Langkah Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional
Naskah: Sahrudi Foto: Istimewa
Hantaman ‘badai’ pandemi covid-19 benar[1]benar telah meluluhlantakkan tatanan kehidupan di berbagai bangsa di belahan bumi ini, tak terkecuali indonesia. Kini, ketika pandemi mulai melandai, pemerintahan RI di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden, Ma’ruf Amin langsung mengambil langkah percepatan pemulihan ekonomi dengan pelaksanaan tujuh program prioritas nasional.
Adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diamanahkan untuk melaksanakan tujuh program prioritas nasional guna percepat pemulihan ekonomi nasional dan reformasi struktural. Tujuh program prioritas nasional tersebut merujuk pada Undang-Undang nomor 6 Tahun 2021 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022 dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 85 Tahun 2021 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono sebagai ‘komandan’ yang diamanahi program menegaskan bahwa tujuh program yang menjadi fokus pada tahun 2022 ini memiliki sejumlah sasaran, yakni:
? Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan.
? Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan.
? Meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing.
? Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
? Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar.
? Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, perubahan iklim, dan program prioritas.
? Memperkuat stabilitas politik, hukum, dan keamanan serta transformasi pelayanan publik.
Secara garis besar, Kementerian PUPR tentu mendukung seluruh program prioritas nasional dengan porsi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkup kewenangannya. Mengutip situs www.pu.go.id disebutkan bahwa pagu indikatif Kementerian PUPR tahun 2022 sebesar Rp100,6 triliun, dialokasikan untuk melanjutkan program pembangunan infrastruktur PUPR bidang sumber daya air, jalan, dan jembatan, permukiman dan perumahan dalam rangka meningkatkan daya saing sekaligus menjadi stimulus bagi sektor riil untuk tetap bertahan pada masa pandemi Covid-19.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memaparkan program yang akan dilaksanakan itu adalah sebagai berikut:
? Di bidang sumber daya air telah diprogramkan antara lain membangun 35 bendungan on going, 2 bendungan baru, revitalisasi empat danau, pembangunan 42.400 ha daerah irigasi, rehabilitasi dan peningkatan 123.470 ha jaringan irigasi, serta pembangunan pengendali banjir dan pengaman pantai sepanjang 157 km.
? Di bidang Jalan dan Jembatan akan dibangun jalan baru sepanjang 354 km, jembatan sepanjang 23.715 meter dan flyover/underpass sepanjang1.072 meter.
? Di bidang Permukiman akan dibangun 1.637 liter/detik SPAM, sistem IPAL untuk 8.410 KK, Sistem Pengelolaan Persampahan untuk 21.000 KK, penanganan 802 ha kawasan kumuh, 8 PLBN terpadu, 729 unit pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan sarana pendidikan, olahraga, dan pasar.
? Di bidang perumahan akan dibangun 5.141 unit rumah susun, 1.823 unit rumah khusus, 101.250 unit rumah swadaya serta 20.500 unit prasarana sarana dan utilitas (PSU).
Untuk dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya, menurut Basuki, Ditjen Bina Kontruksi, Ditjen Pembiayaan Infrastruktur PU dan Perumahan, BPSDM, BPIW, Setjen, dan Itjen sebesar Rp2,1 triliun.
Menteri Basuki menambahkan, untuk tahun 2022 Presiden Jokowi memberikan penugasan khusus kepada Kementerian PUPR untuk melaksanakan sejumlah pembangunan infrastruktur untuk persiapan Presidensi Indonesia dalam KTT G20 di Bali, Penataan Kawasan Mandalika, Renovasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII), serta persiapan ASEAN Summit di Tana Mori Labuan Bajo.
“Penugasan khusus ini berdasarkan Perpres No. 116 Tahun 2021 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur untuk Mendukung Penyelenggaraan Acara Internasional di Provinsi Bali, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi NTB, dan Provinsi NTT,” terang Menteri Basuki.
Sementara untuk mempercepat pelaksanaan program tahun 2022, sambung Basuki lagi, telah dilaksanakan lelang dini yang dimulai sejak Oktober 2021 untuk paket pekerjaan kontraktual. “Dari total 4.884 paket kontraktual senilai Rp70,5 triliun, hingga tanggal 22 Januari 2022 terdapat 1.571 paket senilai Rp39,5 triliun (56,1%) telah terkontrak (termasuk MYC lanjutan), 1.930 paket senilai Rp18,6 triliun (26,4%) dalam proses lelang, dan 1.383 paket senilai Rp12,4 triliun (17,5%) belum lelang,” tandas Menteri Basuki.