Hari Setianto Direktur Investasi & Keuangan PT ASABRI (PERSERO) Menjawab Tantangan Dengan Prestasi
Naskah: Albar, Foto: Sutanto
Menjadi Direktur Investasi dan Keuangan PT ASABRI (Persero) memang tidak semudah dibayangkan banyak orang. Namun, berbekal pengalamannya sebagai seorang akuntan, tugas, dan tanggung jawab itu bisa dijalankan Hari Setianto dengan baik selama tiga tahun terakhir. Capaian demi capaian terus ia peroleh demi menjaga stabilitas perusahaan asuransi plat merah tersebut.
Hari kecil sebenarnya tidak punya niat atau cita-cita sebagai seorang akuntan, karena alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini sebenarnya sudah diterima kuliah jurusan Kimia Science di Universitas Gajah Mada (UGM) dan jurusan Teknik Kimia di IKIP Jogyakarta. Namun Hari kemudian memilih kuliah STAN yang menawarkan bea siswa dan jaminan langsung kerja setelah selesai kuliah. Di sinilah kemantapan Hari terbangun menjadi seorang akuntan hingga takdir membawanya menjadi Menjadi Direktur Investasi dan Keuangan PT ASABRI (Persero) memang tidak semudah dibayangkan banyak orang.
Namun, berbekal pengalamannya sebagai seorang akuntan, tugas, dan tanggung jawab itu bisa dijalankan Hari Setianto dengan baik selama tiga tahun terakhir. Capaian demi capaian terus ia peroleh demi menjaga stabilitas perusahaan asuransi plat merah tersebut. Direktur Keuangan ASABRI. Hari memulai kariernya di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, (BPKP). Di tempat ini, Hari bertugas mengaudit laporan keuangan dan kinerja BUMN antara lain pada industri perbankan dan asuransi. Dalam perjalanan kariernya, Hari juga diberi tugas untuk mengembangkan Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) dengan tanggung jawab utama mengembangkan auditor internal BUMN yang tergabung dalam Forum Komunikasi Satuan Pengawas Internal (FKSPI) BUMN.
Tidak hanya itu, Hari juga pernah ikut berpartisipasi dalam beberapa prakarsa pembangunan sebagai konsultan pada Asian Development Bank (ADB), Asia Foundation, Swiss Contact, dan GIZ. Dirinya termasuk yang membidani program Regulatory Impact Assessment di Indonesia, mengembangkan one stop service (pelayanan terpadu satu pintu), dan pengembangan ekonomi daerah yang inclusive dan sustainable. Di ASABRI, Hari mengaku sudah terlibat cukup lama sebagai Komite Audit. Seiring perjalanan waktu, Presiden Institute Internal Auditors Indonesia ini akhirnya dipercaya sebagai Direktur Investasi dan Keuangan ASABRI. Meski jabatan itu dipegang pada saat ekonomi Indonesia belum begitu stabil, namun itu tidak menyurutkan semangat Hari. Perusahaan justru mengalami peningkatan.
“Tahun 2013 sebelum saya masuk, pendapatan kita mencapai Rp67 miliar. 2014 naik empat kali lipat menjadi Rp247 miliar. Pada tahun 2015, kurang lebih Rp350 miliar. Kemudian di tahun 2016 mencapai di atas Rp500 miliar. Ini adalah pencapaian seluruh tim ASABRI, mulai dari komisaris, direksi dan seluruh staf, yang bekerja secara teamwork. Dan tentunya, hal tersebut terjadi karena campur tangan dan ridho Tuhan,” tegasnya.
Di tahun 2017 lalu, perseroan berhasil mencatat aset dana kelola sebesar Rp44 triliun. Sebesar Rp15 triliun berasal dari program Tabungan Hari Tua (THT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm). Sisa dana kelola merupakan dana Akumulasi Iuran Pensiun (AIP) yang mencapai sekitar Rp23 triliun. Tidak hanya itu, Hari mengungkapkan premi asuransi (THT, JKK, dan JKm) yang dibayarkan pemerintah dalam tahuan 2017 adalah sekitar Rp1,4 triliun. Premi tersebut berasal dari peserta aktif ASABRI (TNI, POLRI dan ASN) sekitar 930.000 orang dan peserta pensiunan sebanyak 380.000 orang.
Membawa perusahaan ini diakui Hari tidaklah mudah, banyak tantangan yang dihadapi. Baik secara internal maupun eksternal. Di internal umumnya direksi, kata Hari, yang seharusnya menjadi leader yang memberikan inspirasi, memberikan direction, dan mendorong perubahan, terpaksa masih harus tetap banyak mengerjakan fungsi manajer, yang mengumpulkan permasalahan di bawah, serta membangun dan menjalankan sistem operasional. Di wilayah eksternal, perkembangan pasar di luar selalu berubah dengan cepat dan penuh ketidakpastian. Misalnya perubahan bisnis model yang terjadi secara cepat dengan tuntutan customer yang semakin meningkat.
“Dalam lingkungan yang disuptive ini, manajemen ASABRI telah membangun navigasi melalui pengkinian rencana strategis agar insan ASABRI memiliki panduan arah yang tepat untuk mencapai misi dan visinya, agar mereka senantiasa mengarah ke the true north,” ujarnya.
ASABRI juga sedang mengembangkan sumberdaya manusia dan organisasinya agar menjadi organisasi yang agile, yakni mampu berubah arah dengan cepat, dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan. Untuk mewujudkan hal itu, ASABRI melakukan transformasi bisnis dan transformasi budaya. Budaya baru ASABRI yakni berusaha menggabungkan the best of both worlds dari dunia militer dan dunia korporasi. Dunia militer memberikan budaya disiplin, loyalitas, dedikasi dan kesiapan untuk berkorban demi tujuan yang lebih besar. Dunia korporasi memberikan budaya yang efektif, efisien, professional, fokus pada tujuan, fleksibel, tidak birokratis, dan inovatif tambah Hari.