Menurunkan Skor ESG, Menuju Bisnis Berkelanjutan
Skor ESG yang tinggi dapat menimbulkan ketidakpercayaan dari investor dan konsumen, risiko regulasi, serta tantangan lainnya.
Kepedulian terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) semakin hari semakin tinggi. Saat ini banyak perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan keuntungan, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai keberlanjutan. Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai komitmen ini adalah skor ESG Risk Rating.
Skor ESG yang tinggi dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi perusahaan. Pertama, perusahaan dengan skor tinggi mungkin dianggap kurang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kesejahteraan sosial, leading to ketidakpercayaan dari investor dan konsumen yang sadar akan ESG. Kedua, perusahaan dengan skor tinggi mungkin menghadapi risiko regulasi yang lebih tinggi dan sanksi finansial terkait pelanggaran lingkungan dan sosial. Ketiga, perusahaan dengan skor tinggi mungkin mengalami kesulitan dalam menarik dan mempertahankan talenta terbaik, yang menginginkan bekerja di perusahaan yang berkomitmen terhadap nilai-nilai ESG.
Reputasi perusahaan yang terkait dengan ESG sangatlah penting. Konsumen saat ini lebih sadar dan selektif dalam memilih produk dan layanan dari perusahaan yang memiliki komitmen ESG yang kuat. Perusahaan dengan skor ESG yang tinggi mungkin mengalami boikot konsumen dan citra brand yang negatif, yang dapat berakibat pada penurunan penjualan dan keuntungan.
Langkah untuk Menurunkan Skor ESG Risk Rating
Peringkat Risiko ESG (Environmental, Social, and Governance) semakin menjadi pertimbangan penting bagi investor dan stakeholder dalam menilai sebuah perusahaan. Skor tinggi menunjukkan risiko lebih tinggi terkait isu lingkungan, sosial, dan tata kelola, yang dapat berdampak negatif pada nilai perusahaan. Dilansir sustainalytics.com menurunkan skor ESG Risk Rating bukan hal yang mudah, akan tetapi dengan langkah-langkah yang tepat, perusahaan dapat mencapainya. Berikut beberapa langkah bagi perusahaan menurunkan skor ESG Risk Rating.
1. Identifikasi dan Nilai Risiko ESG
Langkah pertama adalah mengidentifikasi risiko ESG yang dihadapi perusahaan. Hal ini dilakukan dengan melakukan analisis internal dan eksternal. Faktor internal seperti emisi gas rumah kaca, praktik ketenagakerjaan, dan struktur tata kelola harus dipertimbangkan. Faktor eksternal seperti peraturan lingkungan, norma sosial, maupun ekspektasi investor juga perlu dianalisa.
2. Prioritaskan Risiko ESG
Setelah mengidentifikasi risiko, langkah selanjutnya adalah memprioritaskannya. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan dampak potensial dan probabilitas terjadinya risiko. Risiko dengan dampak tinggi dan probabilitas tinggi harus menjadi prioritas utama untuk ditangani.
3. Kembangkan Strategi Mitigasi
Untuk setiap risiko ESG yang diprioritaskan, perlu dikembangkan strategi mitigasi yang efektif. Strategi ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu.
4. Implementasikan dan Pantau Strategi
Strategi mitigasi harus diimplementasikan dengan konsisten dan dipantau secara berkala untuk memastikan efektivitasnya. Pengukuran dan pelaporan kinerja ESG secara transparan kepada stakeholder juga penting untuk membangun kepercayaan dan meningkatkan reputasi perusahaan.
5. Gunakan Jasa Konsultan ESG
Mempertimbangkan kompleksitas isu ESG, perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan ESG untuk membantu mengidentifikasi, menilai, dan memitigasi risiko ESG. Konsultan ESG yang berpengalaman dapat memberikan panduan dan saran untuk kebutuhan perusahaan.
Beberapa sumber tambahan yang dapat membantu, antara lain MSCI ESG Research, S&P Global ESG Ratings, dan IRMAPA (Indonesia Risk Management Professional Association). Menurunkan skor ESG Risk Rating bukan hanya untuk meningkatkan citra perusahaan, tetapi juga dalam rangka membangun bisnis yang lebih berkelanjutan dan tangguh dalam jangka panjang. Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, perusahaan dapat menunjukkan komitmen terhadap prinsip-prinsip ESG dan menarik investor maupun stakeholder yang peduli keberlanjutan.