Strategi Investasi Lo Kheng Hong Saat IHSG Anjlok: Pelajaran Berharga untuk Meraih Cuan
Pernahkah Anda mendengar kalimat bijak Warren Buffett yang berbunyi, “Be fearful when others are greedy, and be greedy when others are fearful?”
Pernyataan ini mungkin terdengar bertentangan dengan pandangan umum tentang pasar saham, di mana harga aset biasanya melonjak tajam ketika orang lain serakah. Namun, kalimat sederhana ini sebenarnya bisa menjadi panduan yang sangat kuat dan berharga dalam dunia investasi.
Apa yang diungkapkan oleh Buffett tentang membeli saat orang takut dan menjual saat orang serakah, juga diterapkan oleh investor legendaris Lo Kheng Hong, yang berhasil meraup keuntungan besar meskipun IHSG anjlok selama pandemi Covid-19.
Pada 2020, IHSG Indonesia mengalami penurunan tajam hingga mencapai level 3.900, yang disebabkan oleh ketidakpastian pasar akibat pandemi Covid-19. Ketika pasar saham jatuh dan banyak orang mulai panik, banyak investor yang justru memilih untuk menjual saham mereka dengan harga yang murah. Tetapi, di saat inilah sosok yang dikenal sebagai ‘dewa investor’ ini melihat peluang besar.
Saat sebagian besar orang ketakutan dan memilih untuk menjual saham-saham mereka, harga saham banyak perusahaan besar menjadi sangat murah. Baginya, ini adalah waktu yang tepat untuk membeli.
"Ketika orang takut, kita harus membeli. Kita dapat saham-saham bagus dengan harga yang sangat terjangkau," ungkapnya dengan tegas dilansir dari kanal youtube Olenkanews.
Lo Kheng Hong adalah contoh nyata dari filosofi Buffett yang telah terbukti berhasil. Ia memanfaatkan kondisi pasar yang terpuruk untuk membeli saham-saham berkualitas dari wonderful company dengan harga yang sangat rendah.
Menurutnya, keberhasilan ini tidak hanya soal mengambil keputusan saat yang tepat, tetapi juga tentang memiliki persiapan finansial yang matang. Pada saat banyak investor terjebak dalam kepanikan dan menjual saham mereka, Lo Kheng Hong, yang memiliki dana cash, bisa membeli saham-saham tersebut dengan harga murah. Keputusan ini membuahkan hasil yang luar biasa.
Sleeping shareholder tersebut memberi contoh, pada tahun 2022, ia tercatat di Panin sebagai pemegang saham terbesar nomor dua di perusahaan tersebut. “Bisa dilihat di laporan keuangan Annual Report tahun 2021,” tambahnya.
Ketika tahun 2020, sambung Lo Kheng Hong, Namanya juga muncul sebagai pemegang saham terbesar ketiga di Gajah Tunggal, perusahaan pabrik ban terbesar di Asia Tenggara.
“Ketika Covid, nama saya muncul menjadi pemegang saham terbesar ketiga di Clipan Finance, pemegang saham terbesar kedua di ABM Investama, dan banyak yang lainnya. Waktu Covid, Tuhan berkati saya sehingga saya punya uang cash pada waktu itu sehingga saya bisa memborong semua saham di harga yang murah,” terangnya.
Lo Kheng Hong menunjukkan bahwa ia berhasil memanfaatkan momen saat pasar sedang dalam ketakutan. “Ketika orang takut kita membelinya, kata-kata ini sederhana, tetapi bisa membuat kita kaya. Jangan orang takut kita ikut takut, orang berani kita ikut berani. Ketika orang takut, harga semuanya murah, kita beli. Lalu, kita tunggu sampai harga-harga saham mulai naik, baru kita jual di saat yang tepat, dengan begitu kita akan memperoleh cuan yang besar,” ia kembali menegaskan.