MO Decade: Indonesia dalam 10 Peringkat Global
Naskah : Andi Nursaiful/berbagai sumber, Foto : Dok. MO
Memasuki masa satu dekade atau 10 tahun Majalah Men’s Obsession, secara khusus kami mengumpulkan data riset dari berbagai sumber terpercaya, untuk mengetahui peringkat Indonesia dalam berbagai bidang di tengah percaturan global pada 2013.
1. Indeks Persepsi Korupsi (CPI)
Setiap tahun sejak 1995, lembaga Transparency International (TI) menerbitkan Corruption Perception Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi (IPK) setiap tahun, yang mengurutkan negara-negara di dunia berdasarkan persepsi (anggapan) publik terhadap korupsi di jabatan publik dan politis.
Nilai dari indeks ini kerap diperdebatkan, karena berdasarkan survei, hasilnya tidak bisa dihindarkan dari aspek subyektivitas. Oleh sebab korupsi bersifat tersembunyi, maka mustahil untuk mengukur secara langsung, sehingga digunakan berbagai parameter untuk mengukur tingkat korupsi.
Contohnya dengan mengambil sampel survei persepsi publik melalui berbagai pertanyaan, mulai dari "Apakah Anda percaya pada pemerintah?" atau "Apakah korupsi masalah besar di negara Anda?".
Selain itu, apa yang didefinisikan atau dianggap sah sebagai korupsi, akan berbeda-beda di berbagai wilayah hukum. Misalnya, sumbangan politis sah di satu wilayah hukum mungkin tidak sah di wilayah lain; sesuatu yang dianggap sebagai pemberian tip biasa di satu negara bisa dianggap sebagai penyogokan di negara lain.
Dengan demikian, hasil survei TI harus dipahami secara khusus sebagai pengukuran persepsi (anggapan) publik, bukan merupakan satu ukuran yang obyektif terhadap korupsi. Meski begitu, indeks persepsi ini setidaknya memberi gambaran seputar tingkat korupsi di sebuah negara. Indeks persepsi korupsi juga telah diadopsi oleh Pemerintah RI sebagai alat mengukur tingkat keberhasilan program pemberantasan korupsi.
Semakin tinggi peringkatnya berarti negara itu semakin bersih. Sebaliknya, semakin rendah berarti semakin korup. Semakin besar nilai indeksnya (CPI) berarti semakin bersih, dan semakin kecil nilai indeksnya (CPI) berarti semakin korup.
Bagaimana dengan negara tercinta Republik Indonesia? Berikut datanya sejak tahun 1995:
Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, Transparancy International
Pada tahun 2013, lima negara terbersih adalah: Denmark (nilai indeks 91), Selandia Baru (91), Finlandia (89), Swedia (89), dan Norwegia (89). Sebaliknya, lima negara terkorup 2013 adalah: Sudan Selatan (14), Sudan Selatan (11), Afghanistan (8), Korea Utara (8), dan Somalia (8).
Di antara negara-negara anggota ASEAN, posisi Indonesia tahun 2013 masih...
Memasuki masa satu dekade atau 10 tahun Majalah Men’s Obsession, secara khusus kami mengumpulkan data riset dari berbagai sumber terpercaya, untuk mengetahui peringkat Indonesia dalam berbagai bidang di tengah percaturan global pada 2013.
1. Indeks Persepsi Korupsi (CPI)
Setiap tahun sejak 1995, lembaga Transparency International (TI) menerbitkan Corruption Perception Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi (IPK) setiap tahun, yang mengurutkan negara-negara di dunia berdasarkan persepsi (anggapan) publik terhadap korupsi di jabatan publik dan politis.
Nilai dari indeks ini kerap diperdebatkan, karena berdasarkan survei, hasilnya tidak bisa dihindarkan dari aspek subyektivitas. Oleh sebab korupsi bersifat tersembunyi, maka mustahil untuk mengukur secara langsung, sehingga digunakan berbagai parameter untuk mengukur tingkat korupsi.
Contohnya dengan mengambil sampel survei persepsi publik melalui berbagai pertanyaan, mulai dari "Apakah Anda percaya pada pemerintah?" atau "Apakah korupsi masalah besar di negara Anda?".
Selain itu, apa yang didefinisikan atau dianggap sah sebagai korupsi, akan berbeda-beda di berbagai wilayah hukum. Misalnya, sumbangan politis sah di satu wilayah hukum mungkin tidak sah di wilayah lain; sesuatu yang dianggap sebagai pemberian tip biasa di satu negara bisa dianggap sebagai penyogokan di negara lain.
Dengan demikian, hasil survei TI harus dipahami secara khusus sebagai pengukuran persepsi (anggapan) publik, bukan merupakan satu ukuran yang obyektif terhadap korupsi. Meski begitu, indeks persepsi ini setidaknya memberi gambaran seputar tingkat korupsi di sebuah negara. Indeks persepsi korupsi juga telah diadopsi oleh Pemerintah RI sebagai alat mengukur tingkat keberhasilan program pemberantasan korupsi.
Semakin tinggi peringkatnya berarti negara itu semakin bersih. Sebaliknya, semakin rendah berarti semakin korup. Semakin besar nilai indeksnya (CPI) berarti semakin bersih, dan semakin kecil nilai indeksnya (CPI) berarti semakin korup.
Bagaimana dengan negara tercinta Republik Indonesia? Berikut datanya sejak tahun 1995:
Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Indonesia 1995-2013
(Transparency International)
(Transparency International)
Tahun |
Nilai IPK (skala 0-100) |
Peringkat
|
1995 |
19,4 |
41 dari 41 negara |
1996 |
26,5 |
45 dari 54 negara |
1997 |
27,2 |
46 dari 52 negara |
1998 |
20 |
80 dari 85 negara |
1999 |
17 |
96 dari 99 negara |
2000 |
17 |
85 dari 91 negara |
2001 |
19 |
88 dari 91 negara |
2002 |
19 |
96 dari 102 negara |
2003 |
19 |
122 dari 133 negara |
2004 |
20 |
133 dari 146 negara |
2005 |
22 |
137 dari 159 negara |
2006 |
24 |
130 dari 163 negara |
2007 |
23 |
143 dari 180 negara |
2008 |
26 |
126 dari 180 negara |
2009 |
28 |
111 dari 180 negara |
2010 |
28 |
110 dari 178 negara |
2011 |
30 |
100 dari 182 negara |
2012 |
32 |
118 dari 176 negara |
2013 |
32 |
114 dari 177 negara |
Pada tahun 2013, lima negara terbersih adalah: Denmark (nilai indeks 91), Selandia Baru (91), Finlandia (89), Swedia (89), dan Norwegia (89). Sebaliknya, lima negara terkorup 2013 adalah: Sudan Selatan (14), Sudan Selatan (11), Afghanistan (8), Korea Utara (8), dan Somalia (8).
Di antara negara-negara anggota ASEAN, posisi Indonesia tahun 2013 masih...