BCA dan Kementerian PPPA Bersinergi untuk Optimalisasi Layanan Pengaduan SAPA 129
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) untuk meningkatkan kualitas layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129.
Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia, serta mengoptimalkan sistem respons dan teknologi informasi dalam layanan pengaduan SAPA 129, yang menjadi garda terdepan dalam perlindungan perempuan dan anak di Indonesia. Kolaborasi ini juga menjadi bagian dari komitmen BCA untuk mendukung pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menegaskan, kesejahteraan perempuan dan anak adalah aspek krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“BCA percaya, keberdayaan perempuan dan perlindungan anak harus menjadi prioritas. Kami berkomitmen untuk memperkuat Layanan SAPA 129 agar lebih efektif, memastikan bahwa mereka yang membutuhkan perlindungan dapat segera mendapatkan bantuan, sehingga korban kekerasan bisa memperoleh keadilan dan kembali mengembangkan potensi mereka,” ungkap Jahja di Kantor Pusat Kementerian PPPA, Jakarta, kemarin.
Sebagai langkah awal dalam kolaborasi ini, BCA dan Kementerian PPPA akan fokus pada beberapa area penting, antara lain:
- Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan Layanan SAPA 129.
- Mengembangkan sistem respons yang dapat menghubungkan pengaduan dengan unit atau lembaga terkait dengan lebih cepat dan efisien.
- Memperbarui dan meningkatkan sistem teknologi informasi untuk mendukung layanan SAPA 129.
- Melakukan pengendalian kualitas kinerja SDM serta pelayanan agar tetap optimal.
- Menyebarluaskan informasi serta melakukan promosi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya layanan ini.
Layanan SAPA 129 adalah hotline yang memungkinkan masyarakat untuk melaporkan atau mengajukan aduan terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dengan pengalaman BCA dalam mengelola Halo BCA, sebuah layanan call center yang sudah terkenal dengan kemampuannya dalam menangani ratusan ribu kontak per hari, bank berkode emiten BBCA ini berkomitmen untuk membuat SAPA 129 menjadi layanan pengaduan yang modern, mudah diakses, dan mampu memberikan solusi secara cepat dan efektif.
Menteri PPPA Arifah Fauzi juga memberikan apresiasi terhadap kolaborasi ini. “Perlindungan perempuan dan anak adalah elemen penting dalam menciptakan pembangunan yang inklusif. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, seperti BCA, berperan strategis dalam memperkuat sistem perlindungan bagi korban kekerasan. Kami berharap kerjasama ini tidak hanya menghasilkan inovasi dalam layanan pengaduan, tetapi juga mempercepat respons dan meningkatkan efektivitas penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujar Arifah.
Komitmen BCA dalam mendorong kesetaraan dan inklusivitas tidak hanya terlihat dari kolaborasi ini, tetapi juga melalui berbagai inisiatif lain yang mendukung kelompok rentan, termasuk disabilitas.
Salah satunya adalah program The Beauty of Disabilities: Make Up Class with BCA, yang memberikan keterampilan tata rias profesional bagi sahabat disabilitas.
BCA juga terus berupaya mewujudkan kesetaraan gender dengan meningkatkan partisipasi perempuan di level manajer senior dan direktur. Pada 2024, komposisi pekerja perempuan di BCA mencapai 61,1% dari total tenaga kerja.
Dengan langkah-langkah strategis yang telah disusun, kemitraan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang besar dalam memperkuat sistem perlindungan perempuan dan anak di Indonesia, sekaligus mempercepat tercapainya kesetaraan dan inklusivitas dalam pembangunan nasional.