Bumi Kian Sesak
Naskah: Andi Nursaiful/berbagai sumber Foto/Ilustrasi: Dok. MO
Pada tahun 2100 nanti, planet Bumi akan dihuni oleh sedikitnya 11 milyar orang. Ledakan populasi ini meningkat 800 juta orang dari perkiraan sebelumnya. Populasi sebesar itu mengundang banyak ancaman, mulai dari ketersediaan makanan, hingga sampah. Lantas apa solusinya? Saatnya beralih mengonsumsi serangga ketimbang daging sapi dan ayam?
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) awal tahun 2013 merilis data terbaru populasi dunia. Pada akhir abad ini (2100), populasi penduduk Bumi mencapai 11 milyar, atau bertambah 3 milyar dari saat ini. Dari jumlah 11 milyar itu, sebanyak 870 juta orang di seluruh dunia diperkirakan akan menderita kelaparan kronis akibat berkurangnya ketersediaan makanan.
Itu baru satu isu utama. Sebab, ledakan populasi berarti juga ledakan sampah dan ledakan wabah penyakit. Situs terkemuka LiveScience, mencoba mengidentifikasi sejumlah dampak dan bahaya dari ledakan populasi Bumi.
Keamanan Pangan
Para pakar bersepakat bahwa planet Bumi sebetulnya mampu menghasilkan makanan untuk ii milyar mulut. Masalahnya, masih diragukan apakah manusia mampu membuat produksi itu berkelanjutan, atau belum jelas mampukah manusia mengubah kebiasaan konsumsinya.
Masa depan keamanan pangan dunia bukan sekadar memproduksi lebih banyak makanan. Keamanan pangan sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor yangs aling terkait, termasuk jumlah populasi, perubahan iklim, produksi makanan, pemanfaatan makanan (selain dikonsumsi manusia), hingga faktor harga.
Di dunia Barat, kumbang, kalajengking, jangkrik, belalang, dan serangga lainnya, tidak dianggap sebagai makanan. Namun di beberapa negara, termasuk di sejumlah daerah di Tanah Air, serangga banyak dikonsumsi sebagai makanan sehat. Badan dunia FAO, menyebutkan, serangga adalah bahan potensial untuk mengatasi kekurangan pangan, saat ini dan di masa depan.
Solusi lain tengah diupayakan oleh para ilmuan di Belanda, yaitu menciptakan daging yang bisa ‘tumbuh’ ibarat menanam tumbuhan. Sel dari sapi hidup diambil dan dikembangkan di lab. Awal tahun 2013, mereka sudah memperkenalkan burger yang berisi daging yang ‘ditanam’ di lab. Hasilnya, ...
Pada tahun 2100 nanti, planet Bumi akan dihuni oleh sedikitnya 11 milyar orang. Ledakan populasi ini meningkat 800 juta orang dari perkiraan sebelumnya. Populasi sebesar itu mengundang banyak ancaman, mulai dari ketersediaan makanan, hingga sampah. Lantas apa solusinya? Saatnya beralih mengonsumsi serangga ketimbang daging sapi dan ayam?
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) awal tahun 2013 merilis data terbaru populasi dunia. Pada akhir abad ini (2100), populasi penduduk Bumi mencapai 11 milyar, atau bertambah 3 milyar dari saat ini. Dari jumlah 11 milyar itu, sebanyak 870 juta orang di seluruh dunia diperkirakan akan menderita kelaparan kronis akibat berkurangnya ketersediaan makanan.
Itu baru satu isu utama. Sebab, ledakan populasi berarti juga ledakan sampah dan ledakan wabah penyakit. Situs terkemuka LiveScience, mencoba mengidentifikasi sejumlah dampak dan bahaya dari ledakan populasi Bumi.
Keamanan Pangan
Para pakar bersepakat bahwa planet Bumi sebetulnya mampu menghasilkan makanan untuk ii milyar mulut. Masalahnya, masih diragukan apakah manusia mampu membuat produksi itu berkelanjutan, atau belum jelas mampukah manusia mengubah kebiasaan konsumsinya.
Masa depan keamanan pangan dunia bukan sekadar memproduksi lebih banyak makanan. Keamanan pangan sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor yangs aling terkait, termasuk jumlah populasi, perubahan iklim, produksi makanan, pemanfaatan makanan (selain dikonsumsi manusia), hingga faktor harga.
Di dunia Barat, kumbang, kalajengking, jangkrik, belalang, dan serangga lainnya, tidak dianggap sebagai makanan. Namun di beberapa negara, termasuk di sejumlah daerah di Tanah Air, serangga banyak dikonsumsi sebagai makanan sehat. Badan dunia FAO, menyebutkan, serangga adalah bahan potensial untuk mengatasi kekurangan pangan, saat ini dan di masa depan.
Solusi lain tengah diupayakan oleh para ilmuan di Belanda, yaitu menciptakan daging yang bisa ‘tumbuh’ ibarat menanam tumbuhan. Sel dari sapi hidup diambil dan dikembangkan di lab. Awal tahun 2013, mereka sudah memperkenalkan burger yang berisi daging yang ‘ditanam’ di lab. Hasilnya, ...