Raja Ampat Underwater: The Amazon of the Ocean
Naskah: Andi Nursaiful/berbagai sumber Foto: Istimewa/Dok.MO
The Blue Planet (Bumi) sesungguhnya adalah tujuan wisata terbaik di seluruh galaksi. Tapi hanya ada satu titik di muka Bumi di mana surga seolah benar-benar mewujud: The Blue Magic Raja Ampat. Kali ini kami membawa Anda menjelajahi alam bawah laut Raja Ampat di Papua Barat, lokasi tak terbantahkan sebagai spot penyelaman terbaik dunia. Inilah ekosistem koral terkaya di dunia.
Tak ada satupun orang yang pernah menjelajahi alam bawah laut Raja Ampat yang menyesali perjalanannya ke sana. Berikut beberapa komentar segelintir orang yang pernah menyambangi kehidupan bawah laut Raja Ampat:
Baru kali ini saya menyelam untuk kedua kalinya di tempat yang sama, dan saya berpikir untuk kembali ketiga kalinya, dan seterusnya!. - Peter van Dalen -
Tidak diragukan lagi, Raja Ampat adalah laut yang paling kaya akan ikan yang pernah saya kunjungi. - Dr G.R. Allen -
Sejak pertama menginjakkan kaki di Raja Ampat, pengunjung hanya mengekspresikan dua hal. Pertama, seruan memuji nama Tuhan karena mata dan hatinya terpikat akan pemandangan alam yang luar indah ibarat di negeri dongeng. Kedua, hanya diam terkesima seolah tertawan oleh sepotong surga yang jatuh di lautan jernih sebening kristal, dengan ombak lembut menyapu pasir putih.
Raja Ampat atau adalah nama yang diberikan untuk empat pulau utama, yaitu Waigeo, Salawati, Batanta, dan Misool. Secara administratif, Raja Ampat adalah sebuah kabupaten di wilayah Provinsi Papua Barat. Tercatat sedikitnya ada 610 pulau dengan garis pantai sepanjang 753 km. Jika ditotal dengan pulau-pulau terkecil kecil dan beting, jumlahnya mencapai 1.500.
Pada abad ke-15, Kepulauan Raja Ampat menjadi bagian dari kekuasaan Kesultanan Tidore, sebuah kerajaan besar yang berpusat di Kepulauan Maluku. Kesultanan Tidore menunjuk empat Raja lokal untuk berkuasa di keempat pulau terbesar. Istilah empat orang Raja yang memerintah di gugusan kepulauan itulah yang menjadi awal dari nama Raja Ampat.
Tapi lupakan sejenak soal sejarahnya. Sebab Raja Ampat bukan untuk dibahas sejarahnya, melainkan untuk dinikmati sebagai surga terakhir di muka bumi. Bagi para pelancong dan penjelajah alam, Raja Ampat menjamin pengalaman tak terlupakan seumur hidup. Apapun tujuan wisata Anda, Raja Ampat menyediakan semuanya. Dari titik tertinggi hingga dasar laut, Raja Ampat menawarkan keindahan tiada terkira, ibarat negeri dongeng yang mewujud.
Bagi para penyelam, ahli biologi laut, pengagum kehidupan bawah laut, bahkan para turis umum, kehidupan bawah laut Raja Ampat adalah surga tersembunyi, surga terakhir bagi para penyelam, dan surga terakhir untuk spesies terlangka (di darat dan di laut).
Para ahli biologi bersepakat bahwa Indonesia adalah rumah bagi seperempat kehidupan laut dunia. Khusus di Raja Ampat, survey tahun 2002 saja (oleh The Nature Conservacy) sudah mencatat sedikitnya ada 1.508 spesies ikan (di mana 1.000 spesies merupakan ikan karang), dan 540 spesies koral keras, dan tercatat ada sedikitnya 700 spesies moluska. Sebanyak 96% spesies koral keras yang ada di perairan Indonesia juga ada di sini, dan 75% spesies koral keras yang ada dunia terdapat di sini.
