Dwiyana Slamet Riyadi (Direktur Utama PT KCIC), Komitmen Mengawal Kereta Tercepat Se-Asia Tenggara
Naskah: Irfan Fikri Foto: dok. KCIC
“Beragam inovasi telah dilakukan Dwiyana diantaranya penerapan tarif dinamis, kolaborasi dengan destinasi wisata, konektivitas dengan berbagai moda transportasi, pelayanan rombongan, kartu berlangganan”
Dipastikan pemerintah tak sembrono saat menunjuk orang yang bakal jadi sosok nomor satu di PT Kereta Cepat IndonesiaChina (KCIC) yang bakal bertanggung jawab penuh atas pengoperasian kereta cepat tercepat pertama se-Asia Tenggara, Whoosh. Pada pertengahan Maret 2021 silam, nama Dwiyana Slamet Riyadi pun terpilih. Saat itu proyek pembangunan sudah memasuki praoperasi sehingga Dwiyana bertanggung jawab soal kesiapan pengoperasian dan pemeliharaan.
Saat awal menjabat, tak jarang Dwiyana harus bolak-balik turun ke lapangan untuk mengecek langsung kemajuan proyek yang membentang sepanjang 142,3 kilometer antara Jakarta dan Bandung ini. ”Seminggu, dua kali saya ke site. Minimal seminggu sekali. Turun ke lapangan ini harus. Kalau enggak lihat sendiri, apakah kita yakin dengan apa yang kita sampaikan ke mana-mana,” kata Dwiyana.
Untungnya dunia perkeretaapian bukan hal asing bagi Dwiyana Slamet Riyadi. Ia sudah berkecimpung di dunia perkeretaapian Indonesia sejak 1992 dan sudah kerap melalang buana di sejumlah jabatan penting pada berbagai divisi di PT Kereta Api Indonesia (KAI), termasuk anak perusahaannya.
Terakhir sebelum diangkat jadi Direktur Utama PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi tercatat sebagai Plt. Presiden Direktur PT Reska Multi Usaha atau disebut RMU yang merupakan salah satu anak perusahaan PT KAI yang berdiri sejak tahun 2003, bergerak dalam bisnis kafe dan resto, pengelolaan lokasi parkir, dan restoran di dalam kereta.
Tak mudah bagi Dwiyana mendongkrak jumlah penumpang Whoosh apalagi baru beroperasi secara komersil di tanggal 17 Oktober 2023 sehingga dipastikan mempengaruhi jumlah penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung yang dibanderol di kisaran Rp150.000 hingga Rp600.000. Namun masalah besar ini berhasil dilewati. Dari rata-rata volume penumpang berkisar di angka 9 ribu penumpang per hari, kini volume ratarata penumpang harian telah meningkat dengan volume tertinggi mencapai 24 ribu penumpang per hari pada Juli 2024.
Peningkatan volume penumpang tersebut diikuti dengan sejumlah inovasi layanan menjadi tolak ukur KCIC semakin optimis dalam menghadapi tantangan dan mencapai target-target yang telah ditetapkan. Adapun peningkatan volume tersebut diikuti dengan penambahan jumlah perjalanan secara bertahap dari 14 perjalanan regular per hari pada Oktober 2023, saat ini sudah mencapai 48 perjalanan per hari.
KCIC dibawah kepemimpinan Dwiyana juga terus melakukan berbagai inovasi di bidang pelayanan penumpang baik di stasiun maupun di kereta Whoosh. Upaya ini mencakup peningkatan fasilitas, pelayanan yang lebih baik, serta pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan menarik bagi seluruh penumpang.
Ragam inovasi yang telah dilakukan diantaranya penerapan tarif dinamis, kolaborasi dengan destinasi wisata, konektivitas dengan berbagai moda transportasi, pelayanan rombongan, kartu berlangganan, Freequent Whoosher dan berbagai inovasi lainnya yang diharapkan dapat membuat masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik Whoosh yang juga singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat.
Selanjutnya KCIC juga telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan volume penumpang melalui komitmen untuk terus meningkatkan layanan dan fasilitas, serta memperluas jangkauan layanan melalui pembukaan stasiun baru dan penambahan jumlah perjalanan.
Pada awal tahun 2025, KCIC memprogramkan akan menambah jumlah perjalanan hingga 62 perjalanan per hari secara bertahap. Penambahan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan transportasi yang semakin meningkat dan memberikan lebih banyak pilihan waktu perjalanan bagi penumpang.
Sebagai bagian dari strategi peningkatan jumlah penumpang, KCIC juga akan mengoperasikan Stasiun Karawang di awal tahun 2025 untuk layanan naik turun penumpang. Saat ini Stasiun Karawang baru dioperasikan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta. Pendinasan petugas untuk on call emergency juga telah berjalan beserta seluruh perangkat lain seperti diantaranya petugas pengamanan dan kebersihan.
Untuk dapat mengoperasikan Stasiun Karawang melayani naik turun penumpang, persiapan jalan akses menjadi salah satu faktor penting. Saat ini KCIC tengah menyiapkan akses dari kawasan trans heksa Karawang (THK) dan Deltamas untuk menuju stasiun Karawang. Nantinya, akan ada akses sepanjang sekitar 1,5 km dari THK dan Deltamas menuju Stasiun Karawang yang kini sedang dalam tahap akhir pembebasan lahan untuk selanjutnya memasuki tahapan persiapan konstruksi.
Pemerintah melalui Kementerian PUPR juga sedang menyiapkan pembangunan exit KM 42 jalan tol Jakarta Cikampek yang langsung menuju kawasan Stasiun Karawang. Akses lainnya dari Tol Japek kini juga sudah dalam tahap pembebasan lahan dan pembangunan yang rencananya dilakukan tahun ini sebagai bagian dari Proyek Strategi Nasional dari pemerintah pusat.
Dengan adanya beragam akses tersebut, Stasiun Karawang akan terkoneksi dengan berbagai kawasan industrial, perkotaan, dan pusat perbelanjaan. KCIC juga terus melakukan komunikasi dengan berbagai provider penyedia layanan transportasi untuk memenuhi kebutuhan konektivitas antar moda dari dan menuju stasiun Karawang sehingga jarak waktu 45 menit Jakarta-Bandung terealisasi dengan baik.
Dwiyana juga bicara soal perkembangan terkini rencana perpanjangan rute kereta cepat ke Surabaya. Hingga saat ini pihaknya masih melakukan pre-feasibility studies atau pra-studi kelayakan dengan China untuk proyek Whoosh itu.
Namun belum ada estimasi terkait dengan nilai dari proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Proses pra-studi kelayakan gabungan tersebut juga disebutkan menggandeng Pusat Pengujian, Pengukuran, Pelatihan, Observasi dan Layanan Rekayasa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (Polar FT UI).
Direncanakan berangkat dari Jakarta menuju Bandung seperti trayek Whoosh, lalu dilanjutkan ke Yogyakarta dan berakhir di Surabaya. Belum ada pemberitahuan detail tentang jalur yang dilalui dan kota-kota persinggahannya. Namun kereta cepat Jakarta-Surabaya diharapkan bisa melaju dengan kecepatan 200-250 km per jam, sehingga hanya perlu waktu perjalanan menjadi 3,5 jam untuk jarak sejauh 720 km.