Darmawan Prasodjo (Direktur Utama PLN), Membangun Fondasi, Melakukan Transformasi, Melahirkan Prestasi
Naskah: Arfiah Ramadhanti Foto: Dok. Pribadi
Peraih beasiswa dari program Habibie dan lulus sebagai sarjana jurusan software engineering dan operation research di Texas University, Amerika dan mengambil doktoral di negeri ‘Paman Sam’ ini bertekad untuk ikut berkontribusi memajukan Indonesia sesuai pesan ayahandanya sebelum wafat yang memintanya untuk berkiprah di dalam negeri setelah menuntut ilmu di negeri orang. “Dengan pesan wasiat itulah, saya menjalankan amanah. Sehingga setelah saya rasa cukup di Amerika, saya memutuskan sudah waktunya untuk kembali ke Indonesia,” kata Darmawan.
Perjalanan kariernya menuju Direktur Utama PLN dimulai tahun 2015, Darmawan diberikan amanat untuk menjabat sebagai Deputi I Bidang Pengendalian, Pembangunan, Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Kantor Staf Presiden. Ketika menjadi Deputi, ia menyadari bahwa Indonesia perlu melakukan transisi energi.
Ia memang bisa dibilang bukan orang baru di PLN. Sejak 2018 ia telah menjabat sebagai komisaris, Wakil Direktur Utama, kemudian diangkat sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) pada 6 Desember 2021. Saat resmi memimpin PLN, hal pertama yang dilakukan Darmawan untuk mentransformasi perusahaan adalah membuat pijakan atau fondasi, agar kondisi PLN sehat. Caranya dengan membenahi pelayanan pada para pelanggan. “Perlu ada pembenahan, dan bukan superficial sehingga the very foundation of how PLN is going to approach things,” ucap Darmawan.
Pembenahan yang dilakukan antara lain digitalisasi proses bisnis secara end to end. Mengubah proses bisnis yang tadinya statis dan backward looking menjadi dinamis dan forward looking. PLN melakukan digitalisasi pembangkit, transmisi, distribusi, pelayanan pelanggan, perencanaan, hingga pengelolaan keuangan, yang membuat perusahaan semakin efisien dan kokoh.
“Kami berhasil membangun sistem operasi kelistrikan paling aman dan andal, serta memastikan financial sustainability yang jauh lebih sehat. Transformasi ini juga mengubah layanan PLN menjadi sangat responsif, memuaskan, dan berkeadilan. Salah satu hasilnya adalah lahirnya aplikasi New PLN Mobile yang mampu memberikan kepuasan dan pengalaman positif untuk pelanggan,” ungkap Darmawan. Aplikasi tersebut sudah diunduh oleh hampir 45 juta pengguna dengan rating kepuasan pengguna mencapai 4,9 dari skala 5.
Setahun setelah dilantik, ia mampu meningkatkan laba PLN dari Rp13 triliun pada 2021 menjadi Rp14 Triliun pada tahun 2022. Di saat banyak perusahaan bertumbangan karena pandemi Covid-19, PLN justru berhasil meraih kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah.
Darmawan juga banyak melakukan langkah proses bisnis efisien. Hal tersebut karena PLN mengurusi 2.300 gardu induk dan setengah juta gardu distribusi di seluruh indonesia. “PLN bukan hanya survive ketika pandemi, tetapi menjadi jauh lebih sehat, kokoh, dan trengginas. Sistem operasi kami lebih andal, paling kokoh sepanjang sejarah kelistrikan PLN, dengan cost yang berhasil ditekan dengan efisien,” ia membanggakan. Atas kinerja sepanjang tahun 2022 itu pun PLN mendapat pengakuan dari para stakeholder berupa lebih dari 300 penghargaan.
Ia mengubah paradigma organisasi melalui restrukturisasi organisasi melalui holding subholding. PLN melakukan penataan seluruh proses bisnis menjadi streamline, mengubah kultur organisasi dari bureaucratic like menjadi business like. Aset PLN yang sebelumnya terfragmentasi, menjadi terintegrasi. Pemanfaatan infrastruktur yang sebelumnya hanya untuk layanan kelistrikan, dikembangkan menjadi layanan bisnis beyond kWh (di luar kelistrikan) berbasis masa depan, sehingga tercipta value creation bagi perusahaan.
Menurutnya, PLN tidak bisa melakukan transisi energi ini sendirian. Satu-satunya cara ialah melakukan kolaborasi, mulai dari teknologi hingga pembiayaan. Di bawah kepemimpinan Darmawan, PLN berhasil menggalang kolaborasi komunitas global mulai dari perusahaan, perbankan hingga lembaga internasional seperti International Energy Agency (IEA), Just Energy Transition Partnership (JETP), Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastucture Investment Bank (AIIB), dan lainnya.
Dengan leadership yang kuat dari Darmawan, transisi energi yang dilakukan PLN akan membuka peluang untuk membangun kapasitas nasional, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, mengentaskan kemiskinan dan pada saat yang sama juga menjaga kelestarian lingkungan. Sejalan dengan komitmen Indonesia melakukan dekarbonisasi nasional. Dalam transisi energi, PLN di bawah kepemimpinannya berhasil menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang berkelanjutan, dengan target Net Zero Emissions pada tahun 2060.
”Kami targetkan penurunan emisi. Kami petakan seluruh potensi energi baru dan terbarukan (EBT). Kami bangun strategi yang menjadi titik temu antara operasional kelistrikan yang kokoh, penurunan emisi, dan keberlanjutan keuangan. Kami sudah membangun RUPTL paling hijau dalam sejarah Indonesia,” sebut Darmawan.
Dengan tegas, Darmawan menekankan bahwa transisi energi ini tidak hanya dilakukan karena kewajiban perjanjian internasional, melainkan juga sebagai upaya untuk memastikan bahwa generasi mendatang akan menikmati kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan generasi saat ini. “Bukan hanya karena perjanjian internasional. But we are doing this because we do really care, memastikan generasi masa depan jauh lebih baik. Menyediakan listrik berkeadilan dengan prinsip energy security, affordability dan environment sustainability. Dulu peran PLN hanya sebatas menyediakan listrik, namun kini PLN memiliki tanggung jawab lebih luas, yaitu menjaga kestabilan bumi dan melestarikan lingkungan,” pungkas Darmawan yakin.