Sekadar perbandingan, kepulauan Karibia yang kerap disebut-sebut salah satu ekosistem koral terkaya di dunia, hanya memiliki 70 spesies koral. Oleh sebab itu tak berlebihan jika Seorang penyelam profesional pernah berkata, “Tinggal di Indonesia tapi tidak bisa menyelam (diving) ibarat memiliki sebuah Ferrari tapi tidak bisa menyetir.”
Penemuan Raja Ampat
Kehidupan bawah laut Raja Ampat ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang penjelajah Belanda pada 1990 bernama Max Ammer. Ia mengunjungi kepulauan ini untuk mencari pesawat dan kapal karam sisa-sisa Perang Dunia II.
Ketika melihat apa yang ada di bawah laut, Max memutuskan akan menghabiskan hidupnya di sana. Ia lantas membangun dua eco-resort di salah satu pulau kecil bernama Kri. Pada 1998, Max menemani seorang ahli biota laut bernama Allen untuk menyelam di beberapa spot. Usai penyelaman, Gerry lantas melobi Conservation International (CI) untuk menggelar survey ilmiah.
Situasi politik pada 1998 ternyata tidak memungkinkan survey itu. Baru pada 2001, Gerry bergabung dengan sejumlah ilmuan di CI untuk sebuah survey menyeluruh, dan diteruskan dengan survey berikutnya oleh The Nature Conservancy pada tahun berikutnya.
Bayangkan, dalam satu penyelaman saja, Gerry mencatat ada 283 spesies ikan koral. Survey berikutnya pada 2006 kembali menemukan sedikitnya 56 spesies baru, Tak heran jika ahli biologi senior dari CI, Mark Erdmann, menyebut Raja Ampat secara keseluruhan sebagai “pabrik spesies.”
Bagi para penyelam non-ilmuan laut, Raja Ampat menyediakan semua keinginan dan mewujudkan semua mimpi para penyelam. Sejumlah daya tarik utamanya, antara lain, karang dinding berposisi hampir vertikal, laguna dengan kanal-kanal, gua-gua bawah laut, hingga ragam hiu jinak dan paus. Sekitar 65 bangkai kapal dan 35 bangkai pesawat peninggalan PD II makin memperkaya dunia bawah laut Raja Ampat.
Di sini, penyelam bisa menjumpai Papuan Epaulette hingga hiu karpet Wobbegong Shark, pigmy seahorse seruas kelingking hingga part hantu dengan bentang sayap mencapai lima meter, serta dari Napoleon Wrasse hingga rombongan Barakuda. Raja Ampat ibarat perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan biota laut paling beragam di dunia. Para ilmuan pun menyebut Raja Ampat the Amazon of the Ocean.
Waktu Terbaik
Untuk ukuran laut, perairan di Kepulauan Raja Ampat begitu hening dan nyaris tak berombak dalam sembilan bulan. Namun dalam tiga bulan tertentu, ombaknya begitu besar. Jadi, pastikan kunjungan Anda di bulan yang terbaik, yakni antara Oktober-November.
Anda bisa memulai perjalanan Anda dari Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Selama lima belas menit menggunakan speedboat, bisa mengunjungi Waiwo dan menginap di salah satu dive resorts, dengan Dermaga kayu jetty sebagai halte dan trotoar laut yang menjulur ke tengah perairan tampak begitu indah berlatar langit biru. Resor-resor serupa banyak tersebar di pulau-pulau besar dan ratusan pulau kecil lainnya dan mengusung nama indah Raja Ampat.
Spot penyelaman terbaik di Raja Ampat adalah Blue Magic, dengan schooling fish dari jenis ikan jacks dan wobegong. Schooling fish artinya gerombolan ikan yang berenang dalam jumlah sangat besar, hingga beribu-ribu jumlahnya. Mereka banyak ditemukan di sini karena plankton yang sangat kaya yang menjadi sup gurih bagi ikan-ikan ini. Penyelam perlu waktu seumur hidup untuk menjelajahi dan mengenal kekayaan terumbu karang dan spesies ikan di Blue Magic.
