Inovasi untuk Dampak Sosial, CCE 3.0 Bawa Inspirasi Perubahan di Indonesia
GoTo Impact Foundation (GIF), organisasi yang didirikan oleh Grup GoTo, baru saja mengumumkan peluncuran program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0 dengan tema #LokalBerdaya. Program ini, yang memasuki tahun ketiga, bertujuan untuk mengangkat dan mendukung inovasi lokal di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Belitung, Lombok Tengah, Magelang, dan Malang.
Monica Oudang, Chairperson GoTo Impact Foundation, menyampaikan, "GIF menginisiasi CCE sebagai katalis untuk mengakselerasi dampak yang berkelanjutan dalam skala yang lebih besar di Indonesia. Melalui CCE, kami terus menyempurnakan pendekatan innovation ecosystem, sebuah upaya yang menjunjung gotong royong guna mendorong lahirnya inovasi."
CCE telah menghasilkan 18 inovasi selama tiga tahun terakhir di beberapa kota di Indonesia. Monica menegaskan bahwa kesuksesan bukan hanya diukur dari banyaknya inovasi yang dihasilkan, melainkan dari kemampuan masyarakat lokal untuk berdaya dan mampu melakukan perubahan.
“Kita mungkin bagian dari masalah, tapi kita juga bisa jadi bagian dari solusi. Mari bersama-sama bergerak, berdampak, dan tumbuh bersama," ajak Monica.
CCE tahun ini berkolaborasi dengan Bappenas RI dan Kemenparekraf RI yang telah terlibat sejak gelombang pertama dan kedua, memfokuskan pemilihan empat lokasi berdasarkan prioritas pemerintah dan urgensi permasalahan. Di antaranya adalah Belitung di Bangka Belitung yang berfokus pada transisi sumber mata pencaharian menjadi lebih berkelanjutan, Lombok Tengah di Nusa Tenggara Barat untuk peningkatan kualitas SDM dan kelestarian lingkungan, Magelang di Jawa Tengah untuk pemerataan ekonomi guna mengentaskan kemiskinan, dan Malang di Jawa Timur yang menekankan optimalisasi rantai pasok antar sektor untuk pertumbuhan ekonomi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, menyoroti pentingnya peran masyarakat setempat dalam pengelolaan kawasan wisata. Ia berharap solusi yang dihasilkan oleh para changemakers dapat membangun kemandirian masyarakat.
Kolaborasi antar berbagai pihak menjadi kunci utama dalam mengatasi tantangan multidimensional. Gita Syahrani dari Koalisi Ekonomi Membumi menekankan pentingnya mendengarkan dan berempati pada kegelisahan serta mimpi para aktor kunci. Dengan demikian, solusi yang dihasilkan dapat memetakan masalah, peluang, dan tujuan bersama dengan tepat.
Perwakilan Konsorsium Bali Sukla, Ranitya Nurlita, membawa inspirasi dari pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah sampah di Besakih. Dia menyoroti pentingnya integrasi data terkini, pendekatan melalui edukasi, dan penggunaan teknologi yang disesuaikan dengan budaya lokal dalam mencapai solusi yang berkelanjutan.
Melalui panggilan untuk bersama-sama tumbuh dan berdampak, Monica menekankan bahwa kesuksesan bukan hanya diukur dari jumlah inovasi yang dihasilkan, melainkan dari kemampuan masyarakat lokal untuk berdaya dan mampu melakukan perubahan.
Pungkas Bahjuri Ali, dari Kementerian PPN/Bappenas RI, menyoroti pentingnya peran changemakers dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030. Dia menyampaikan harapannya bahwa inovasi langsung di lapangan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap capaian tujuan tersebut.
Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan keberdayaan masyarakat lokal, CCE 3.0 siap menjelajahi perjalanan yang penuh tantangan namun penuh dengan peluang. Sebuah langkah maju dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan bermakna bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.