M. Isa Ismail Rauf - GM Swiss-Belhotel Mangga Besar, Menyelamatkan Hotel dari Pandemi
Naskah: Suci Yulianita, Foto: Sutanto
M. Isa Ismail Rauf mengawali kariernya di industri hospitality dari Negeri Kanguru. Bisa dibilang tak sengaja. Kala itu, awalnya Isa ingin memperdalam Bahasa Inggris dengan belajar langsung di Australia. Tak disangka seiring berjalannya waktu, ia justru menjadi jatuh cinta dengan dunia yang membawanya menjadi seorang hotelier sukses. Melanglang buana selama 25 tahun lamanya, Isa kini diberi amanah memimpin Swiss-Belhotel Mangga Besar Jakarta.
Kepada tim Men’s Obsession Isa bercerita banyak mengenai perjalanan kariernya di industri hospitality. Menarik jika melihat profesinya tersebut memang berawal tak sengaja. Latar belakang pendidikan di bidang Ekonomi kemudian membawanya menjadi seorang hotelier. “Niatnya ke Australia mau belajar Bahasa Inggris, tapi setelah dilihat di sana kok banyak anak hotel bajunya bagus, rapih. Akhirnya saya malah daftar sekolah perhotelan,” kenang Isa sembari tersenyum.
Ya, dari situ kemudian Isa memantapkan hati untuk terjun berkarier di perhotelan. Kariernya dimulai dari bawah, dari posisi Room Boy. Ia harus menjalaninya dengan sungguh-sungguh, apalagi berkarier di negeri orang yang jauh dari keluarga menuntutnya harus mandiri.
Dari situ kemudian peluang di dunia Food & Beverage menghampirinya. Malang melintang dari bar ke bar, function room, fine dining, semua dilakoni. Kerja keras dan kemauannya untuk mempelajari hal baru, menjadikannya seorang hotelier tangguh. Cukup lama berkarier di negeri orang hingga pada tahun 2004 Isa kembali ke Tanah Air dan berkontribusi pada dunia hospitality di Indonesia.
Menjadi seorang General Manager di salah satu hotel di Bali pada usia yang masih muda, 37 tahun, dari sana kariernya terus bergerak, sempat di Corporate Office selama 11 tahun, hingga pada akhirnya ia berlabuh untuk Manajemen Swiss-Belhotel International, memimpin Swiss-Belhotel Mangga Besar (SBMB) pada Januari 2020 lalu. “Saya melihat Swissbel adalah salah satu perusahaan yang grow. Di sini pun selama saya bergabung, saya banyak mendapatkan sesuatu yang baru. Walaupun menjadi GM sudah lebih dari 10 tahun, kami tetap harus belajar,” ungkap penghobi gowes dan fotografi ini.
Satu hal yang menarik sekaligus menjadi tantangan besar bagi Isa adalah tak lama setelah ia diberi amanah menjabat General Manager (GM) Swiss-Belhotel Mangga Besar, industri hospitality luluh lantak karena pandemi Covid-19 yang melanda global, termasuk Indonesia. “Karena proyeksi pada saat itu kita tidak punya proyeksi akan adanya Covid, proyeksi kita masih bagus. Padahal di bulan Maret itu, jujur kami masih mempunyai 3 bisnis yang bagus dan nilainya juga fantastis, terpaksa harus cancel. Karena pada tanggal 20 Maret 2020 kami harus memutuskan hotel ini tutup. Dan pada saat tutup itulah kami belajar bagaimana beradaptasi dengan Covid – 19,” katanya lirih.
Dari situ Isa memutar otak bagaimana memulihkan kembali Swiss-Belhotel Mangga Besar di tengah pandemi. Yang pertama dilakukan adalah efisiensi untuk menyelamatkan kapal yang dinakhodainya ini. Tanpa perlu waktu lama, tepatnya pada Juni 2020 hotel kembali beroperasi tentu dengan banyak tantangan di depan mata.
“Sampai ada titik di mana kami mendapat bisnis yang sangat signifikan, di mana saat itu banyak yang menolak bisnis ini. Kami mendapat kepercayaan untuk mengakomodasi dokter dan perawat dari tujuh Rumah Sakit di Jakarta. Kami menjalankan dengan prokes yang begitu ketat. Selesai pada akhir 2020, mereka check out, awal Januari ada program baru lagi dengan BNPB dan Dinas Kementerian Pariwisata DKI. Kami diverifikasi juga dan lulus, dan ini berjalan sampai awal Juni kemarin,” ujar Isa dengan penuh rasa syukur.
Setahun berlalu setelah pandemi menghantam pariwisata terutama hospitality, kini industri hospitality perlahan-lahan mulai bangkit. Dengan demikian sebenarnya tak ada lagi keraguan untuk staycation atau menggelar acara di Swiss-Belhotel Mangga Besar. Apalagi hotel ini juga menerapkan standar protokol kesehatan yang sangat ketat, terbukti SBMB meraih sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment) dari Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif RI.
Di samping itu, Swiss-Belhotel International juga menerapkan 10 komitmen kesehatan dan keselamatan yang mengacu pada protokol Global Safe Travels dari WTTC (World Travel and Tourism Council). Seluruh hotel, termasuk SBMB menjalankan peningkatan sanitasi dan penggunaan disinfektan untuk melawan Covid-19 dan bakteri lainnya di seluruh area publik, termasuk lobi, resepsionis, restoran, bar, ruang pertemuan, pusat kebugaran, area kolam renang, dan kamar tamu, termasuk area kantor.
Tak ketinggalan perhatian terhadap seluruh tim SBMB dalam hal penanganan Covid-19, antara lain program vaksinasi Covid-19 yang sudah dijalankan, seluruh karyawan telah divaksin. “Kami bersyukur semua sudah vaksin dan sudah tahap kedua. Tapi walaupun sudah divaksin kami harus tetap menomorsatukan prokes,” tegas sosok family man ini.
Berhasil melalui pandemi yang penuh tantangan, Isa bersyukur pada akhir tahun 2020 lalu, SBMB berhasil meraih positive income. “Kami bersyukur masih bisa survive dengan pendapatan yang positif. Apalagi pada saat itu tahun 2020, tahun yang cukup berat, yang penting bisa survive sampai akhir tahun, Desember 2020 sudah bagus, apalagi bisa untung. Dan Alhamdulillah saya bersyukur karena kami didukung tim yang positif,” Isa menutup pembicaraan.