Menyelam tidak bisa dilakukan sendiri. Menyelam adalah olah raga air yang perlu dilakukan dalam kelompok, di mana salah seorang berperan menjadi pemimpin. Dive master atau guide harus selalu ada. Apapun yang terjadi, dan di manapun penyelaman dilakukan, seorang dive master akan mempertanggung jawabkannya. Belasan bahkan puluhan operator selam beroperasi di Raja Ampat, sehingga Anda tidak akan kesulitan.
Untuk akomodasi, saat ini di Saonek Monde terdapat sebuah pelabuhan di mana sedang dibangun tiga resor di Pulau Nyandebabo, yaitu Batbitiem, Waiwo, dan Waigeo Selatan. Untuk sementara, Anda dapat tinggal di beberapa tempat, seperti, Sorido Bay Resort yang terkenal dengan terumbu karangnya, atau di Kri Eco Resort, resor tradisional yang dibangun di atas air. Anda juga bisa melakukan perkemahan pulau, atau menghabiskan malam di boathouse yang banyak disediakan oleh agen perjalanan wisata.
Terdapat feri yang berangkat setiap hari dari Sorong ke Waisai di Pulau Waigeo. Feri berangkat dari pada pukul 13.00, memakan waktu sekitar 1,5 sampai 2 jam. Feri kembali ke Sorong dari Waisai sekitar pukul 11.00 pagi.
Selain feri, dari Sorong, Anda bisa menyewa speedboat dan perahu panjang. Menggunakan speedboat yang dapat mengangkut 15 penumpang memakan waktu 1 jam 40 menit dengan harga Rp2.000.000, Sementara dengan perahu panjang yang mengangkut 10 penumpang dengan waktu tempuh 2-3 jam, ongkosnya Rp1.200.000.
Sejak ditemukan pada 1990, kehidupan bawah laut Raja Ampat memang sudah sangat populer di kalangan turis mancanegara dan kalangan penyelam dunia. Lebih banyak turis asing yang datang ke sini ketimbang turis lokal. Sejumlah eco-resort pun sebagian besar dikelola warga asing.
Bagi Anda para turis dalam negeri, inilah saatnya berkunjung ke halaman belakang pariwisata kita sendiri. Sebuah destinasi wisata luar biasa yang sudah menjadi halaman depan turis mancanegara.
The Blue Planet (Bumi) sesungguhnya adalah tujuan wisata terbaik di seluruh galaksi. Tapi hanya ada satu titik di muka Bumi di mana surga seolah benar-benar mewujud: The Blue Magic Raja Ampat. Kali ini kami membawa Anda menjelajahi alam bawah laut Raja Ampat di Papua Barat, lokasi tak terbantahkan sebagai spot penyelaman terbaik dunia. Inilah ekosistem koral terkaya di dunia.
Tak ada satupun orang yang pernah menjelajahi alam bawah laut Raja Ampat yang menyesali perjalanannya ke sana. Berikut beberapa komentar segelintir orang yang pernah menyambangi kehidupan bawah laut Raja Ampat:
Baru kali ini saya menyelam untuk kedua kalinya di tempat yang sama, dan saya berpikir untuk kembali ketiga kalinya, dan seterusnya!. - Peter van Dalen -
Tidak diragukan lagi, Raja Ampat adalah laut yang paling kaya akan ikan yang pernah saya kunjungi. - Dr G.R. Allen -
Sejak pertama menginjakkan kaki di Raja Ampat, pengunjung hanya mengekspresikan dua hal. Pertama, seruan memuji nama Tuhan karena mata dan hatinya terpikat akan pemandangan alam yang luar indah ibarat di negeri dongeng. Kedua, hanya diam terkesima seolah tertawan oleh sepotong surga yang jatuh di lautan jernih sebening kristal, dengan ombak lembut menyapu pasir putih.
Raja Ampat atau adalah nama yang diberikan untuk empat pulau utama, yaitu Waigeo, Salawati, Batanta, dan Misool. Secara administratif, Raja Ampat adalah sebuah kabupaten di wilayah Provinsi Papua Barat. Tercatat sedikitnya ada 610 pulau dengan garis pantai sepanjang 753 km. Jika ditotal dengan pulau-pulau terkecil kecil dan beting, jumlahnya mencapai 1.500.
