Membangun Mental Pebisnis, Jatuh Bangun Usaha Okta Wirawan dari Nol
"Kalau orang bilang jatuh bangun, saya lebih banyak jatuhnya daripada bangunnya.”
Pebisnis kuliner Okta Wirawan makin dikenal dengan ekspansi cepat brand terbarunya, Almaz Friedchicken. Dalam tujuh bulan sejak dibuka, bisnis ayam goreng ini sudah memiliki 76 cabang di berbagai daerah.
Dalam wawancara di podcast YouTube TVOMG, Oktavirawan bercerita tentang perjalanannya sebelum terjun ke dunia bisnis. "Saya lahir di Padang. Orang tua saya pengusaha, tapi saya tumbuh di lingkungan di mana anak-anak sudah terbiasa berdagang sejak kecil," katanya.
Ia mengenang masa kecilnya yang sering bermain di 'kampung ondeh-ondeh', tempat banyak anak mulai berjualan sejak dini. "Dari kecil saya sering menemani teman-teman jualan ondeh-ondeh. Dari situ saya belajar konsep dagang, bagaimana berjualan, dan memahami interaksi dengan pelanggan," ujarnya.
Setelah menyelesaikan SMA di Padang, Oktavirawan melanjutkan kuliah di Bogor. Di sanalah ia memulai bisnis pertamanya. Pengalaman berdagang sejak kecil dan pemahaman bisnis yang ia bangun selama kuliah menjadi bekal untuk merintis berbagai brand F&B yang kini berkembang pesat.
Keberhasilannya ini tentu tidak instan, melainkan hasil dari perjalanan panjang yang penuh tantangan. "Tidak selamanya setiap bulan itu kondisinya sama. Kadang pernah punya kelebihan, atau kadang juga pernah empat tahun berturut-turut lebaran dalam kondisi pas-pasan," ujar Okta. Dari pengalaman itu, ia menyadari bahwa menjadi pengusaha tidak selalu berarti sukses dan kaya, melainkan juga harus siap menghadapi berbagai rintangan. Menurutnya, mentalitas inilah yang membentuk daya juang seorang pengusaha.
Dalam wawancara tersebut, ia juga menyinggung tantangan di industri kuliner. "Banyak orang ingin langsung sukses di bisnis, padahal ada banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari operasional, pemasaran, sampai menjaga kualitas produk," jelasnya.
Kini, Almaz Friedchicken adalah brand kedelapan yang ia bangun, setelah tujuh brand sebelumnya mengalami berbagai tantangan, termasuk yang sudah tidak lagi beroperasi. Salah satu yang sempat sukses adalah Kebuli Abuya. "Kalau orang bilang jatuh bangun, saya lebih banyak jatuhnya daripada bangunnya," katanya sambil tertawa. Pesatnya pertumbuhan bisnisnya menunjukkan pengalaman dan strategi yang tepat bisa membawa bisnis berkembang. Wawancara lengkap dengan Oktavirawan bisa disimak di podcast YouTube TVOMG.