Sofia W. Alisjahbana (Rektor Universitas Bakrie)
Ciptakan Pendidikan Relevan dengan Kebutuhan Industri
Naskah: Angie Diyya Foto: Fikar Azmy
Berfokus menciptakan lulusan-lulusan yang mampu menerapkan tagline “Experience the Real Things” secara langsung dalam upaya mendukung percepatan pembangunan, Rektor Universitas Bakrie ini memastikan program MBKM berjalan dengan lancar tanpa ada masalah.
Universitas Bakrie, selama ini dikenal banyak memberikan beasiswa kepada anak bangsa yang berprestasi dari berbagai penjuru Tanah Air. Tak hanya itu, Universitas Bakrie atau UBakrie juga kerap kali membuka kesempatan untuk mahasiswanya terjun langsung magang di berbagai jajaran perusahaan yang ternama. Kampus di bawah Yayasan Pendidikan Bakrie yang dipimpin oleh Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D, IPU, sosok rektor tangguh tersebut kini kian berfokus mempersempit gap antara perguruan tinggi dengan kebutuhan industri di lapangan.
“Dalam momentum masa penerimaan mahasiswa baru, tahun 2023 ini Universitas Bakrie mengacu rencana pengembangan jangka panjang UBakrie tahun 2020-2045. Ada empat tujuan strategis UBakrie, yang pertama menjadi world class quality university. Kemudian yang kedua, di dalam pengajaran menciptakan ekosistem yang terintegrasi dengan sektor industri terutama Bakrie Group. Ketiga, menjadi rujukan penelitian yang berbasis pada sustainable development, dan keempat memiliki kerja sama yang berkelanjutan dengan mitra global, nasional, maupun lokal. Diharapkan dengan mengacu pada keempat hal tersebut maka para calon mahasiswa tertarik masuk ke UBakrie,” ungkap Prof. Sofia membuka percakapan.
Universitas Bakrie telah aktif berkontribusi untuk Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini juga terkognisi oleh lembaga pemeringkatan Internasional, Times Higher Education (THE) sebagai Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta yang berkomitmen dalam usaha Net Zero Emission, dan berada pada urutan ke-5 sebagai perguruan tinggi di Indonesia yang mengedepankan Quality Education. Rekognisi internasional lainnya pun diraih UBakrie, yang masuk pemeringkatan bagi perguruan tinggi yang berusia 50 tahun atau lebih muda, melalui laporan THE Young University Rankings 2022. Kemudian masuk dalam daftar 25 Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia versi THE WUR 2023.
“Kami menganggap ini semua adalah capaian positif yang tentunya merupakan kerja keras dari seluruh sivitas akademika UBakrie. Pencapaian ini menjadi bukti bahwa Universitas Bakrie memiliki daya saing dan semangat untuk terus mengukir prestasi. Untuk THE, kami mengintegrasikan kurikulum yang berkaitan SDGs tersebut, contohnya Climate Change dan Net Zero Emission dari prodi Teknik Lingkungan, ada pula Zero Hunger dari Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan,” jelas rektor yang bergabung di UBakrie sejak tahun 2010 tersebut.
Selain itu, karena UBakrie didukung kelompok usaha Bakrie, kampus ini memiliki unit yang disebut Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis (PIIB). Di sanalah para mahasiswa bisa mendapatkan ilmu langsung dari para mentor di PIIB. Mereka juga bisa berkreasi menjalankan usaha berupa startup.
Hal itu sejalan dengan Program MBKM yang memang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai salah satu metode agar para lulusan dapat menguasai berbagai keilmuan sebelum terjun ke masyarakat. Prof. Sofia menyatakan dalam menjalankan program MBKM, UBakrie selama ini terbilang sudah sangat siap. “Karena magang merupakan bagian dari kurikulum, dan kami juga telah menjalin hubungan erat dengan industri sejak didukung ratusan perusahaan di bawah ekosistem bisnis Bakrie. Jadi, kerja sama dengan industri sudah menjadi hal umum di UBakrie. Para mahasiswa dapat magang dengan mudah, begitu pula para CEO kelompok usaha Bakrie bisa sharing pengalaman dengan mahasiswa, sehingga proses MBKM berjalan lancar tanpa masalah,” tuturnya.
Tak mengherankan bila sebuah survei yang dilakukan lembaga bernama VIN Protocol menunjukkan Universitas Bakrie meraih peringkat pertama sebagai kampus yang memiliki hubungan erat dengan sektor industri, serta mudah menyalurkan kerja bagi lulusannya, dengan presentase responden setuju sebesar 95%. “Kami akan terus berusaha membuka peluang bagi mahasiswa untuk menimba ilmu sehingga mereka dapat terjun langsung ke masyarakat,” lanjut Prof. Sofia.
Baca selengkapnya di e-magz edisi berikut ini mensobsession 233