Arsal Ismail (Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk), Inovasi Tanpa Jeda Agar PTBA Mendunia
Naskah: Sahrudi/Angie Diyya Foto: Dok. Pribadi
Ia telah membuktikan potensinya sebagai seorang profesional yang kredibel, bekerja mendongkrak pendapatan sekaligus melakukan transformasi PTBA menuju perusahaan energi bertaraf internasional.
Tahun 2024 ini dilewati PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan performa luar biasa. Betapa tidak, anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID, ini telah berhasil menjaga kinerja positif pada TriwuIan III 2024 dengan membukukan laba bersih Rp3,23 triliun dan EBITDA Rp 5,65 triliun di tengah berbagai tantangan. Keberhasilan ini tak lepas dari kepemimpinan Arsal Ismail, Direktur Utama yang mengomandoi transformasi PTBA menuju perusahaan energi kelas dunia.
Sejak menjabat pada Desember 2021, Arsal telah menunjukkan kemampuan luar biasa. PTBA mencatat laba tertinggi sepanjang sejarah pada 2022 sebesar Rp 12,6 triliun, dilanjutkan dengan laba Rp6,1 triliun di 2023. Alumni Universitas Indonesia yang sudah familiar dengan dunia batu bara ini tidak hanya fokus pada pendapatan tetapi juga pada transformasi strategis, termasuk inovasi berkelanjutan.
Arsal menegaskan pentingnya inovasi agar PTBA tetap relevan. “Transformasi adalah keharusan. Kami harus siap menghadapi era energi bersih untuk mendukung target Net Zero Emission 2060. PTBA berkomitmen untuk mendukung kebijakan Pemerintah yang mendorong transisi menuju energi bersih. Seiring dengan perkembangan teknologi, dorongan insentif dan kebijakan dari regulator, kami berharap EBT akan semakin efisien dan layak secara ekonomi sebagai sebuah bisnis,” ujarnya. PTBA mulai mendiversifikasi bisnis ke sektor energi baru terbarukan (EBT).
PTBA tengah memanfaatkan lahan bekas tambang untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Proyek ini mencakup lahan di Ombilin, Tanjung Enim, dan Bantuas dengan potensi masing-masing mencapai 200 Megawatt-peak (MWp). Selain itu, PTBA telah membangun PLTS di Bandara Soekarno-Hatta, bekerja sama dengan Angkasa Pura II, serta PLTS di Jalan Tol Bali-Mandara dan fasilitas milik PT Semen Baturaja Tbk.
Penjajakan kerja sama dengan berbagai pihak pun dilakukan untuk mendorong pengembangan teknologi di bidang energi baru dan terbarukan (EBT). Di antaranya melalui kolaborasi dengan Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) dan berbagai perguruan tinggi. “Kami berharap teknologi ini semakin efisien dan layak secara ekonomi,” tambah Arsal.
PTBA tak hanya berfokus pada teknologi tetapi juga pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Platform inovasi internal bernama TIBIA (Think Big and Action atau Tempat Insan Bukit Asam Berinovasi dan Beraksi) didirikan untuk mendorong lahirnya ideide baru. “Kami juga memiliki programprogram lain untuk meningkatkan kompetensi SDM dan memacu inovasi. Di antaranya adalah Bukit Asam Leadership and Accelerated Development (BLADE) Pioneer Leader. Selain itu, ada Tugas Belajar yaitu program beasiswa yang diberikan Perusahaan untuk mempersiapkan karyawan dengan pengetahuan dan kompetensi yang dibutuhkan. Peserta Tugas Belajar ini diberi beasiswa untuk belajar di universitas ternama, baik di dalam maupun luar negeri, kemudian kembali ke Bukit Asam untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan. Program-program ini diikuti oleh para insan Bukit Asam terpilih yang telah melalui proses seleksi. Dengan semangat inovasi dan adaptasi, kami ingin memastikan energi tanpa henti terus hadir bagi Indonesia,” bebernya.
Prinsip ESG Unt Meningkatkan Daya Saing
Tren investasi ESG (environment, social, and good governance) yang sedang menjadi isu saat ini pun tak lepas dari apa yang dilakukan PTBA. Menurut Arsal, integrasi prinsip ESG dalam strategi perusahaan meningkatkan daya saing sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan dan sosial.
“Prinsip ESG kami terapkan melalui reklamasi lahan pasca tambang, rehabilitasi DAS, dan digitalisasi operasional. Kami juga mengganti alat berat berbahan bakar fosil dengan perangkat elektrik. Semua ini dilakukan untuk mendukung transformasi menuju energi bersih,” katanya.
Dalam bidang tanggung jawab sosial, PTBA menjalankan delapan program pemberdayaan masyarakat (PPM), meliputi pendidikan, kesehatan, kemandirian ekonomi, dan infrastruktur pendukung. Perusahaan juga mengembangkan PLTS irigasi untuk mendukung sektor pertanian. PTBA berupaya menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar dan memastikan keberlanjutan operasional dalam jangka panjang.
Dari sisi tata kelola, PTBA pun turut menerapkan sistem Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten. “Kami telah mempertahankan sertifikasi ISO 37001:2016 untuk Sistem Manajemen Anti Penyuapan, hasil audit dari PT TUV NORD Indonesia selaku Badan Sertifikasi Independen. Sebagai bukti komitmen kami terhadap transparansi dan akuntabilitas,” tegas Arsal.
Penerapan prinsip GCG salah satunya melalui Whistleblowing System (WBS) atau mekanisme penyampaian penanganan pengaduan dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) melalui berbagai media. “Perusahaan secara rutin melakukan audit internal dan eksternal untuk memastikan bahwa standar tata kelola yang baik diterapkan dalam semua lini operasional,” pungkasnya. Melalui langkah-langkah strategis ini, PTBA tidak hanya menjadi pionir dalam industri batu bara tetapi juga pemimpin dalam transformasi energi bersih. Arsal percaya bahwa inovasi, kolaborasi, dan adaptasi adalah fondasi penting untuk mewujudkan visi besar PTBA sebagai perusahaan energi kelas dunia.