Henny Santoso, My Passion is Early Childhood
Naskah : Suci Yulianita Foto : Sutanto
*artikel ini dimuat pada edisi 113, Juni 2013
Lekat dengan dunia anak membuatnya terpikat mendirikan Royal Tots Academy, sebuah lembaga pendidikan pre school. Dalam dua tahun, sekolah bertaraf internasional itu sukses menjaring ratusan murid. Pemiliknya, Henny Santoso, memang memiliki passion tinggi di bidang ini.
Ketika banyak wanita melirik bisnis di bidang fashion atau kecantikan, Henny Santoso justru memilih mendirikan serta mengembangkan bisnis di bidang pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini. Meskipun bisnis ini bukanlah bisnis yang mudah dijalankan, namun wanita ramah ini, bersikukuh ingin mengabdikan hidupnya pada bidang ini, lantaran passion yang sangat besar terhadap dunia anak-anak.
Kecintaannya pada dunia anak-anak, berawal ketika dirinya diberi kesempatan menjadi seorang ibu. Sejak putri semata wayangnya lahir di dunia 13 tahun silam, Henny mengurusnya seorang diri dengan penuh kasih sayang, tanpa bantuan pengasuh. “Dari situ saya sadar bahwa bayi itu begitu polos. Dan dia akan menjadi apa nantinya, itu tergantung tangan pertama yang membimbingnya,” ceritanya mengawali pembicaraan.
Kutipan dari Hittler yang mengemukakan “give me children below five and I can rule the world,” semakin menguatkan pemikirannya. Ia percaya bahwa periode anak di bawah 5 tahun atau yang disebut ‘golden age years’ itu memang sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Untuk itu ia sangat concern pada pendidikan anak usia dini, dengan harapan mereka bisa berkembang dengan maksimal dan kelak bisa menjadi sosok yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupan liyan.
Kepedulian Henny pada dunia pendidikan memang tinggi. Menurutnya, pendidikan itu adalah salah satu faktor yang paling penting di dalam hidup, karena di situlah, adanya proses pembentukan karakter dan cara berpikir. Maka tak heran jika untuk urusan yang satu ini, Henny selalu ingin memberikan yang terbaik bagi putrinya, Felicitas Hillary. Demi sang buah hati, ia tak ragu menempuh jarak puluhan kilometer setiap harinya dari kediamannya di Kebon Kacang menuju salah satu sekolah internasional di kawasan Bintaro.
*artikel ini dimuat pada edisi 113, Juni 2013
Lekat dengan dunia anak membuatnya terpikat mendirikan Royal Tots Academy, sebuah lembaga pendidikan pre school. Dalam dua tahun, sekolah bertaraf internasional itu sukses menjaring ratusan murid. Pemiliknya, Henny Santoso, memang memiliki passion tinggi di bidang ini.
Ketika banyak wanita melirik bisnis di bidang fashion atau kecantikan, Henny Santoso justru memilih mendirikan serta mengembangkan bisnis di bidang pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini. Meskipun bisnis ini bukanlah bisnis yang mudah dijalankan, namun wanita ramah ini, bersikukuh ingin mengabdikan hidupnya pada bidang ini, lantaran passion yang sangat besar terhadap dunia anak-anak.
Kecintaannya pada dunia anak-anak, berawal ketika dirinya diberi kesempatan menjadi seorang ibu. Sejak putri semata wayangnya lahir di dunia 13 tahun silam, Henny mengurusnya seorang diri dengan penuh kasih sayang, tanpa bantuan pengasuh. “Dari situ saya sadar bahwa bayi itu begitu polos. Dan dia akan menjadi apa nantinya, itu tergantung tangan pertama yang membimbingnya,” ceritanya mengawali pembicaraan.
Kutipan dari Hittler yang mengemukakan “give me children below five and I can rule the world,” semakin menguatkan pemikirannya. Ia percaya bahwa periode anak di bawah 5 tahun atau yang disebut ‘golden age years’ itu memang sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Untuk itu ia sangat concern pada pendidikan anak usia dini, dengan harapan mereka bisa berkembang dengan maksimal dan kelak bisa menjadi sosok yang berguna dan bermanfaat bagi kehidupan liyan.
Kepedulian Henny pada dunia pendidikan memang tinggi. Menurutnya, pendidikan itu adalah salah satu faktor yang paling penting di dalam hidup, karena di situlah, adanya proses pembentukan karakter dan cara berpikir. Maka tak heran jika untuk urusan yang satu ini, Henny selalu ingin memberikan yang terbaik bagi putrinya, Felicitas Hillary. Demi sang buah hati, ia tak ragu menempuh jarak puluhan kilometer setiap harinya dari kediamannya di Kebon Kacang menuju salah satu sekolah internasional di kawasan Bintaro.