Chef Degan Septoadji: Alasan Terjun ke Dunia Kuliner dan Industri Digital
Bagi Anda penggemar Masterchef Indonesia season awal, tentu tak asing dengan sosok Degan Septoadji atau yang akrab disapa Chef Degan. Ia menjadi salah satu juri dalam kompetisi memasak tersebut.
Kiprahnya pun tak perlu diragukan lagi. Baru-baru ini, dalam momen KTT ASEAN 2023 yang berlangsung di Jakarta, Chef Degan ditunjuk menjadi juru masak utama bersama dengan Chef Arnold.
Hadir dalam talkshow IdeaFest 2023 bertajuk ‘Storytelling Through Food: How Food Connects People’ yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Jumat, 29/9/2023, ia pun buka-bukaan soal alasannya memilih dunia kuliner sebagai karier hingga kiprahnya di dunia Youtube.
Bukan karena suka masak dan suka makan, Chef Degan justru mengaku mengambil jurusan kuliner karena ingin sesuatu yang gampang. Ia menilai masak adalah sesuatu yang mudah. “Awalnya tidak ada cinta sama sekali. Kebanyakan chef masuk ke dunia kuliner bukan karena cinta masak dan cinta makan. Kebanyakan justru cari gampang. Istilahnya tidak mau belajar. Masak kan ngaduk-ngaduk saja,” ujarnya.
Tidak hanya itu, ia juga meyakini bahwa kuliner adalah ia ingin belajar satu profesi yang bisa bekerja dengan berkeliling dunia. Sampai satu waktu, ia menonton series soal kapal pesiar. “Chefnya bisa masak di kapal ini, pantai ini. Kok keren masak bisa sambil jalan-jalan,” tambahnya.
Seiring berjalannya waktu, ia akhirnya menyadari bahwa dunia kuliner sangat rumit. Founder Nasi Bagoes Catering ini justru merasa tertantang dengan dunia kuliner hingga memilih magang di sebuah restoran.
Pertama kali bertemu dengan chef yang bertugas dan mengutarakan niat keinginannya untuk magang, ia justru dilarang chef tersebut. “Saya tanya chefnya dan chefnya bilang jangan. Saya kaget. Kenapa? Ternyata alasannya karena di bidang kuliner ini berat, kerja long hours, tidak pernah bertemu keluarga dan kerabat. Karena di saat mereka bekerja, kita libur, di saat mereka libur, kita bekerja memasak untuk mereka, overtime hal yang biasa, dunianya keras,” ungkap Chef Degan.
Dipaparkan soal realita yang terjadi, ia justru merasa tertantang. Tak ayal, sang chef tempat ia magang memperlihatkan realita di dapur restoran. “Pertama magang 16 jam dan harus kupas kentang 30 kg. Memang dunia kuliner itu berat,” kenangnya.
Selesai magang, ternyata ia mendapatkan penawaran dari dua restoran yang berbeda. Pertama, restoran tempat ia magang dengan pola kerja yang berat. Kedua, restoran tempat ia makan siang dan langsung ditawari pekerjaan oleh chef di sana. Diskusi dengan sang ibu, ia justru mendapat nasihat untuk memilih kerja di tempat yang berat. “Saya masuk neraka tiga tahun,” ungkapnya yang langsung disambut tawa penonton.
Menyadari bahwa industri digital kini berkembang sangat pesat, Chef Degan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Ia kini hadir dengan akun youtubenya yang bernama ‘Behind the Chef by Chef Degan’ yang sudah memiliki 33 ribu lebih subscribers.
Terjun ke dunia youtube, dalam kesempatan tersebut, Chef Degan pun membeberkan alasannya. “Di industri itu beda dengan kita masak di rumah. Tapi saya ingin share apa yang saya tahu pada siapa yang ingin tahu. Jadi mulainya sebenarnya di situ. Awalnya ngobrol sama teman, waktu dulu saya di acara kompetisi di TV, banyak juga anak-anak yang tanya, chef bagi (tips dan resep) dong ini menarik banget,” katanya.
Permintaan ini pun diwujudkannya dalam bentuk story dan video yang ternyata sangat berguna bagi banyak orang. “Misalnya sesimpel motong bawang, ternyata kalau kita sebagai chef, ada cara untuk memotong bawang, orang akan tertarik melihatnya ‘oh keren banget’ padahal kata saya, ‘we do this everyday, nothing special’ tapi ternyata hal seperti itu bisa menarik untuk banyak viewersnya,” tutupnya. (Agnes)