Shell, Bisnis Kerang yang Berubah Jadi Raja Energi

Oleh: Angie (Editor) - 11 March 2025

 

Tahukah Anda sebelum jadi raksasa minyak dan gas, Shell sebenarnya memang awalnya berjualan kerang? Bagaimana bisa dari bisnis sederhana ini berubah jadi ikon global?

Sejarah panjang Shell sebagai perusahaan energi global ternyata bermula dari sesuatu yang sederhana: kerang laut. Simbol yang kini melekat kuat pada identitas perusahaan ini bukan logo biasa, tetapi bagian dari kisah perjalanan bisnis yang berkembang dari perdagangan barang antik hingga menjadi pemain utama di industri minyak dan gas.

Pada 1833, Marcus Samuel Sr. membuka toko di London yang menjual barang antik dan kerang laut hias. Saat itu, kerang menjadi dekorasi populer di kalangan masyarakat Victoria. Bisnis ini berkembang pesat, mendorong keluarganya untuk mengimpor kerang dalam jumlah besar dari wilayah Timur. Dari sinilah nama "Shell" berasal, yang kemudian diadopsi oleh putranya, Marcus Samuel Jr., ketika ia membangun bisnis perdagangan ekspor-impor yang lebih luas.

Kesempatan besar datang pada 1890-an ketika Marcus Samuel Jr. melihat potensi di industri perminyakan saat melakukan perjalanan ke Jepang. Ia menyadari bahwa minyak lampu dari Laut Kaspia memiliki peluang besar untuk dipasarkan secara global. Tak hanya berdagang, ia juga berinovasi dalam pengangkutan minyak. Pada 1892, ia mendapat izin untuk mengoperasikan kapal tanker minyaknya lewat Terusan Suez, sebuah langkah yang mengubah cara minyak dikirim ke berbagai negara.

 

Ekspansi Shell tidak berhenti di situ. Samuel memperluas bisnisnya ke Kalimantan yang saat itu berada di bawah kekuasaan Belanda. Langkah ini membuka akses terhadap sumber minyak mentah yang lebih dekat dengan pasar utama mereka, mempercepat pertumbuhan perusahaan. Pada tahun 1897, ia mendirikan Shell Transport and Trading Company, yang menjadi cikal bakal Shell seperti yang dikenal saat ini. Sementara sejarah Shell di Indonesia dimulai dari penemuan minyak di Sumatera Utara pada abad ke-19.

Identitas Shell semakin kuat dengan logo ikonik berbentuk kerang, yang dikenal sebagai "pecten." Desainnya terus berevolusi hingga pada 1971, desainer Raymond Loewy menyederhanakannya menjadi bentuk yang lebih modern dengan warna merah dan kuning yang khas. Logo ini bukan hanya elemen visual, tetapi simbol perjalanan panjang Shell dalam menghadapi perubahan dan berkembang di industri energi global.

Bermula dari toko kecil di London hingga menjadi salah satu perusahaan energi terbesar di dunia, Shell memperlihatkan bahwa evolusi bisnis membutuhkan visi, keberanian, dan kemampuan beradaptasi. Untuk memperkuat citranya sebagai inovator, Shell aktif berpartisipasi dalam ajang olahraga otomotif seperti Formula 1, yang tak hanya meningkatkan eksposur merek, tetapi juga membuktikan keunggulannya di bidang teknologi bahan bakar dan pelumas. Seiring berkembangnya tren energi bersih, Shell berupaya tetap relevan dengan mengomunikasikan transisinya ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan melalui investasi pada energi surya, angin, dan hidrogen.

 

Di sisi lain, pengalaman pelanggan tetap menjadi perhatian utama dengan kehadiran aplikasi Shell dan program loyalitas seperti Shell ClubSmart, yang memberikan kemudahan sekaligus membangun keterikatan dengan konsumen. Meski telah berkembang jauh dari asalnya, nama “Shell” tetap dipertahankan sebagai simbol perjalanan panjangnya, branding yang kuat dan mudah diingat, bukan?