Diplomat Success Challenge, Konsisten Cetak Wirausahawan Berdampak
Selama 15 tahun terakhir, Diplomat Success Challenge (DSC) telah menjadi ekosistem kewirausahaan yang menampa dan melahirkan wirausahawan inovatif di Indonesia. Tidak sekadar memberikan hibah usaha, DSC juga membangun komunitas, memberikan pendampingan, serta mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Melalui pendekatan ini, DSC terus berkembang menjadi platform strategis bagi mereka yang ingin menciptakan perubahan di dunia usaha.
Di musim ke-15 ini, penghargaan Best of the Best diberikan kepada Indra Purwidiyanto, pendiri Naruna Ceramics. Dari garasi kecil di Salatiga, usahanya kini menjangkau 16 negara dengan prinsip keberlanjutan yang memanfaatkan limbah daur ulang serta melatih lebih dari 100.000 pelanggan lokal.
Ketua Dewan Komisioner DSC, Surjanto Yasaputera, menegaskan bahwa Indra adalah perwujudan dari konsep 3P: Paham, Piawai, dan Persona. "Social entrepreneur sangat lekat dengan konsep 3P: Paham, Piawai, Persona. Hingga season ke-15 ini, konsep tersebut tetap relevan karena menjadi benang merah dalam perjalanan para peserta dan pemenang Master Sales Challenge," katanya.
"3P adalah karakter dasar yang harus dimiliki seorang wirausahawan. Mereka harus memahami bisnisnya luar dan dalam, mengenali kompetitor, serta memahami kelebihan dan kekurangan produknya sendiri. Selain itu, kepiawaian dalam manajemen, komunikasi, dan presentasi juga sangat penting. Seorang wirausahawan harus mampu membaca situasi dengan cepat agar bisa beradaptasi dengan perubahan yang terus terjadi di dunia usaha. Satu hal lagi yang tidak kalah penting adalah persona, yakni karakter yang tidak mudah menyerah. Dalam setiap tantangan yang dihadapi, ketekunan dan disiplin menjadi kunci bagi seorang wirausahawan untuk bertahan dan berkembang," jelasnya lebih lanjut.
DSC Season 15 memberikan hibah usaha senilai total Rp2,5 miliar kepada para finalis dari berbagai sektor bisnis. Selain Indra, penerima hibah lainnya adalah Reza Rahman (Gentanala), Devasari Rahmawati (Faber Instrument Indonesia), Teguh Hidayat (Jasgo Academy), Carolina Ardelia (Colore Art & Craft), Muhamad Haikal Azhari (Kamaye), Ivan Taufiq Nugraha (Sutan Vet Medika), dan Ariq Syah (Maore).
Tahun ini, DSC menegaskan relevansi konsep blue economy sebagai fondasi bisnis berkelanjutan. "Masa depan bisnis bukan sekadar mencari keuntungan, tetapi juga bagaimana menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," ujar Arief Budiman, CEO PT Agrindo sekaligus inkubator DSC. Sejalan dengan itu, Nilamsari, Founder Kebab Turki Baba Rafi dan CEO PT Nava Sari Kreasi yang juga merupakan coach DSC, menekankan pentingnya keseimbangan dalam menjalankan usaha. "Setiap wirausahawan harus memahami prinsip people, planet, profit agar bisnisnya tidak hanya bertahan, tetapi juga memberi manfaat luas," katanya.
Tak hanya para finalis, DSC juga memberikan apresiasi kepada alumni Diplomat Entrepreneur Network (DEN) yang berhasil mengembangkan bisnisnya dan berkontribusi bagi masyarakat. DEN menjadi wadah bagi wirausahawan untuk bertumbuh bersama, memperluas jaringan, serta menciptakan kolaborasi strategis.
CEO Maka Group sekaligus Coach DSC Season 15, Andanu Prasetyo, menekankan pentingnya komunitas dalam perjalanan wirausaha. "Menjadi entrepreneur sering kali terasa sepi dan penuh tantangan, maka jejaring seperti DSC sangat penting sebagai tempat berbagi pengalaman dan mempercepat pertumbuhan bisnis," ujarnya.
Antusiasme terhadap DSC terus meningkat, dengan 36.712 proposal masuk pada musim ini—angka tertinggi sepanjang sejarah program. Hal ini menegaskan peran DSC sebagai platform yang relevan bagi wirausahawan muda untuk mengembangkan ide dan membawa perubahan nyata.
Program Initiator DSC, Edric Chandra, menjelaskan bahwa DSC lebih dari sekadar kompetisi. "Setiap tahun kami berinovasi dengan pendekatan yang lebih luas, dari kolaborasi strategis hingga dukungan ekosistem yang memastikan setiap entrepreneur memiliki peluang terbaik untuk berkembang," jelasnya.
Salah satu inisiatif DSC yang semakin berkembang adalah kolaborasi dengan APINDO dalam Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dari Kemendikbudristek. Program ini membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari UMKM sekaligus memberikan wawasan bisnis bagi para pelaku usaha.
Pada tahun ini, DSC juga memberikan penghargaan kepada 50 UMKM yang telah menjadi mitra magang dalam program MSIB. Penghargaan ini menjadi bukti nyata kontribusi DSC dalam membangun ekosistem wirausaha yang lebih kuat dan berkelanjutan di Indonesia.
Selama 15 tahun perjalanan DSC, total dana hibah yang telah diberikan mencapai Rp23,5 miliar. Namun, Surjanto Yasaputera menegaskan bahwa pendampingan usaha dan komunitas yang solid merupakan nilai yang tak kalah besar. "Tanpa mentoring dan jejaring, perkembangan bisnis bisa lebih lambat. DSC hadir untuk memberikan dukungan lebih dari sekadar modal," ujarnya.
Diplomat Entrepreneurship Network (DEN) menjadi salah satu bentuk dukungan tersebut. Para alumni DSC yang kini memiliki bisnis sukses terus berkolaborasi, berkonsultasi, hingga melakukan sinergi bisnis dengan sesama wirausahawan. Dengan wadah ini, DSC memastikan ekosistemnya tetap berkelanjutan dan bermanfaat bagi banyak pihak. Dengan semangat #BersamaMeraihSukses, DSC terus mencetak wirausahawan yang tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga memiliki dampak sosial yang nyata bagi Indonesia.