GALERI INDONESIA KAYA LESTARIKAN JAIPONG LEWAT PERTUNJUKAN NYIMAS KAWUNG ANTEN
Mengusung tema Tari sejak pertengahan Februari hingga akhir Maret 2024, baru-baru ini, Galeri Indonesia Kaya menyuguhkan pertunjukan drama tari bertajuk Nyimas Kawung Anten. Selain menampilkan Tari Jaipong sebagai ciri khas Jawa Barat, pertunjukkan ini juga dimeriahkan oleh Padepokan Jugala Raya, Denada, hingga Dewi Gita.
Selama kurang lebih 60 menit, penikmat seni dihibur dengan drama tari yang dikemas dengan gaya Jaipongan tentang kisah Nyimas Kawung Anten. Nyimas Kawung Anten adalah penggambaran sosok seorang wanita yang dengan keteguhan dan kesetiaan yang tangguh dalam menghadapi dan menyikapi segala macam dinamika hidup dan kehidupan.
Hal ini bisa terjadi karena diwujudkan dengan penuh perjuangan secara nyata pada kehidupannya dengan penuh keyakinan dan kecintaannya terhadap apapun yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
Denada mengungkapkan, penampilan mereka merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk melestarikan Tari Jaipong ke hadapan para penikmat seni yang hadir di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.
“Saya dan Dewi Gita juga memperoleh banyak ilmu baru dari Padepokan Jugala Raya, tentang ragam koreografi Tari Jaipong. Penampilan ini juga spesial karena jika biasanya saya membawakan tarian yang lebih kontemporer, kali ini saya lebih mengangkat nilai tradisi,” tambahnya.
Senada dengan Denada, Dewi Gita mengungkapkan, Tari Jaipongan merupakan salah satu tari yang sudah saya pelajari sejak kecil. Setelah sebelumnya di bulan Desember, ia diberi kesempatan oleh Indonesia Kaya untuk menarikan Jaipong ke hadapan para penikmat seni di Sukabumi.
“Senang rasanya bisa melestarikan Tari Jaipong dengan ikut menarikannya ke hadapan para penikmat seni yang memenuhi Galeri Indonesia Kaya,” imbuhnya.
Padepokan Jugala Raya didirikan pada 1976 oleh Maestro Tari Jaipong mendiang Gugum Gumbira dan sang istri mendiang Euis Komariah, penyanyi Cianjuran. Sepeninggalan keduanya, putrinya Mira Tejaningrum Gumbira meneruskan upaya pelestarian Tari Jaipong.
“Padepokan Jugala Raya telah malang melintang di dunia seni pertunjukan selama 48 tahun. Kelompok yang senantiasa melestarikan keindahan dari Jaipongan ini, berkolaborasi dengan Denada dan juga Dewi Gita. Ketiganya berhasil memukau para penikmat seni yang hadir serta menambah wawasan para penikmat seni tentang kebudayaan Jawa Barat. Semoga pementasan ini dapat menjadi sajian yang bermanfaat, menginspirasi, dan juga menghibur bagi para penikmat seni,” pungkas Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.
Dok. Galeri Indonesia Kaya