Relbi Husada, Sukses Berbisnis di Usia Muda
Naskah: Nur Asiah Foto: Fikar Azmy
Usia muda tidak menjadi penghalang untuk berkarya, seperti yang dibuktikan Relbi Husada. Insting bisnisnya telah tertanam sejak kecil dengan menyaksikan keseharian sang ayah yang juga seorang pengusaha. Bahkan ketika liburan, Relbi kecil selalu mengikuti ke mana pun ayahnya pergi, baik ke kantor, rapat, atau sekadar menemui klien maupun suplier.
Menyusul kedua kakaknya yang lebih dulu terjun ke dunia bisnis, Relbi pun tumbuh dewasa dengan bercita-cita ingin mendirikan bisnisnya sendiri. Berbagai bidang sempat dijajalnya, mulai dari bisnis fashion hingga aplikasi booking online yang didirikan bersama sahabatnya. Pandemi pun membawa berkah tersendiri baginya yang kemudian menjalankan usaha frozen food berlabel Rebina. “Akibat pandemi orang-orang tidak bisa bebas keluar rumah dan mulai berbelanja kebutuhannya secara online, baik untuk keperluan sehari-hari maupun makanan dan minuman. Saya pun mendapat ide untuk memulai usaha frozen food yang bisa jadi bisnis besar pada masa depan,” ungkap perempuan yang hobi traveling ini.
Relbi kemudian menyasar UMKM lokal di sekitar Jawa Barat dan menyodorkan konsep kerja sama yang meliputi 4P, yakni Product, Price, Promotion dan Place. Dari segi produk, harus ada perbedaan dari produk sejenis lainnya yang membuat orang ingin membeli produk tersebut. Harga pun harus bersaing, tetapi jangan sampai merugikan produsen. Dalam hal promosi, sebagai anak muda yang gemar menggunakan media sosial, Relbi pun berusaha memaksimalkan potensi tersebut.
Relbi pun memantapkan diri dengan berjualan secara online melalui e-commerce. Terakhir, untuk menarik para pelaku UMKM yang belum mempunyai tempat, ia menyediakan toko sebagai tempat display produk yang berada di kawasan perbelanjaan Cihampelas, Bandung, Jawa Barat. Untuk sistem kerja sama, Relbi tidak ingin memberatkan pelaku UMKM, tapi lebih menyukai sistem konsinyasi daripada beli putus, sehingga mengurangi risiko terkait dengan persediaan yang mungkin tidak terjual.
Dalam proses kurasi, Relbi mengupayakan agar tidak ada produk yang sama dari pelaku UMKM yang bergabung dengan Rebina. Beragam snack siap makan juga dapat ditemui di toko yang mulai beroperasi secara offline sejak tahun lalu ini. Saat ini sekitar 15 UMKM telah bergabung dengan Rebina. Ke depan ia ingin jumlah tersebut terus bertambah, dan makanan khas Jawa Barat makin dikenal ke mancanegara.
Sebagai pencinta kuliner dan untuk menyalurkan produk-produk frozen food Rebina, Relbi mendirikan Armor Genuine bersama saudara kembarnya, Renaldi. Menawarkan konsep kafe untuk segala usia, kini sebanyak tujuh gerai telah tersebar di pelosok kota Bandung. Armor Genuine Urban Forest adalah kafe terbaru dan terbesar yang menawarkan tempat bersantai dinaungi rerimbun pepohonan meskipun berada di tengah kota. Terletak di Jl. Leuwi Panjang No. 86, kafe berkapasitas 300 orang ini menghadirkan live music setiap harinya, selain menyajikan makanan lezat dan kopi yang nikmat.
Bisnis yang dirintisnya tersebut bukan hanya karena melihat peluang yang menjanjikan semata, melainkan juga didorong kepedulian sosialnya. Jika hendak berbisnis harus juga beneficial untuk orang lain, jangan hanya menguntungkan diri sendiri saja. Begitulah pesan orang tua yang terpatri di benak Relbi dan diyakininya hingga saat ini. Selain dari orang tua, Relbi juga mendapat banyak saran dalam berbisnis dari kedua kakaknya yang terpaut usia cukup jauh dengannya, yakni 10 dan 11 tahun. Karena mereka sudah melalui fase yang akan dilewatinya, mereka selalu memberi masukan. “Salah satu advice yang selalu teringat dalam pikiran saya adalah untuk selalu jujur. Dalam bisnis, tidak semuanya tertulis, kebanyakan hanya lisan. Maka dari itu, kita harus selalu berkomitmen atas perkataan kita,” tutur Relbi mengenang petuah kakak-kakak perempuannya.
There Will be a Rainbow After the Rain
Sama halnya dengan bisnis lain, Relbi juga menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan usahanya. Apalagi usahanya bergerak di bidang kuliner, ketersediaan produk, kualitas rasa, dan masa kedaluwarsa merupakan hal yang jamak dialami. Tidak selamanya semua berjalan lancar sesuai ekspektasi, kerikil-kerikil pasti ada. Namun ia percaya idiom ‘There Will be a Rainbow After the Rain’, badai pasti akan berlalu. Hal terpenting yang dilakukan adalah berusaha mencari solusi, tidak kenal Lelah untuk terus mencoba memecahkan tersebut, bukannya duduk diam berpangku tangan.
Adapun yang memotivasinya untuk terus bangkit setelah terjatuh adalah pemikiran bahwa bisnisnya akan berdampak banyak bagi orang sekitar. Jika bisnisnya maju, tentu masyarakat juga akan terbantu. Efek domino inilah yang terus membuatnya mampu bertahan menjalankan bisnisnya hingga beromset ratusan juta per bulan. “Saya menetapkan goal dan rencana-rencana agar bisnis terus berkembang pesat dan merangkul lebih banyak pelaku UMKM di Jawa Barat. Perencanaan yang tertata sering kali luput dilakukan para pebisnis muda dalam menjalankan usahanya. Rencana jangka pendek maupun menengah perlu ditetapkan, sehingga bisnis memiliki arah yang jelas dan tumbuh makin besar,” kata perempuan yang senang berkegiatan sosial ini.
Berlatar administrasi bisnis, Relbi dipercaya pula sebagai pemegang saham terbesar dari BPR Karya Guna Mandiri yang berpusat di Kota Bandung. Dia bahkan menyempatkan diri untuk mengambil sertifikasi guna memahami lebih dalam bagaimana sebuah bank perkreditan rakyat beroperasi. Lagi-lagi kesediaannya untuk mengemban tanggung jawab tersebut tak lain didasari keinginan untuk membantu pelaku UMKM, terutama mereka yang terdampak akibat pandemi.