman dan bagaimana kita bisa mengikuti perkembangan zaman itu,” Heera menerangkan.
Sepak terjang Heera sebagai seorang entrepreneur terbilang baru. Ia memulainya pada tahun 2008. Ketika itu, Heera yang sedang meniti karier dalam bidang finance di negeri Kanguru, Australia, ini diminta pulang untuk meneruskan usaha sang ayah. Hanya membutuhkan waktu satu tahun untuk beradaptasi dan menata bisnis, wanita berdarah India ini, langsung tancap gas mengembangkan bisnis yang dirintis ayahnya itu.
Tepatnya tahun 2009, lulusan Finance dan Accounting dari Curtin University of Technology Australia ini, memulai karier barunya sebagai seorang entrepreneur. Heera mengaku, ia menemukan sesuatu yang berbeda, ia menemukan semangat dan gairah baru ketika harus terjun langsung mengurus dan mengembangkan bisnisnya itu.
“Bisnis itu tidak hanya finance & accounting, tetapi harus belajar juga marketingnya bagaimana, productionnya bagaimana, operationnya bagaimana. Nah itu adalah pembelajaran terbaru buat saya. Ternyata seorang entrepreneur itu harus bisa menguasai semuanya dan harus bisa menjadi problem solver saat menemui kendala dan tantangan,” papar Heera sembari tersenyum manis.
Delapan tahun berjibaku mengembangkan bisnis, bukan berarti tanpa halangan. Justru di situlah banyak kendala dan tantangan-tantangan yang harus dihadapinya. Namun Heera pantang menyerah. Ia memilih bangkit dan menyikapi setiap permasalahan dengan tenang. Ya, sama seperti apa yang selalu dilakukan sang ayah yang selama ini menjadi mentor dan inspirasi terbesar dalam hidupnya. Heera bersyukur ia memiliki mentor yang selalu berada di sampingnya dan yang selalu mensupportnya dalam kondisi apapun.
“Banyak sih sebenarnya, tantangan pasti ada saja, tapi bagaimana caranya kita bangkit lagi. Ayah saya selalu mengingatkan saya, saat kamu berada pada posisi terendah, kemana lagi sih kamu bisa pergi other than bouncing up. If you hit the bottom, where else can you go other than bouncing up. Kalimat itu menjadi energi luar biasa buat saya, dan itu kalimat yang selalu saya ingat,” ungkapnya haru.
Kesibukannya sebagai seorang pengusaha, tak membuatnya lupa akan kodratnya sebagai seorang Ibu. Heera bahkan berhasil melakoni kedua-duanya dengan sangat baik. Tak hanya sukses dalam kariernya, Heera pun termasuk sukses menjalankan perannya sebagai seorang Ibu. Ia berhasil mengantarkan putri sulungnya, Malika Akbar hingga meraih prestasi membanggakan, menjadi seorang atlit junior Ice Skating yang namanya harum hingga tingkat internasional. Sementara untuk putranya, Mirza Akbar, Heera mengaku masih memiliki PR besar untuk dapat mengarahkannya menuju bakat dan minatnya.
Sebagai seorang Ibu, wanita kelahiran 2 Januari 1979 ini, berharap kedua buah hatinya itu, kelak bisa menjadi seseorang yang bermanfaat. “Harapan saya mereka bisa bermanfaat untuk orang banyak. Sebagai apa? Terserah, sesuai passionnya mereka mau apa. Kalau mau bisnis silahkan, sebagai seorang profesional silahkan, sebagai sociopreneur, silahkan. Saya tidak bisa memaksakan, yang bisa saya lakukan adalah saya mencoba untuk memfasilitasi apa yang mereka inginkan,” tegasnya.