I Nyoman Sudharma (Direktur Utama Bank BPD Bali), Konsisten Dengan Kinerja Positif
Naskah: Erwin C. Sihombing Foto: dok. Bank BPD Bali
Menjabat Direktur Utama Bank BPD Bali sejak 2019, I Nyoman Sudharma telah menorehkan selaksa prestasi. ‘Tangan dingin’ nya mampu menjaga performa bank yang didirikan pada 5 Juni 1962 ini sekaligus mampu memulihkan perekonomian Bali pasca-pandemi Covid-19.
Komitmen pria kelahiran Unggasan, Badung, 9 Agustus 1972 untuk berinovasi dan melakukan perbaikan-perbaikan meningkatkan perekonomian daerah sudah tidak diragukan lagi. Kerja kerasnya itu juga yang membuat Bank BPD Bali pada semester pertama 2024 mampu meraih laba bersih Rp545,84 miliar. Jauh lebih besar dibanding laba tahun 2023 sebesar Rp442,36 miliar. Artinya, paruh pertama 2024 laba bersih Bank BPD Bali naik hingga 23,39 persen.
Kinerja positif ini ditopang dari penyaluran kredit. Juni 2024 misalnya, Bank BPD Bali telah menyalurkan kredit mencapai Rp22 triliun atau naik 7,27 persen dibanding 2023. Dana pihak ketiga (DPK) Bank BPD Bali juga naik 15,05 persen menjadi Rp31,65 trilun dibanding 2023 sebesar Rp27 triliun. Komposisi DPK didominasi tabungan dan giro sebesar 69,56 persen atau Rp22,02 triliun.
Menutup pertengahan tahun 2024, Bank BPD Bali mencatatkan total aset Rp37,12 triliun atau naik 14,26 persen dari 2023 yang mencetak Rp32,49 triliun. “Kinerja positif Bank BPD Bali merupakan upaya untuk selalu berkontribusi dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Salah satu langkah nyata ialah dengan terus menyalurkan kredit produktif dan kredit usaha rakyat (KUR) untuk pelaku sektor wisata dan kreatif,” kata Sudharma membeberkan capaian kinerja Bank BPD Bali pada Juni 2024 yang lalu.
Bank BPD Bali juga berkomitmen untuk meningkatkan pembiayaan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lokal dan melakukan segmentasi penerima kredit usaha rakyat (KUR) termasuk sektor prioritas UMKM pertanian dan peningkatan digitalisasi.
Pada 2023, Bank BPD Bali meraih prestasi TOP BUMD Awards. Ajang yang mengangkat tema “Inovasi dalam Membangun Kinerja Bisnis dan Layanan BUMD”, menempatkan Bank BPD Bali sebagai BUMD bintang 5. Sementara Sudharma menyandang status TOP CEO BUMD 2023. Penghargaan diberikan karena Sudharma melalui Bank BPD Bali dianggap mampu menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan usaha perbankan.
Prestasi Bank BPD Bali pada 2023- 2024 hanya secuil dari cuplikan panjang kinerja positif Sudharma yang meniti kariernya di Bank BPD Bali dari bawah, dimulai dengan menjadi Analis Kredit Bank BPD Bali di Kabupaten Bangli, pada 1997. Kariernya terus menanjak hingga menjabat kepala seksi, kepala cabang pembantu, kepala bagian, kepala cabang, kepala divisi kredit, kepala divisi SDM, direktur bisnis merangkap pelaksana tugas (Plt) dirut hingga menjabat dirut definitif pada 2019.
Tidak berlebihan menjadikan figur Sudharma sebagai bukti dari ungkapan “Hasil tidak akan mengkhianati proses.” Pria yang menanamkan prinsip CINTA (competent, integrity, teamwork, customer awarness) sebagai nilainilai perusahaan dan budaya kerja, memang memiliki latar belakang sarjana hukum, namun dalam pengembangan perusahaan ada rumusan khusus yang bisa diaplikasikan siapa saja.
Sudharma yang memiliki latar belakang pendidikan hukum memiliki modal untuk memitigasi risiko keamanan atau risiko hukum. Namun untuk urusan manajerial, ada lima aspek yang harus dikuasai yakni aspek umum, manajemen, keuangan, agunan, sosial dan ekonomi. Seluruh aspek harus disatukan dan dikuasai untuk menjamin jalannya usaha. Resep ini sudah dibagikan Sudharma dalam sebuah sesi wawancara media.
Terbiasa hidup dalam keterbatasan sedari kecil, membuat Sudharma secara sadar atau tidak selalu mencari solusi untuk keluar dari kerumitan hidup. Lahir di Desa Melasti yang tandus, melatih militansinya untuk bertahan hidup (survive). Hijrah ke Denpasar, ketika SMA, membuat pikiran Sudharma terbuka dan mandiri. Namun Sudharma juga terbiasa hidup disiplin karena didikan ayahanda yang berprofesi sebagai guru. “Tentunya berbekal dengan tekanan hidup, kita harus bisa mengubah hidup,” kata Sudharma.
Sudharma juga memiliki kiat khusus untuk mereka yang ingin kerja pada sektor perbankan. Selain jujur dan disiplin, dibutuhkan pula sifat kerja ikhlas yang dianggapnya sarat dengan unsur religius. Sudharma mengartikan kerja ikhlas bagian dari ibadah yang tidak vertikal antara manusia dengan Tuhan, tetapi lebih luas lagi.
Kerja ikhlas dengan maksud memberi manfaat positif kepada masyarakat, dianggapnya bagian dari ibadah pula. Konsep ini diyakininya bisa membuat seseorang menjadi pribadi yang bukan hanya berkarakter tetapi kuat. Sifat ikhlas, kata Sudharma, merupakan anjuran seluruh agama yang dianut ragam manusia di planet Bumi ini.
Pada peringatan 62 tahun Bank BPD Bali yang mengangkat tema “Bangga Berkarya” Sudharma tidak mau perusahaan yang dipimpinnya dianggap lawas. Dia merasa angka 62 masih tergolong muda sebagai perusahaan. Artinya, tenaga yang terakumulasi sekarang ini harus digunakan secara konstan untuk mendorong perekonomian Bali dan Indonesia.
Bank BPD Bali harus mampu mendukung finansial UMKM di Bali tanpa harus menanggalkan kearifan lokal. Perkreditan yang dioptimalkan harus mampu meningkatkan pembiayaan UMKM. Sudharma juga ingin budaya kerja kolaborasi dengan prinsip CINTA Bank BPD Bali diperkuat dengan konsep baru (rebranding). Dia juga ingin membawa Bank BPD Bali menjadi juara pada tingkat regional.
Bank BPD Bali juga ingin meningkatkan inovasi dengan merangkul banyak pemuda di Pulau Dewata. Sudharma menganggap keberadaan darah segar di perusahaan bisa mengakselerasi penetrasi perusahaan untuk meningkatkan perekonomian daerah. Malahan, Sudharma menganggap, sekarang ini yang bekerja di Bank BPD Bali mayoritas anak muda. “Yang kita ajak kerja di Bank BPD Bali ini kan sekarang anak-anak muda,” kata dia.