Ojat Darojat (Rektor Universitas Terbuka), Universitas Terbuka Tawarkan Pendidikan Berkualitas Dunia Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Oleh: Syulianita (Editor) - 14 June 2024

Naskah: Gia Putri Foto: Fikar Azmy

Universitas Terbuka (UT) telah bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Namun, tak serta-merta membuat perguruan tinggi tersebut meningkatkan biaya pendidikan. Bahkan, Rektor UT Prof. Ojat Darojat, M.Bus.; Ph.D menegaskan pihaknya tidak melunturkan fitrah UT sebagai Perguruan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh (PTTJJ) yang menyediakan akses pendidikan berkualitas dunia bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sejak Oktober 2022, status UT berubah menjadi PTNBH. Artinya UT memiliki otonomi yang lebih luas, baik dalam pengelolaan bidang akademis maupun non akademis termasuk dalam hal keuangan.

“UT memiliki semangat mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga kami tetap berupaya agar masyarakat Indonesia di mana pun memiliki kesempatan untuk masuk ke perguruan tinggi. Kami selalu berorientasi pada mandat itu. Kami tidak boleh mengimplementasikan biaya uang kuliah Tunggal (UKT) yang mahal bagi mahasiswa,” ungkap Prof. Ojat kepada Men’s Obsession.

Bisa dilihat dari implementasi SPP yang saat ini berlakukan, untuk sarjana/ diploma paling mahal sekitar Rp3 jutaan. Biaya per sks-nya pun murah hanya Rp35 ribuan. “Jauh dari UKT PTN lain,” tambah sosok bersahaja tersebut.

Baru-baru ini, jagat maya sempat dihebohkan dengan UKT mahal di sejumlah PTN di Indonesia. Tak tanggungtanggung, biaya kuliah yang mesti digelontorkan per semester mengalami kenaikan sebesar 300%-500%. Prof. Ojat menggaris bawahi, tidak ada sedikit pun terbesit di pikiran top management UT untuk meningkatkan besaran UKT di UT. 

Ia mengungkapkan, struktur skema pendanaan UT saat ini 90% dari dana mahasiswa. Namun, jumlah mahasiswa yang sangat masif dapat menekan fixed cost dan variabel cost yang lebih murah. Dengan cara demikian maka UT dapat menetapkan harga jual yang lebih terjangkau oleh Masyarakat.

“Saat ini kami tengah melayani 551.000 mahasiswa aktif dan ditargetkan pada akhir 2024 jumlahnya menjadi 750.000. Pada 2025 kami targetkan mencapai 1 juta mahasiswa. Ketika jumlah mahasiswa UT bisa mencapai 1 juta, fixed cost bisa lebih ditekan lagi mendekati ke nol. Artinya biaya SPP-nya bisa lebih murah karena faktor pembaginya lebih banyak,” tegas Prof. Ojat.

Meski menawarkan biaya kuliah yang murah, UT memastikan para mahasiswa menerima layanan pendidikan tinggi yang berkualitas. “Prindip kami UKT be cheaper, tapi kualitas layanan pendidikan be better dan be faster,” imbuh pria yang hobi bermain tenis dan golf ini.

Sejak didirikan pada tahun 1984, UT secara konsisten menjadi pionir dalam pendidikan jarak jauh. Dengan menyelenggarakan pembelajaran online melalui teknologi internet, UT menawarkan berbagai program studi terakreditasi sehingga diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap bersaing di pasar global.

Keunggulan UT juga terletak pada metode pembelajarannya yang inovatif berbasis pedagogis. UT menggunakan platform digital yang memungkinkan mahasiswa belajar kapan saja dan di mana saja. Selain itu, UT menjalin kerja sama dengan berbagai universitas ternama di dunia untuk memastikan kurikulum yang ditawarkan selalu up-to-date dan relevan dengan kebutuhan industri.

Melalui pendekatan ini, UT berhasil menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan berstandar internasional, menjadikan impian mendapatkan pendidikan tinggi berkualitas kini lebih mudah dijangkau oleh semua kalangan. UT juga telah mendapatkan rekognisi dari skala nasional maupun internasional. Sebagai bukti UT telah melakukan implementasi sistem jaminan kualitas secara konsisten dan berkelanjutan, UT telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 sejak 2006. 

Dengan diperolehnya Sertifikat ISO 9001 di berbagai proses bisnis dan unit kerja, UT kemudian menerapkan SMM ISO 9001 dalam 2 bidang utama, yaitu Bidang Manajemen Akademik (MA) dan Bidang Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh (MPJJ).

SMM dalam bidang MA diimplementasikan untuk sistem manajerial pengembangan produk akademik di fakultas dan unit-unit pendukung. Selain itu, UT juga memperoleh rekognisi internasional untuk kualitas proses pembelajarannya dari International Council for Open and Distance Education (ICDE) sejak tahun 2005.

ICDE melakukan reviu kualitas terhadap institusi penyelenggara pendidikan terbuka dan jarak jauh (PTJJ) dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, yaitu dengan memastikan standar kualitas dan penyediaan layanan terhadap mahasiswa PTJJ terus dijaga dan ditingkatkan.

Pengakuan ICDE tersebut dengan perolehan Quality Review Certificate untuk ke-5 kalinya pada tahun 2023. Diperolehnya sertifikat kualitas dari ICDE ini menunjukkan pengakuan bahwa UT telah menyelenggarakan PTJJ sesuai dengan standar kualitas penyelenggaraan PTJJ di dunia internasional. 

Terlebih lagi, yang teranyar pada 2024 ini UT kembali mendapatkan rekognisi Internasional, yaitu dari the Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA). “Prodi yang mendapatkan akreditasi internasional tersebut adalah Prodi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Prodi Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Prodi Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), dan Prodi Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP),” papar Prof. Ojat.

Dengan keunggulan yang ditawarkan oleh UT tersebut, tentu harapannya akan semakin terbuka peluang dan kesempatan bagi masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan kualitas yang terjamin dan tentunya biaya pendidikan yang murah.

“Hal tersebut sejalan dengan mandat pemerintah yang diberikan kepada UT yang terus secara konsisten dijunjung dan diimplementasikan secara nyata,” pungkas pria yang dipercaya menjadi President Asian Association of Open Universities (AAOU), asosiasi perguruan tinggi jarak jauh se-Asia selama dua periode tersebut.