Ini Pentingnya Menstabilkan Glukosa untuk Kesehatan Mental

Oleh: Beni (Editor) - 08 October 2024

Kesehatan mental semakin menjadi perhatian utama saat ini. Gaya hidup dan pola makan yang tidak teratur menyebabkan banyak orang merasakan dampak negatif pada kesehatan otak dan emosional. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa apa yang kita makan dapat memengaruhi bukan hanya fisik, tetapi juga kondisi mental kita.

Jessie Inchauspé, yang dikenal sebagai “Glucose Goddess,” menyampaikan tentang hubungan antara pola makan, kesehatan otak, dan kesehatan mental. Sebagai ahli biokimia asal Prancis dan penulis buku terlaris, Jessie mengungkapkan pentingnya menjaga kadar glukosa agar tetap stabil, yang memiliki dampak signifikan pada cara kita berpikir dan merasakan.

“Tujuan utama kita adalah memastikan otak tetap sehat seiring bertambahnya usia, bukan justru melemah. Hal ini sangat tergantung pada pilihan makanan yang kita buat sehari-hari,” ujar Jessie. Dia menjelaskan bahwa makanan yang kita konsumsi tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga secara langsung memengaruhi keadaan mental kita.

 

 

Pengaruh Glukosa ke Brain Fog

Seringkah Anda merasa seperti otak mendadak lamban? Jessie menggambarkan fenomena ini sebagai “brain fog,” yang pasti pernah dialami sebagian besar dari kita. Menurutnya, salah satu penyebab utama dari brain fog adalah lonjakan kadar glukosa. “Rasanya seperti otak kita diselimuti kapas atau kabut. Ketika kadar glukosa melonjak, kemampuan kita untuk fokus menurun drastis,” ungkapnya.

Penelitian menunjukkan bahwa sarapan dengan kandungan gula tinggi dapat membuat kita kesulitan berkonsentrasi dan lebih mudah lupa. Sebaliknya, kadar glukosa yang stabil berkontribusi pada kejernihan pikiran (mental clarity) dan peningkatan konsentrasi. Dalam sebuah studi pada tikus, ditemukan bahwa lonjakan glukosa yang berulang dapat memperlambat komunikasi antar sel otak, menjelaskan mengapa banyak orang merasa “lemot” setelah mengonsumsi makanan manis.

 

 

Dampak Kadar Glukosa Pada Mood

Bukan hanya memengaruhi fungsi kognitif, kadar glukosa juga berpengaruh pada suasana hati. Jessie menceritakan sebuah penelitian menarik yang melibatkan pasangan suami istri. Penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang memiliki kadar glukosa rendah cenderung lebih cepat marah dan kesal terhadap pasangan.

“Ketika kadar glukosa lebih stabil, emosi negatif juga berkurang. Ini adalah bukti nyata bahwa apa yang kita makan benar-benar bisa memengaruhi hubungan kita,” ujarnya sambil tersenyum.

 

 

Pengaruh Kadar Glukosa Pada Kesehatan Mental

Jessie juga berbagi pengalaman pribadi yang mengubah pandangannya tentang kesehatan mental. Di usia 20-an, ia mengalami kecemasan, depresi, dan serangan panik. Saat itu, ia tidak menyadari bahwa fluktuasi kadar glukosa yang dialaminya turut memperburuk keadaan mentalnya. “Lonjakan glukosa dapat memicu peradangan di otak, yang memperburuk gejala depresi dan kecemasan,” jelasnya.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa individu dengan resistensi insulin memiliki risiko 89% lebih tinggi untuk mengalami depresi berat, membuktikan bahwa hubungan antara glukosa dan kesehatan mental lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.

 

 

Waspadai Alzheimer dari Kadar Glukosa

Jessie mengingatkan akan pentingnya menjaga kadar glukosa, terutama dalam kaitannya dengan risiko penyakit Alzheimer. Beberapa ilmuwan menyebut Alzheimer sebagai “diabetes tipe 3,” menunjukkan adanya kaitan erat antara kadar glukosa tinggi dan penurunan fungsi otak. Sebuah studi yang berlangsung selama 38 tahun menunjukkan bahwa orang yang memiliki kadar glukosa tinggi di usia 30-an dan 40-an memiliki risiko 14,5% lebih tinggi terkena Alzheimer di kemudian hari.

“Ini adalah panggilan untuk bertindak. Menjaga kadar glukosa bukan hanya untuk menjaga kesehatan fisik, tetapi juga melindungi otak kita dari penurunan kognitif di masa depan,” ungkapnya.

 

 

 Tips Simpel untuk Otak yang Lebih Sehat

 Jessie memberikan beberapa tips sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan otak dengan cara menstabilkan kadar glukosa, antara lain:

 

1. Sarapan Gurih

Hindari sarapan manis yang dapat memperlambat fungsi otak. Sebaliknya, pilihlah sarapan yang kaya protein dan lemak sehat.

 

2. Mulai Makan dengan Sayuran

Memulai makan dengan sayuran dapat membantu memperlambat penyerapan glukosa, menjaga kadar glukosa tetap stabil.

 

3. Hindari Makanan Manis Saat Perut Kosong

Menunggu hingga setelah makan untuk menikmati makanan manis dapat membantu menjaga kadar glukosa tetap seimbang.

 

4. Bergerak Selama 10 Menit Setelah Makan

Lakukan aktivitas ringan setelah makan dapat membantu menjaga kadar glukosa tetap stabil.

 

“Kita memiliki kendali atas cara otak kita menua. Semua itu dimulai dengan menjaga kadar glukosa tetap seimbang,” kata Jessie.