Eddy Soeryanto Soegoto (Rektor Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM))
Bangun Generasi Enterpreneur Berprestasi
Naskah: Angie Diyya Foto: Fikar Azmy
Hampir 23 tahun sudah Prof. Eddy mengawal UNIKOM mengabdi pada bangsa, mencetak dan menghasilkan SDM unggul sesuai bidang studi pilihan dan membawa harum nama Indonesia di kancah internasional.
Bicara tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) belum lengkap jika tidak membahas tentang universitas pencetak lulusan unggulan di bidang tersebut, yakni Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung. Ditemui di area rektorat, sang rektor, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, MT menyambut tim Men’s Obsession dengan ramah. Dalam perbincangan, Prof Eddy turut menyampaikan sederet kabar pencapaian terbaru yang diraih kampus tersebut.
“Tahun 2022, UNIKOM masuk dalam daftar World Class University. Dari hanya 6 PTN dan 3 PTS, UNIKOM termasuk di dalamnya dan menempati peringkat 808. Ini merupakan prestasi juga kebanggaan bagi kami segenap Sivitas Akademika. Karena untuk bisa masuk ke dalam World Class University ini tentu tidak mudah dan sangat kompetitif, tetapi Alhamdulillah UNIKOM bisa menjadi satu di antaranya,” ucapnya bangga. Kemudian, UNIKOM juga menempati urutan ke-51 universitas di Indonesia terbaik di tingkat dunia tahun 2022 versi SIR universitas dan urutan ke-9 dari 400 lebih Perguruan Tinggi di Jawa Barat. UNIKOM berhasil raih Akreditasi UNGGUL BAN-PT pada 23 Mei 2023. Ke depan diharapkan UNIKOM terus menaikkan peringkat dengan membangun kreasi, inovasi, dan prestasi baru.
Tak hanya itu, Prof. Eddy menjelaskan tahun 2023 ini mahasiswa UNIKOM lolos menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia di kompetisi Microsoft. Dua tim mahasiswa jurusan teknik informatika dan sistem komputer dari UNIKOM melaju sebagai finalis dunia Imagine Cup 2023, sebuah kompetisi tahunan dari Microsoft di dunia teknologi. “Hampir setiap tahun UNIKOM selalu mewakili Indonesia dalam kompetisi bergengsi tingkat dunia. Alhamdulillah selalu membawa hasil,” ungkapnya.
Raihan prestasi membanggakan tersebut tentu tak lepas dari salah satu misi yang dijalankan, yakni memberikan pendidikan tinggi unggulan bagi para mahasiswa yang berbasis pada budaya UNIKOM, yakni PIQIE (Professionalism, Integrity, Quality, IT, Excellence), dengan program-program studi diarahkan berbasis pada software, hardware, entrepreneurship, dan animasi multimedia. Oleh karenanya, Prof. Eddy berharap bekal yang cukup tersebut menghasilkan sumber daya manusia yang baik.
“Tujuannya agar dapat menghasilkan lulusan unggul di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang kompeten dan berjiwa entrepreneur, serta memiliki peran dalam pembangunan bangsa dan negara. Tentu kita ingin menghasilkan lulusan yang bisa berperan sebagai job creator tidak hanya job seeker saja,” paparnya. Sebab tugas dari perguruan tinggi adalah agar para mahasiswa memiliki bekal yang cukup, bisa menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan membawa dampak pada pembangunan perekonomian Indonesia.
Hal ini sesuai dengan Program “Merdeka Belajar” yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan. Prof Eddy menjelaskan, dalam program tersebut selama ini mahasiswa diberi kesempatan magang di industri, sehingga mereka bisa memiliki bekal yang cukup, memperoleh satu wawasan baru tentang bagaimana terjun ke masyarakat dan dunia industri kelak. “Terpenting adalah mereka mendapatkan bekal ilmu magang di perusahaan bersakala regional maupun internasional, dan memahami hal-hal yang tidak diajarkan di kampus,” ujarnya.
Hal ini sejalan dengan perkembangan saat ini untuk menghadapi Era Industri 5.0, individu setidaknya harus memiliki kompetensi-kompetensi dasar penting. Merupakan peran pendidikan tinggi pula untuk mengarahkan mahasiswa agar berkontribusi secara positif, membawa ilmu dan sumbangsih yang bisa diterima, juga membawa dampak yang baik dalam menyambut Indonesia emas 2045.
Prof Eddy juga menyatakan seiring dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju, konsep-konsep digital juga berpengaruh pada sistem pendidikan yang dibangun. Perlahan pola-pola konvensional mulai ditinggalkan, beralih pada proses transfer digital yang mulai diterapkan sejak pandemi Covid-19 lalu dan masih terus digunakan dalam penerapan sistem perkuliahan hingga kini. Kemudian, hal terutama yang sedang dijajaki UNIKOM adalah memperkuat jalinan kerja sama dengan negara lain, termasuk peningkatan akreditasi Internasional seperti dari FIBAA dan CBS. Akreditasi ini bisa membantu UNIKOM sejajar dengan perguruan yang ada di luar negeri. Maka, fasilitas-fasilitas pendukung pun dipenuhi supaya baik dosen maupun para mahasiswa bisa berinteraksi dengan kalangan perguruan tinggi internasional.
Di akhir pertemuan, tak lupa Prof Eddy menyampaikan harapannya. Ia menuturkan, ”Langkah UNIKOM untuk ke depan tentu kami ingin membangun prodi-prodi yang kian unggul, sekaligus membangun akreditasi secara internasional. Sejauh ini sudah banyak prodi kami yang terakreditasi baik dan unggul, berikutnya adalah fokus pada akreditasi institusi. Untuk mencapai itu semua perlu tetap melakukan continuous improvement di berbagai aspek, sehingga diharapkan segala target tersebut bisa dicapai dengan baik.”