Pada abad ke-15, Kepulauan Raja Ampat menjadi bagian dari kekuasaan Kesultanan Tidore, sebuah kerajaan besar yang berpusat di Kepulauan Maluku. Kesultanan Tidore menunjuk empat Raja lokal untuk berkuasa di keempat pulau terbesar. Istilah empat orang Raja yang memerintah di gugusan kepulauan itulah yang menjadi awal dari nama Raja Ampat.
Tapi lupakan sejenak soal sejarahnya. Sebab Raja Ampat bukan untuk dibahas sejarahnya, melainkan untuk dinikmati sebagai surga terakhir di muka bumi. Bagi para pelancong dan penjelajah alam, Raja Ampat menjamin pengalaman tak terlupakan seumur hidup. Apapun tujuan wisata Anda, Raja Ampat menyediakan semuanya. Dari titik tertinggi hingga dasar laut, Raja Ampat menawarkan keindahan tiada terkira, ibarat negeri dongeng yang mewujud.
Bagi para penyelam, ahli biologi laut, pengagum kehidupan bawah laut, bahkan para turis umum, kehidupan bawah laut Raja Ampat adalah surga tersembunyi, surga terakhir bagi para penyelam, dan surga terakhir untuk spesies terlangka (di darat dan di laut).
Para ahli biologi bersepakat bahwa Indonesia adalah rumah bagi seperempat kehidupan laut dunia. Khusus di Raja Ampat, survey tahun 2002 saja (oleh The Nature Conservacy) sudah mencatat sedikitnya ada 1.508 spesies ikan (di mana 1.000 spesies merupakan ikan karang), dan 540 spesies koral keras, dan tercatat ada sedikitnya 700 spesies moluska. Sebanyak 96% spesies koral keras yang ada di perairan Indonesia juga ada di sini, dan 75% spesies koral keras yang ada dunia terdapat di sini.
Sekadar perbandingan, kepulauan Karibia yang kerap disebut-sebut salah satu ekosistem koral terkaya di dunia, hanya memiliki 70 spesies koral. Oleh sebab itu tak berlebihan jika Seorang penyelam profesional pernah berkata, “Tinggal di Indonesia tapi tidak bisa menyelam (diving) ibarat memiliki sebuah Ferrari tapi tidak bisa menyetir.”
Penemuan Raja Ampat
Kehidupan bawah laut Raja Ampat ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang penjelajah Belanda pada 1990 bernama Max Ammer. Ia mengunjungi kepulauan ini untuk mencari pesawat dan kapal karam sisa-sisa Perang Dunia II.
Ketika melihat apa yang ada di bawah laut, Max memutuskan akan menghabiskan hidupnya di sana. Ia lantas membangun dua eco-resort di salah satu pulau kecil bernama Kri. Pada 1998, Max menemani seorang ahli biota laut bernama Allen untuk menyelam di beberapa spot. Usai penyelaman, Gerry lantas melobi Conservation International (CI) untuk menggelar survey ilmiah.
Situasi politik pada 1998 ternyata tidak memungkinkan survey itu. Baru pada 2001, Gerry bergabung dengan sejumlah ilmuan di CI untuk sebuah survey menyeluruh, dan diteruskan dengan survey berikutnya oleh The Nature Conservancy pada tahun berikutnya.
Bayangkan, dalam satu penyelaman saja, Gerry mencatat ada 283 spesies ikan koral. Survey berikutnya pada 2006 kembali menemukan sedikitnya 56 spesies baru, Tak heran jika ahli biologi senior dari CI, Mark Erdmann, menyebut Raja Ampat secara keseluruhan sebagai “pabrik spesies.”
Bagi para penyelam non-ilmuan laut, Raja Ampat menyediakan semua keinginan dan mewujudkan semua mimpi para penyelam. Sejumlah daya tarik utamanya, antara lain, karang dinding berposisi hampir vertikal, laguna dengan kanal-kanal, gua-gua bawah laut, hingga ragam hiu jinak dan paus. Sekitar 65 bangkai kapal dan 35 bangkai pesawat peninggalan PD II makin memperkaya dunia bawah laut Raja Ampat.
