Ketum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Dukung "Kurikulum Cinta" Gagasan Menag
Nilai-nilai perdamaian dan toleransi antar umat beragama perlu terus diupayakan dan ditanamkan. Karena itulah Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Dr. H. Serian Wijatno, mendukung penuh gagasan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar untuk menghadirkan "Kurikulum Cinta". Karena “Kurikulum Cinta” yang tengah dikembangkan oleh Kementerian Agama ini dirancang untuk menyebarkan syiar agama yang sejuk, jauh dari kebencian, dan menekankan harmonisasi antar umat.
Ide “Kurikulum Cinta” itu disampaikan Menag Dalam sambutannya di acara Peace Forum Lintas Iman yang diselenggarakan di Ruang VIP Masjid Istiqlal Jakarta, Senin petang (24/2). Dalam kesempatan itu Menag Nasaruddin Umar menekankan pentingnya penyampaian dakwah dengan semangat kasih sayang. "Intinya, jangan sampai syiar agama disampaikan dengan menyampaikan kebencian kepada orang lain. Orang boleh berbeda agama, tapi tetap saling mencintai," ungkap beliau.
Menag juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk hidup berdampingan secara harmonis "Mari kita hidupkan saling cinta satu sama lain, agar tidak ada jarak di antara kita. Semua agama tidak boleh mengajarkan kebencian dan menekankan perbedaan, akan tetapi lebih menekankan perjumpaan antar agama itu."
"Kebenaran universal itu tidak bisa dipilah-pilah. Dan siapa yang ingin berbicara kedamaian, datanglah ke istiqlal. Istiqlal artinya merdeka," tandasnya.
Dukungan terhadap inisiatif "Kurikulum Cinta" juga tercermin dari pernyataan H. Serian Wijatno yang juga Wakil Ketua Umum PSMTI, beliau menyatakan bahwa setiap insan, sebagai anak cucu Adam, wajib menebar kasih sayang sebagai wujud ukhuwah persaudaraan. "Karena kita juga dipersatukan oleh NKRI, maka kita diikat oleh ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan sebangsa," ujar Beliau. Harapannya, dengan adanya kurikulum ini, generasi penerus bangsa dapat tumbuh dalam lingkungan yang damai, saling menghormati, dan menjunjung tinggi nilai toleransi.
Selain membahas kurikulum, acara Peace Forum Lintas Iman juga menjadi momentum untuk mendoakan kesembuhan Paus Fransiskus yang tengah menjalani perawatan di RS Gemelli, Roma sejak 14 Februari 2024. Dalam kesempatan tersebut, Menag mengimbau seluruh peserta untuk bersama-sama mendoakan agar Paus Fransiskus segera pulih. "Pada pertemuan ini, mari sama-sama kita mendoakan Paus Fransiskus yang sedang dirawat di RS Gemelli di Roma. Semoga Paus Fransiskus cepat sembuh," ujarnya.
H. Serian Wijatno yang juga Bendahara Umum PP-Dewan Masjid Indonesia ini menambahkan, semangat perdamaian yang senantiasa diusung oleh Paus Fransiskus harus terus diteladani oleh seluruh insan sebagai inspirasi dalam mengabdi kepada kemanusiaan.
Kehadiran inisiatif "Kurikulum Cinta" dan doa bersama untuk kesembuhan Paus Fransiskus menjadi bukti nyata bahwa dialog lintas iman dan toleransi antar umat beragama tetap menjadi prioritas dalam membangun Indonesia yang harmonis dan damai. (hru)