Mobil RI 1 dari Masa ke Masa
Mobil RI 1 dari Masa ke Masa
Naskah : Andi Nursaiful/berbagai sumber, Foto : Dok.MO/Istimewa
Memperingati 68 Tahun Kemerdekaan RI, rubrik otomotif kali ini mengetengahkan mobil-mobil bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan negara ini di awal usianya hingga menjelang pemilihan Presiden RI 2014 nanti. Yang menarik, mobil dinas Presiden RI yang pertama, adalah pampasan perang.
Mobil dengan plat Indonesia 1 yang paling bersejarah, tentu saja mobil kepresidenan pertama yang digunakan Bung Karno ketika menjabat presiden pertama Republik Indonesia, yakni Buick Eight Series 90 produksi 1939. Sementara Wakil Presiden dan juga tokoh proklamator, Bung Hatta, mengendarai mobil dinas DeSoto.
Buick-8 yang kini menghuni Gedung Joang 45 di Jakarta Pusat, boleh dibilang ‘pampasan perang’. Semula milik pembesar Jepang yang diambil oleh rekan-rekan Bung Karno di Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 1945. PPKI terpaksa mengambil mobil pembesar Jepang karena panitia tidak mempunyai dana untuk membeli mobil dinas untuk presiden.
Mobil ini hanya diproduksi sebanyak 1451 unit pada 1939, dengan kapasitas mesin 320 ci atau 5247 cc empat langkah 8 silinder, dengan 2 katup di setiap silindernya. Tenaga yang mampu diproduksi mencapai 141 hp pada 3600 rpm, cukup hebat di zaman itu.
Naskah : Andi Nursaiful/berbagai sumber, Foto : Dok.MO/Istimewa
Memperingati 68 Tahun Kemerdekaan RI, rubrik otomotif kali ini mengetengahkan mobil-mobil bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan negara ini di awal usianya hingga menjelang pemilihan Presiden RI 2014 nanti. Yang menarik, mobil dinas Presiden RI yang pertama, adalah pampasan perang. Mobil dengan plat Indonesia 1 yang paling bersejarah, tentu saja mobil kepresidenan pertama yang digunakan Bung Karno ketika menjabat presiden pertama Republik Indonesia, yakni Buick Eight Series 90 produksi 1939. Sementara Wakil Presiden dan juga tokoh proklamator, Bung Hatta, mengendarai mobil dinas DeSoto.
Buick-8 yang kini menghuni Gedung Joang 45 di Jakarta Pusat, boleh dibilang ‘pampasan perang’. Semula milik pembesar Jepang yang diambil oleh rekan-rekan Bung Karno di Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 1945. PPKI terpaksa mengambil mobil pembesar Jepang karena panitia tidak mempunyai dana untuk membeli mobil dinas untuk presiden.
Mobil ini hanya diproduksi sebanyak 1451 unit pada 1939, dengan kapasitas mesin 320 ci atau 5247 cc empat langkah 8 silinder, dengan 2 katup di setiap silindernya. Tenaga yang mampu diproduksi mencapai 141 hp pada 3600 rpm, cukup hebat di zaman itu.