Erick Thohir (Menteri BUMN RI), Mengimplementasikan Visi Presiden
Naskah: Sahrudi Foto: Istimewa
Tak banyak harapan Erick Thohir ketika ia menjadi tim sukses pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dalam pemilihan presiden 2019 lalu kecuali ikut mewujudkan Indonesia yang bisa menyejahterakan rakyatnya. Dan ketika pasangan itu menang dalam pemilihan Presiden, Erick didapuk untuk menjadi Menteri BUMN karena kapasitas dan integritasnya.
Tak dapat menolak, ia pun melepaskan posisinya sebagai pengusaha swasta dan menyatakan kesiapannya menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia ke-9 Kabinet Indonesia Maju yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Oktober tiga tahun silam. Dalam perjalanannya, sosok filantropis ini pun mampu memperlihatkan kinerja yang luar biasa. Erick paham fungsi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah untuk memenuhi kepentingan dan melayani kepentingan publik, serta mensejahterahkan masyarakat.
Dalam kepemimpinannya dia memang banyak menuai pujian maupun kritikan dari masyarakat karena gebrakan yang dilakukan sangat berani dan tidak membutuhkan waktu lama untuk membuahkan hasil. Walhasil BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir yang berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya telah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Perubahan ini pada dasarnya adalah langkah utama dari strategi Erick Thohir dalam menjadikan BUMN yang bersih dan berakhlak.
Erick bisa mengimplementasikan visi Presiden Jokowi khususnya soal pengelolaan aspek vital BUMN sebagai sektor utama pendukung pembangunan infrastruktur sebagai penunjang pencapaian visi lainnya. Sebagai contoh BUMN telah menunjukkan peran yang strategis dalam pembangunan jalan tol, beberapa bandara/pelabuhan, jalur/stasiun kereta api, melaksanakan program 35 gigawatt dan membuat harga BBM di Papua sama dengan pulau Jawa. Hal ini tentu saja akan meningkatkan percepataan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Indonesia serta membuka akses wilayah sehingga memperlancar distribusi barang/jasa.
Kemampuan BUMN melakukan akselerasi tak lepas dari langkah yang dilakukan Erick dengan melakukan transformasi dan reformasi birokrasi untuk menciptakan budaya baru di BUMN yang menguatkan spirit good corporate governance di lingkungannya. Di antaranya rekrutmen pimpinan BUMN yang dilakukan secara lebih terbuka. Ia membuka ruang bagi publik secara luas untuk turut berpartisipasi dalam mengawasi tata kelola BUMN yang dipimpinnya.
Langkah suksesnya juga terlihat dari keberhasilannya melakukan penggabungan. Dalam penggabungan sejumlah perusahaan BUMN yang memiliki orientasi dan jenis usaha yang sama itu akhirnya dapat dirampingkan dari 108 perusahaan menjadi 41 perusahaan. Ia juga berhasil melahirkan Holding Ultra Mikro; BRI, Pegadaian dan PNM yang mampu berkontribusi dalam mendukung perekonomian nasional.
Berdasarkan catatan, di dalam konsolidasi holding ultra mikro ini sudah menghasilkan nasabah PNM Mekaar 12,7 juta dan nasabah Tabungan Emas Pegadaian 8,7 juta. BRI sebagai bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar di Indonesia tercatat telah berhasil menyalurkan KUR sebesar lebih dari Rp720 triliun kepada lebih dari 31 juta nasabah sejak tahun 2015 hingga kuartal I 2022.
Selain melakukan penggabungan sejumlah BUMN sehingga lebih berdaya guna, efektif, dan efisien BUMN saat ini telah menerapkan sistem digitalisasi. Tentu ini angin segar dalam tata kelola perusahaan milik negara yang diharapkan bisa memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi rakyat Indonesia. Sukses transformasi itu memang diakui Erick bukan akibat perannya seorang. Ia menyebut itu ada peran sebuah tim secara keseluruhan. “Kalau BUMN hanya tergantung dengan seorang Erick Thohir tidak mungkin kita membenahi BUMN,” katanya dalam unggahan di Instagram @erickthohir, Minggu (12/6/2022).
Dia berharap, melalui transformasi yang ia lakukan, BUMN bisa cakap menghadapi perubahan. “Transformasi BUMN harus terjadi di semua lini, untuk menghadapi perubahan dunia saat ini. Transformasi bisnis model, pembentukan tim dan SOP, serta menetapkan KPI, itulah fokus BUMN saat ini,” terang Erick.
Dengan ketangguhannya itu juga Erick sukses saat diuji dalam masa pandemic Covid 19 meluluhlantakan berbagai sendi kehidupan dimana dia tetap mampu menjaga roda perusahaan BUMN tetap berjalan. Bahkan ketika pandemi Covid-19 memaksa banyak sektor UMKM untuk gulung tikar karena ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan menuju digitalisasi, pemerintah mengerahkan BUMN untuk dapat bersinergi bersama membangun UMKM. Misalnya ketika pemerintah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), salah satunya adalah dengan melibatkan BUMN.
Dan yang terpenting, kepemimpinan Erick Thohir ini berhasil meningkatkan kontribusi Kementerian BUMN pada Negara. Tercatat di tahun 2021 saja, sumbangsih BUMN dari total pajak, dividen, dan PNBP untuk Indonesia mencapai Rp371 triliun. Kalangan pengamat ekonomi menilai peningkatan kontribusi BUMN pada negara disebabkan oleh perbaikan-perbaikan yang berhasil dilakukan Erick Thohir tak lepas dari penataan manajemen yang lebih strategis hingga pemberantasan kasus korupsi di perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut. Semua itu berdampak pada meningkatnya sumbangsih BUMN pada negara.
BUMN dan 100 Perusahaan Terbesar Dunia
Gebrakan demi gebrakan Erick yang dilakukan di BUMN membuat sejumlah badan usaha tersebut berhasil menduduki daftar 100 perusahaan terbesar versi majalah Fortune Indonesia berdasarkan pendapatan fiskal 2021. Tercatat, dari daftar 100 berbagai perusahaan terbuka dan tertutup, perusahaan pelat merah Indonesia itu menyumbang 20 daftar nama.
Bahkan dari deretan lima besar perusahaan terbesar, BUMN mendominasi dengan menempatkan empat perusahaan, yakni Pertamina di posisi pertama, PLN kedua, BRI keempat, dan Telkom Indonesia di posisi kelima. Dalam keterangan resminya, Majalah Fortune Indonesia menyebut, dari total pendapatan 100 perusahaan yang masuk dalam daftarnya, menghasilkan pendapatan mencapai Rp4.381,41 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 20,62 persen dibandingkan tahun lalu. n