Sofia W. Alisjahbana (Rektor Universitas Bakrie), Inovasi, Menjadi Kata Kunci

Oleh: Syulianita (Editor) - 14 June 2024

Naskah: Angie Diyya Foto: Edwin B./Istimewa

Sejak tahun 2010, Universitas Bakrie telah menjadikan inovasi sebagai kata kunci untuk melahirkan mahasiswa unggulan yang mampu beradaptasi dengan zaman. Hal itu selaras dengan pemahaman Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., selaku sang rektor.

Menurutnya, selain kiat dalam melahirkan mahasiswa yang mumpuni, inovasi juga sangat penting dalam pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia. “Itulah yang kini terus dikembangkan di Universitas Bakrie,” ujarnya saat diwawancarai di ruang kerjanya.

Dikatakan Prof. Sofia, pendidikan tinggi harus terus berkembang dan salah satu cara untuk mencapainya adalah melalui inovasi. “Inovasi ini harus digali dan dikembangkan. Universitas Bakrie, yang dikenal dengan tagline “Experience the real things”, berkomitmen mengimplementasikan pembelajaran berbasis pengalaman nyata,” katanya.

Mahasiswa, ujarnya, tidak hanya belajar teori tetapi juga terjun langsung ke lapangan, berkolaborasi dengan industri, dan institusi pendidikan luar negeri.

Itulah mengapa pendekatan pembelajaran di Universitas Bakrie sangat berfokus pada project-based learning dan student-centered learning. “Karena mahasiswa didorong untuk mengerjakan proyek-proyek nyata dengan dosen yang bertindak sebagai pembimbing. Metode ini memastikan mahasiswa tidak hanya belajar teori, tapi juga mendapatkan pengalaman praktikal di lapangan,” ia menambahkan.

Untuk mengimbanginya, para dosen di Universitas Bakrie dipilih berdasarkan kualitas dan keahlian mereka, serta didukung fasilitas memadai. Fasilitas tersebut mencakup berbagai laboratorium yang menyediakan tempat untuk mahasiswa melakukan eksperimen dan riset tentang isu-isu terkini.

Universitas ini menjadikan kerja sama internasional sebagai pilar penting dalam strategi pengembangan Universitas Bakrie. Hal itu bukan “lips service” semata. Buktinya adalah kolaborasi Universitas Bakrie dengan Central Queensland University untuk program MBA.

“Mahasiswa yang ingin mendapatkan gelar MBA dari Central Queensland University dapat mengambil program MM di Universitas Bakrie terlebih dahulu. Selain itu, ada juga kerja sama dengan Nihon University di Jepang melalui program Sakura Science. Dalam program ini, mahasiswa teknik Universitas Bakrie mendapatkan kesempatan belajar tentang teknologi terbaru di Jepang selama satu minggu. Pengalaman ini sangat berharga, terutama mengingat Indonesia berada di jalur kegempaan,” paparnya.

Universitas Bakrie juga  menyediakan berbagai laboratorium canggih untuk mendukung pembelajaran dan riset. Di Fakultas Teknik, misalnya, terdapat program matematika dari Wolfram Research yang digunakan untuk memecahkan masalah matematika spesifik, serta fasilitas riset tentang blast loading dan dinamika struktur. Sementara Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial memiliki berbagai laboratorium. mulai dari studio tv, podcast, dan radio Innovation & Transformation Lab untuk prodi Manajemen, Mini Office Accounting Lab (MOAL) untuk prodi akuntansi.

Sementara Pusat Inovasi & Inkubator Bisnis (PIIB), yakni unit khusus untuk pelatihan dan mentorship terkait kewirausahaan di Universitas Bakrie. “Pusat ini membantu dosen dan mahasiswa mengembangkan ide hingga mendapatkan paten dan hak cipta," jelasnya.

Kampus tidak hanya mendukung mahasiswa dalam proses belajar, tetapi juga mendorong partisipasi dalam berbagai kompetisi, baik di dalam negeri maupun internasional. "Kami selalu mendorong dan mendanai mahasiswa untuk berkompetisi. Salah satu prestasi terbaru adalah keberhasilan mahasiswa teknik sipil dalam kompetisi di Dubai terkait pengukuran tingkat polusi. Kompetisi ini menunjukkan bahwa mahasiswa Universitas Bakrie mampu bersaing dan berinovasi di tingkat internasional,” jabarnya.

Sofia juga mengakui bahwa Universitas Bakrie aktif mendapatkan hibah riset, seperti hibah Kedaireka, yang difokuskan pada implementasi hasil riset di masyarakat. Salah satu proyek unggulannya adalah mengubah sampah menjadi makanan ternak melalui black soldier flies. Proyek yang diimplementasikan di Nusa Tenggara Barat ini merupakan contoh konkret sebuah riset dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Kolaborasi dengan Pertamina, diakuinya juga telah menghasilkan proyek geowisata di Ulu Belu, Lampung. Hasil riset tersebut diterapkan langsung di masyarakat.

Di sisi lain, Universitas Bakrie juga menunjukkan komitmen kuat terhadap Sustainable Development Goals (SDGs). “Setiap tahun, kami berusaha meningkatkan peringkatnya di Times Higher Education. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah Indonesian Youth SDGs Summit, yang melibatkan berbagai LSM dan institusi untuk meningkatkan kesadaran pemuda terhadap SDGs. Merrka berkomitmen untuk terus berfokus pada SDGs, seraya berharap universitasnya tetap menduduki peringkat teratas sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di Jakarta,” tegasnya.

Langkah strategis yang juga dilakukan perguruan tinggi ini antara lain dalam upaya pengurangan emisi karbon dan penelitian untuk mendukung zero emission. Di bidang lain, Youth SDGs Forum telah dilaksanakan UBakrie atas inisiatif dari program studi ilmu politik, melibatkan banyak peserta dan merangkul berbagai LSM serta institusi untuk berpartisipasi. 

Universitas Bakrie juga menunjukkan komitmen terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan ini dengan meraih peringkat pertama sebagai Kampus Swasta Terbaik Jakarta versi Times Higher Education selama tiga tahun berturut-turut (2021-2023). “Mudah-mudahan tahun 2024 kami juga masih tetap menjadi ranking pertama," harapnya.

Keberhasilan ini merupakan bukti nyata dari fokus Universitas Bakrie pada inovasi dan pengembangan berkelanjutan. Peringkat ini tidak hanya menunjukkan kualitas pendidikan tetapi juga komitmen universitas dalam mendukung SDGs,” ujarnya.

Prof. Sofia pun menegaskan bahwa pencapaian ini akan terus ditingkatkan, dengan harapan dapat mempertahankan posisi teratas dan terus memberikan kontribusi positif terhadap pendidikan tinggi di Indonesia.