Halal Holiday Destinations 2013
Naskah: Andi Nursaiful/berbagai sumber Foto: Dok.MO/Istimewa
Artikel ini dimuat pada edisi 114, Juli 2013 (Ramadhan 1434 H)
Sebuah lembaga survey menempatkan Malaysia di urutan teratas negara tujuan wisata halal dunia. Indonesia, yang merupakan negara muslim terbesar dunia, hanya berada di urutan ke-6, di bawah Singapura. Dalam beberapa tahun terakhir, negeri jiran Malaysia memang serius menggarap potensi pasar turis muslim dunia, sementara Indonesia dinilai tidak secara spesifik mempromosikan negerinya sebagai tujuan wisata halal. Tidak ada kata terlambat untuk segera berbenah.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri pariwisata mengenal apa yang disebut sebagai “halal tourism” dengan potensi yang begitu besar. Terminologi “turisme halal” mencakup ketersediaan makanan halal, kolam renang/spa terpisah antara pria dan wanita, kafe, lounge, dan restoran tanpa alkohol, bahkan hingga private beach khusus untuk wanita.
Hingga akhir 2012, jumlah penduduk muslim dunia mencapai 1,57 milyar, atau sekitar 23% dari total 7 milyar penduduk bumi (data dari Pusat Forum Riset Pew tentang Agama dan Kehidupan Publik di dunia). Jumlah ini merupakan potensi yang sangat besar dalam industri Halal Tourism. Terlebih dengan prediksi dari lembaga yang sama, bahwa tingkat pertumbuhan penduduk muslim dunia mencapai 1,5 persen per tahun.
Menurut lembaga manajemen konsultansi AT Kearney, potensi pasar turisme halal mencapai USD2 trilyun. Hasil penelitian lembaga survey yang berbasis di Singapura, Dinar Standard, pun setali tiga uang. Pasar turis muslim dunia pada 2011 mencapai USD126,1 milyar, dan terus tumbuh 4,8% pada 2020. Angka ini jauh melebihi pertumbuhan pasar turisme secara keseluruhan yang hanya tumbuh 3,8%.
Artikel ini dimuat pada edisi 114, Juli 2013 (Ramadhan 1434 H)
Sebuah lembaga survey menempatkan Malaysia di urutan teratas negara tujuan wisata halal dunia. Indonesia, yang merupakan negara muslim terbesar dunia, hanya berada di urutan ke-6, di bawah Singapura. Dalam beberapa tahun terakhir, negeri jiran Malaysia memang serius menggarap potensi pasar turis muslim dunia, sementara Indonesia dinilai tidak secara spesifik mempromosikan negerinya sebagai tujuan wisata halal. Tidak ada kata terlambat untuk segera berbenah.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri pariwisata mengenal apa yang disebut sebagai “halal tourism” dengan potensi yang begitu besar. Terminologi “turisme halal” mencakup ketersediaan makanan halal, kolam renang/spa terpisah antara pria dan wanita, kafe, lounge, dan restoran tanpa alkohol, bahkan hingga private beach khusus untuk wanita.
Hingga akhir 2012, jumlah penduduk muslim dunia mencapai 1,57 milyar, atau sekitar 23% dari total 7 milyar penduduk bumi (data dari Pusat Forum Riset Pew tentang Agama dan Kehidupan Publik di dunia). Jumlah ini merupakan potensi yang sangat besar dalam industri Halal Tourism. Terlebih dengan prediksi dari lembaga yang sama, bahwa tingkat pertumbuhan penduduk muslim dunia mencapai 1,5 persen per tahun.
Menurut lembaga manajemen konsultansi AT Kearney, potensi pasar turisme halal mencapai USD2 trilyun. Hasil penelitian lembaga survey yang berbasis di Singapura, Dinar Standard, pun setali tiga uang. Pasar turis muslim dunia pada 2011 mencapai USD126,1 milyar, dan terus tumbuh 4,8% pada 2020. Angka ini jauh melebihi pertumbuhan pasar turisme secara keseluruhan yang hanya tumbuh 3,8%.