Hj. Lisda Hendrajoni, Figur Inisiator Inspiratif
Naskah: Angie Diyya Foto: dok. Pribadi
Direpresentasikan sebagai sosok perempuan yang konsisten dengan tugas dan amanah menjadi Anggota DPR RI, Lisda tak hentinya selalu menebar inspirasi.
Langkah awal Hj. Lisda Hendrajoni di dunia politik terjejak sejak terpilih sebagai anggota DPR-RI periode 2019– 2024, pada Pemilu 2019 silam. Saat ini, politisi dari Partai NasDem ini bertugas di Komisi VIII DPR RI (membidangi Agama, Sosial, Keagamaan, dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak). Ia fokus menjalankan komitmen bertugas dan mengemban amanah sebagai anggota DPR RI, dalam berbagai rapat kerja dengan pemerintah yang menjadi mitra kerja Komisi VIII. Lisda salah satu anggota DPR komisi VIII yang aktif dalam setiap agenda dan sidang kedewanan. Di dalam forum resmi tersebut ia kerap menyampaikan aspirasi masyarakat dan memberikan saran serta kritik kepada lembaga yang merupakan mitra kerja Komisi VIII DPR RI.
Lisda gigih menyuarakan aspirasi dan memberikan kepedulian tinggi terutama pada isu-isu berkaitan dengan nasib perempuan dan golongan masyarakat berstrata ekonomi-sosial lemah di tanah air. Misalnya, dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS), ia menegaskan, RUU PKS mesti jadi momok menakutkan bagi pelaku predator seksual. Ia juga mengingatkan berbagai ketentuan yang beririsan dengan aturan perundangan yang sudah ada, seperti UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Tangga (PKDRT), UU Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) mesti diatur secara jelas agar tidak melemahkan substansi utama dari tujuan pembentukan RUU PKS.
“RUU PKS harus memperkuat substansi terutama terkait korban kekerasan seksual, di antaranya perlindungan, pencegahan, dan rehabilitasi. RUU PKS ini sudah ditunggu publik. Karenanya, harus menjadi momok yang menakutkan bagi para predator seksual,” tegas Srikandi NasDem ini.
Sebelum aktif di politik dan menjadi anggota DPR RI, Lisda sudah menjabat sebagai ketua PKK kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Hampir setiap waktu ia terjun ke masyarakat untuk membantu sang suami, AKBP (Purn.) H. Hendrajoni, SH, MH, yang kini menjabat Bupati Pesisir Selatan. Tidak mau hanya berpangku tangan menikmati peran sebagai istri orang nomor satu di Kabupaten Pesisir Selatan, mantan pramugari Pesawat Kepresidenan ini rajin turun tangan dalam mengatasi berbagai masalah sosial, pendidikan, perempuan dan keagamaan. Tak jarang pula, Lisda turun ke lapangan melihat langsung kondisi masyarakat. Ia juga membidani lahirnya komunitas "Dunsanak Mambantu Dunsanak" (saudara membantu saudara). Komunitas tersebut concern terhadap permasalahan sosial dan memberikan bantuan. Seperti bedah rumah, bantuan kaki tangan palsu untuk para disabilitas, bantuan untuk lansia, penanggulangan gizi buruk, dan masalah sosial lainnya.
Sebagai wakil rakyat dari Dapil Sumbar I, Lisda berupaya semaksimal mungkin menggunakan segenap kemampuan untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah Sumatera Barat secara umum, serta kepentingan warga Kabupaten Pesisir Selatan secara khusus, yang merupakan basis konstituennya. Selama masa pandemi, ia juga terus proaktif melakukan terobosan sosialisasi dan komunikasi dengan masyarakat konstituennya, yakni menanamkan serta meningkatkan kesadaran masyarakat menghadapi pandemi lewat kampanye ’Stay at Home’ serta menggalakkan pola gaya hidup sehat.
Dengan beragam kegiatannya tersebut, Lisda telah dianugerahi banyak penghargaan. Deretan tersebut antara lain 50 Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia versi Media Tempo (2021), Women's Inspiring Award PPLIPI kategori Politician (2021), Srikandi Award (2017), Manusia Bintang (2017), Bunda Gender (2017), dan 7 Wanita Berpengaruh (2017).
Sebagai ketua Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Sumatera Barat Lisda juga turut membantu, membina, dan mengembangkan usaha kerajinan, menengah dan kecil, agar para perempuan beserta keluarga menjadi mandiri.
Seringkali ia ikut memasarkan produkproduk kerajinan masyarakat tersebut. Oleh karenanya, Lisda pun diganjar berbagai penghargaan lain bahkan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari presiden RI.
Perempuan yang memiliki jiwa wirausaha kuat ini mengaku tidak mau berbisnis di Pessel. Ia murni berniat memberdayakan para perempuan melalui pembinaan, promosi, dan penyediaan tempat. Ke depan, salah satu harapan yang ingin Lisda raih adalah mengharumkan nama kain Sulam Bayang dan Batik Tanah Liek melalui fesyen khas Pesisir Selatan agar dikenal lebih luas di ranah nasional bahkan ke mancanegara.