Indarto Pamoengkas Direktur Keuangan PT Pupuk Indonesia (PERSERO) CFO Yang Peduli Pada Kemandirian Pangan
Naskah: Iqbal R., Foto: Sutanto
Memiliki pengalaman yang mumpuni di bidang ekonomi membuat Indarto Pamoengkas dipercaya oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Pupuk Indonesia (Persero).
Dua tahun berkarir sebagai seorang Chief Financial Officer (CFO), Indarto berhasil melakukan pembenahan soal keuangan di perusahaan pupuk milik negara tersebut. Ya, dalam tempo singkat, ia membuat sejumlah kebijakan yang inovatif di antaranya melakukan optimalisasi dan efisiensi keuangan. Saat dirinya mulai menjabat Direktur Keuangan pada tahun 2015, Indarto langsung fokus pada efisiensi keuangan.
Efisiensi dilakukan melalui skema pinjaman bersama dan refinancing pinjaman berbunga tinggi dengan penerbitan obligasi. Ia juga membuat gebrakan dengan menyediakan dana investasi untuk pembangunan pabrikpabrik di anak-anak perusahaan. Penyediaan dana oleh holding, mendapat suku bunga yang lebih rendah ketimbang masing-masing anak perusahaan bergerak sendiri. “Karena kebetulan latar belakang saya bankers, jadi saya bisa mendorong perbankan bergerak cepat. Rating kami AAA, tertinggi untuk korporasi dan ini juga memberikan confidence kepada perbankan.
Semua kebutuhan loan (pinjaman) maupun pendanaan, filing-nya di holding semua sehingga anak-anak perusahaan dari Pupuk Indonesia ini sudah tidak diberikan kewenangan untuk mencari dana masingmasing,”ungkapnya. Berkat kepiawaiannya, Indarto juga turut berperan besar dalam memberikan support bagi Pupuk Indonesia untuk meraih laba diproyeksikan berada di kisaran Rp2,3 triliun di tahun 2017, melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp2,05 triliun. Kontribusinya sebagai seorang CFO di perusahaan pupuk diharapkannya bisa memberikan dukungan bagi kemandirian pangan pemerintah, di mana pupuk harus tersedia di tempat-tempat ketika petani membutuhkannya.
“Selain sebagai sebuah korporasi yang ingin mendapatkan profit, kami sebagai salah satu BUMN, target utama kami adalah mendukung program pemerintah dalam hal kemandirian pangan. Target dari Menteri Pertanian kan ingin menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia di tahun 2045. Untuk mewujudkan hal itu, Pupuk Indonesia terus mendukung kementerian pertanian untuk swasembada beras, bawang, jagung, kedelai, dan bahan pertanian lainnya. Salah satu indikator tercapainya target tersebut adalah ketersediaan pupuk yang banyak,” harapnya.
Tak hanya itu, sejak 2017 lalu Pupuk Indonesia juga melakukan inovasi yang belum pernah dilakukan perusahaan sejenis selama ini, yaitu dalam pengadaan asuransi Bersama. Asuransi ini dilakukan untuk memberikan kontribusi pada programprogram efisiensi (Cost Reduction Program/CRP) dan sinergi di lingkungan Pupuk Indonesia. Kerjasama Pupuk Indonesia dengan Konsorsium Asuransi meliputi perlindungan dalam hal Industrial All Risks, Earthquake Insurance, Machinery Breakdown Insurance, Contractor Plant & Machinery Insurance, Civil Engineering Completed Risks Insurance serta perluasan jaminan lain atas insiden seperti Typhoon, Storm, Flood, Water Damage dan Riot, Strike, Malicious Damage and Civil Commotion, dan lainnya.
“Kami sudah deal dengan beberapa perusahaan asuransi, tapi untuk me-cover aset seluruh perusahaan, baru kami lakukan bulan Juni 2017 lalu. Kita mendapat efisiensi, kalau dari asuransi ini kebetulan ada ketentuan dari OJK bahwa asuransi itu di atas 100 trilliun ada diskon sekitar 30 persen sampai 40 persen. Jika biasanya kami membayar aset-aset produktif sekitar Rp130 miliar per tahun, kini kami hanya membayar sekitar Rp60 miliar. Jadi kami menghemat hampir 50 persen,” jelasnya. Untuk meningkatkan kenyamanan para pegawai Pupuk Indonesia, di tahun 2018 juga akan mengadakan pengadaan bersama asuransi kesehatan, “Sudah dimulai bulan Januari ini dan diharapkan Februari mendatang seluruh pegawai sudah merasakan manfaatnya. Jumlah pegawai tetap kami sekitar 10.400 orang. Nah, itu harus di cover,” tutur pria berkaca mata itu.