Di sini, penyelam bisa menjumpai Papuan Epaulette hingga hiu karpet Wobbegong Shark, pigmy seahorse seruas kelingking hingga part hantu dengan bentang sayap mencapai lima meter, serta dari Napoleon Wrasse hingga rombongan Barakuda. Raja Ampat ibarat perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan biota laut paling beragam di dunia. Para ilmuan pun menyebut Raja Ampat the Amazon of the Ocean.
Waktu Terbaik
Untuk ukuran laut, perairan di Kepulauan Raja Ampat begitu hening dan nyaris tak berombak dalam sembilan bulan. Namun dalam tiga bulan tertentu, ombaknya begitu besar. Jadi, pastikan kunjungan Anda di bulan yang terbaik, yakni antara Oktober-November.
Anda bisa memulai perjalanan Anda dari Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Selama lima belas menit menggunakan speedboat, bisa mengunjungi Waiwo dan menginap di salah satu dive resorts, dengan Dermaga kayu jetty sebagai halte dan trotoar laut yang menjulur ke tengah perairan tampak begitu indah berlatar langit biru. Resor-resor serupa banyak tersebar di pulau-pulau besar dan ratusan pulau kecil lainnya dan mengusung nama indah Raja Ampat.
Spot penyelaman terbaik di Raja Ampat adalah Blue Magic, dengan schooling fish dari jenis ikan jacks dan wobegong. Schooling fish artinya gerombolan ikan yang berenang dalam jumlah sangat besar, hingga beribu-ribu jumlahnya. Mereka banyak ditemukan di sini karena plankton yang sangat kaya yang menjadi sup gurih bagi ikan-ikan ini. Penyelam perlu waktu seumur hidup untuk menjelajahi dan mengenal kekayaan terumbu karang dan spesies ikan di Blue Magic.
Menyelam tidak bisa dilakukan sendiri. Menyelam adalah olah raga air yang perlu dilakukan dalam kelompok, di mana salah seorang berperan menjadi pemimpin. Dive master atau guide harus selalu ada. Apapun yang terjadi, dan di manapun penyelaman dilakukan, seorang dive master akan mempertanggung jawabkannya. Belasan bahkan puluhan operator selam beroperasi di Raja Ampat, sehingga Anda tidak akan kesulitan.
Untuk akomodasi, saat ini di Saonek Monde terdapat sebuah pelabuhan di mana sedang dibangun tiga resor di Pulau Nyandebabo, yaitu Batbitiem, Waiwo, dan Waigeo Selatan. Untuk sementara, Anda dapat tinggal di beberapa tempat, seperti, Sorido Bay Resort yang terkenal dengan terumbu karangnya, atau di Kri Eco Resort, resor tradisional yang dibangun di atas air. Anda juga bisa melakukan perkemahan pulau, atau menghabiskan malam di boathouse yang banyak disediakan oleh agen perjalanan wisata.
Terdapat feri yang berangkat setiap hari dari Sorong ke Waisai di Pulau Waigeo. Feri berangkat dari pada pukul 13.00, memakan waktu sekitar 1,5 sampai 2 jam. Feri kembali ke Sorong dari Waisai sekitar pukul 11.00 pagi.
Selain feri, dari Sorong, Anda bisa menyewa speedboat dan perahu panjang. Menggunakan speedboat yang dapat mengangkut 15 penumpang memakan waktu 1 jam 40 menit dengan harga Rp2.000.000, Sementara dengan perahu panjang yang mengangkut 10 penumpang dengan waktu tempuh 2-3 jam, ongkosnya Rp1.200.000.
Sejak ditemukan pada 1990, kehidupan bawah laut Raja Ampat memang sudah sangat populer di kalangan turis mancanegara dan kalangan penyelam dunia. Lebih banyak turis asing yang datang ke sini ketimbang turis lokal. Sejumlah eco-resort pun sebagian besar dikelola warga asing.
Bagi Anda para turis dalam negeri, inilah saatnya berkunjung ke halaman belakang pariwisata kita sendiri. Sebuah destinasi wisata luar biasa yang sudah menjadi halaman depan turis mancanegara.