Romansa, Komedi, dan Kritik Sosial, Film 'The Most Beautiful Girl in the World' Punya Semua
Bagaimana jika kisah cinta yang manis dikemas dengan komedi segar dan pesan sosial yang kuat? The Most Beautiful Girl in the World menjawabnya dengan cara yang unik. Film ini bukan sekadar romansa biasa, tapi juga mengajak penonton melihat cinta dari sudut pandang yang lebih dalam—melampaui status, latar belakang, atau ekspektasi sosial.
Disutradarai oleh Robert Ronny, film ini mempertemukan Reza Rahadian dan Sheila Dara dalam dinamika yang menarik. Dengan latar cerita yang tidak biasa, The Most Beautiful Girl in the World menjanjikan lebih dari sekadar hiburan. Ada tawa, ada haru, dan ada refleksi tentang bagaimana kita memandang hubungan, identitas, serta peran perempuan di era modern.
Dalam konferensi pers, Reza Rahadian mengungkapkan antusiasmenya terhadap genre romcom yang sudah lama ia nantikan kembali hadir di layar lebar Indonesia. "Menurut saya, romcom punya daya tarik tersendiri dan sudah cukup lama dinantikan. Film ini menawarkan presentasi utuh dengan kedalaman di setiap adegan dan perjalanan ceritanya," ujarnya pada media.
Salah satu adegan yang menjadi highlight dalam film ini adalah saat karakter Reuben dan Kiara terdampar di pulau tak berpenghuni. Sutradara Robert Ronny menjelaskan alasan di balik pemilihan adegan tersebut. "Saya ingin menunjukkan bagaimana dua orang dengan latar sosial berbeda dapat menemukan kesamaan ketika semua atribut sosial dilepaskan. Mereka melihat satu sama lain sebagai manusia seutuhnya," jelas Robert.
Menurutnya, pulau tersebut menjadi simbol bagaimana dalam cinta, latar belakang sosial seperti status, jabatan, dan prestasi tidaklah relevan. "Dalam cinta, yang terpenting adalah kepribadian dan saling pengertian, bukan apa yang terlihat di permukaan," tambahnya.
Sheila Dara, yang berperan sebagai Kiara, berbagi pengalaman persiapannya dalam mendalami karakter tersebut. "Saya banyak berdiskusi dengan Pak Robert dan Kak Reza. Dari sana, aku mendapat berbagai sudut pandang tentang Kiara, termasuk pengalaman Robert di dunia pertelevisian yang menjadi latar belakang karakterku," ujarnya. Sheila juga menambahkan bahwa interaksi dengan pemeran pendukung sangat membantu memperkaya karakter Kiara.
Film ini tidak hanya menampilkan kisah cinta yang menghibur, tetapi juga menyisipkan kritik sosial, terutama terkait pandangan terhadap perempuan. Robert Downey mengaku memiliki keprihatinan terhadap tuntutan sosial terhadap perempuan di era modern. "Saya selalu mengidentifikasi diri saya sebagai feminis. Media kerap menuntut perempuan untuk sempurna dalam berbagai aspek, padahal itu tidak realistis. Dalam film ini, protes Kiara adalah representasi kegelisahan saya terhadap isu ini," ungkapnya.
The Most Beautiful Girl in the World menawarkan perpaduan humor, romansa, dan refleksi sosial yang relevan. Film ini dijadwalkan tayang serentak di Netflix pada akhir pekan ini dan diharapkan dapat membawa warna baru dalam perfilman Indonesia di genre romansa komedi.