RS Premier Jatinegara Gelar Seminar dan Bazar Kesehatan.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan Kesehatan Ibu dan Anak, RS Premier Jatinegara (RSPJ) kembali membuat event seminar dan bazar Kesehatan Ibu dan Anak. Acara digelar pada Sabtu, 29 Juli 2023 lalu di Hotel Manhattan Jakarta. Dihadiri oleh para Ibu hamil, bidan baik bidan puskesmas maupun bidan mandiri, rekanan RSPJ serta masyarakat umum.
Diadakannya kegiatan tersebut atas dasar keprihatinan karena beban kematian ibu dan anak yang masih tinggi. Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Wakil Menteri Kesehatan RI, dr. Dante Saksono Harbuwono menyatakan, “kehamilan, persalinan, nifas, dan masa kanak-kanak adalah masa kritis. Secara global, kematian ibu dan anak telah turun secara signifikan, tetapi bebannya masih tinggi.”
Selama masa kehamilan dan persalinan memang menjadi masa penting dalam kehidupan seorang Ibu dengan tingkat kematian yang masih cukup tinggi. Hampir 300 ribu perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan pada tahun 2017. Demikian pula, sekitar 5 juta anak balita meninggal setiap tahun. Penyediaan pemeriksaan antenatal berkualitas tinggi dan teratur selama kehamilan kemungkinan akan menentukan status kesehatan ibu hamil dan anak-anak. Dengan demikian pemerintah RI berkomitmen untuk memprioritaskan ketersediaan layanan esensial bagi ibu dan anak.
RSPJ juga menyadari pentingnya untuk selalu meningkatkan kesadaran kesehatan ibu dan anak, dan menghimbau agar masyarakat semakin waspada dan memiliki pengetahuan yang tepat mengenai bagaimana memberikan penanganan pertama jika untuk mempersiapkan kehamilan, ketika hamil, dan bahkan paska kehamilan serta kesehatan anak. Untuk itulah RSPJ menggelar kegiatan yang bertujuan memberikan pengetahuan tentang apa yang diperlukan pasangan, serta meningkatkan kesadaran kesehatan Ibu dan Anak.
“Pada acara ini kami bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang apa yang diperlukan pasangan untuk mempersiapkan kesehatan kehamilan, mulai dari perencanaan, selama masa kehamilan, paska kehamilan, bahkan hingga bagaimana mejaga kesehatan anak dengan baik dan tepat. Karena apabila kita memiliki pengetahuan preventif yang sedemikian rupa maka kami harapkan hasil nya akan semakin optimal,” ungkap CEO RSPJ, dr. Susan Ananda MARS, seraya menambahkan bahwa pusat layanan Ibu dan Anak di RSPJ tidak hanya seputar persalinan dan poliklinik anak saja, tetapi juga memiliki layanan fertilitas.
Sementara menurut dr. Agus Supriadi, Sp OG-KFER, umur nikah pertama dapat menjadi indikator dimulainya seorang perempuan berpeluang untuk hamil dan melahirkan. Perempuan yang kawin usia muda mempunyai rentang waktu untuk hamil dan melahirkan lebih panjang dibandingkan dengan mereka yang kawin pada umur lebih tua dan mempunyai lebih banyak anak. Berdasarkan SDKI (2007) rata-rata usia kawin pertama adalah 18,1, sedangkan idealnya adalah 21 th bagi wanita dan 25 th bagi pria (demografi 94). Dalam UU RI tahun 2006 dinyatakan bahwa usia perkawinan untuk perempuan 16 tahun dan pria 19 tahun).
“Pertambahan penduduk dapat dipengaruhi juga karena faktor kelahiran yang tidak direncanakan akibat tidak turut serta ber KB atau yang disebut dengan unmet need. Pengertian dari unmet need yaitu persentase wanita menikah yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi. Maka dari itu, mari kita dengarkan pelayanan tentang fertilitas ini dengan berkonsultasi dengan dokter yang tepat,” jelas dr Agus Supriadi Sp OG-KFER. (Ita)