Ridwan Arbian Syah (Direktur Human Capital, Legal dan Compliance PT Pegadaian), Menata SDM Dengan Strategi 5 Pilar
Naskah: Sahrudi, Foto: dok. Pribadi
Mengawali karier di PT Pegadaian sejak tahun 1995 menjadikan Ridwan Arbian Ayah atau akrab disapa Pak Ridwan, paham betul seluk beluk perusahaan BUMN tersebut. Lulusan S2 bidang Marketing Management Universitas Hasanuddin ini memulai tugas sebagai auditor, hingga di tahun 2021 diberikan kepercayaan oleh Kementerian BUMN sebagai Direktur Human Capital, Legal, and Compliance hingga sekarang.
Bagi Ridwan, bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) perusahaan sangat penting untuk mempersiapkan pemimpin yang berkualitas. Hal itu, katanya, sesuai dengan lima prioritas Kementerian BUMN, yang salah satunya fokus terhadap pengembangan talenta.
Dalam konteks itu, PT Pegadaian telah melakukan penyesuaian Strategi G-5TAR yang diinisiasi pada tahun 2019 menjadi G-STAR+ sebagai salah satu strategi dalam bidang SDM, yaitu Groom Talent guna menjaring dan mengembangkan talenta dengan kapabilitas sesuai dengan global standard.
“Pegadaian sendiri telah mempersiapkan infrastruktur teknologi dalam melakukan talent recruitment, talent planning, talent development and talent retention, sehingga Pegadaian menjadi organisasi yang agile yang memiliki budaya kinerja dan inovasi tinggi,” ia membuka percakapan.
Untuk itu, Ridwan memaparkan, dalam mendukung Visi perusahaan, Human Resources (HR), PT Pegadaian telah membuat strategi dengan menggunakan lima pilar yang terdiri dari, pertama soal leadership. PT Pegadaian menerapkan lateral leader yang visioner, mampu melakukan eksekusi, juga mempunyai jaringan dan hubungan yang luas. Kemudian program pengembangan kepemimpinan yang kuat dan terarah untuk mengisi kekosongan leader di kelompok jabatan tertentu.
“Ada juga program pengembangan kepemimpinan berbasis teknologi, yang dapat meningkatan kapabilitas dan kemampuan kepemimpinan sesuai arah kompetensi perusahaan,” ujarnya lagi. Kedua, lanjutnya, adalah pilar ‘talent', yakni talent management yang terintegrasi berdasar pada kebutuhan supply dan demand organisasi.
“Kami melakukan peningkatan kemampuan untuk mempertahankan talent yang dibutuhkan perusahaan, sesuai pengalaman dan kompetensinya. Serta penyelarasan manajemen kinerja dan manajemen talenta dalam rangka menciptakan high performing culture,” ucapnya.
Ketiga, paparnya lagi adalah pilar yang sangat terkait dengan budaya perusahaan atau core values BUMN, yakni AKHLAK yang mencakup Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. “Itu telah diinternalisasi dan diimplementasikan oleh seluruh karyawan PT Pegadaian,” akunya.
Pilar keempat adalah ‘organisasi’. Di mana di Pegadaian sangat mendukung peran, tanggung jawab, dan akuntabilitas yang jelas di seluruh organisasi. “Organisasi yang berbasis terhadap produktivitas perusahaan dan organisasi mendukung terhadap perubahan bisnis dan transformasi,” imbuh Ridwan. Kemudian pilar kelima, adalah ‘Analytic’. Yakni kemampuan analytic ini didukung oleh data base yang terintegrasi sebagai dasar pengambil keputusan.
Langkah dan kebijakan yang diterapkan Ridwan tersebut dilakukan karena ia menyadari tantangan yang dihadapi saat ini cukup besar. Khususnya di tengah situasi dan kondisi teknologi yang terus berkembang. Karena itulah, membangun kemampuan SDM di bidang teknologi informasi (TI) dan Transformation Office (TO) untuk meningkatkan competitive advantage merupakan sesuatu yang niscaya.
“Karena salah satu misi Perusahaan, yakni memberikan Service Excellence dengan fokus kepada nasabah melalui pengembangan bisnis proses yang lebih sederhana dan digital serta penggunaan teknologi informasi yang andal dan mutakhir, sehingga diperoleh talenta-talenta karyawan perusahaan yang kompeten di bidang Informasi Teknologi yang memiliki digital mindset. HR Memastikan Karyawan memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan organisasi dan perkembangan teknologi yang semakin berkembang dengan membuat direktori kompetensi yang align dengan standar kompetensi yang ditetapkan Kementerian BUMN,” bebernya seraya menggambarkan bahwa perusahaan selalu melakukan pengukuran IT Maturity Level pada semua aspek yang terdiri dari kebijakan, prosedur, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi terhadap semua project yang telah dibuat.
Dengan langkah dan kebijakan HR yang diterapkan Ridwan itulah PT Pegadaian siap menghadapi kompetitor yang sangat inovatif, seperti fintech misalnya. Karena itu, PT Pegadaian tak mau kalah dalam soal inovasi. Karena menurut Ridwan inovasi sudah menjadi sebuah kewajiban bagi Perusahaan di tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif. “Perusahaan dituntut untuk dapat selalu berinovasi guna memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat melalui produk-produk yang ditawarkan. Dalam proses inovasi produk tersebut terdapat satu aspek penting yang tidak boleh terlewatkan untuk menjadi concern dan perhatian penting bagi Perusahaan, yaitu nilai-nilai budaya Perusahaan yang align dengan Core Values AKHLAK,” ia menegaskan.
Selaksa Apresiasi
Kinerja tinggi dalam mengelola SDM membuat PT Pegadaian meraih selaksa prestasi, yakni:
? Best Companies to Work For in Asia tahun 2018-2022 dari HR Asia (empat tahun berturut-turut)
? Best Human Capital of the Year 2021 dari IHCA (Indonesia Human Capital Award)
? Stellar Workplace Recognition in Employee Commitment & Satisfaction Award 2021 dari GML Performance Consulting & Kontan Business & Investment
? HR Excellence Award th 2022 in Managing Transformation dari SWA Media Group & LM FEB UI
? Indonesia Best Workplace For Women 2022 in Committing Inclusive Recruitment category: Financial Services Industry dari HerStory.