Ester Sukmawati: Besarkan Bisnis Step by Step
Naskah : Suci Yulianita Foto : Dok. MO
*artikel ini dimuat pada edisi Desember 2011
Apa yang ada di benak Anda jika mendengar kata ‘plastik’? Mungkin bagi Anda tidak ada yang istimewa dari benda satu itu. Namun berbeda bagi pengusaha wanita muda, Ester Sukmawati. Baginya, plastik adalah salah satu benda yang sangat berarti, karena menjadi sumber mata pencahariannya selama 20 tahun ini, bahkan bisa menghidupi ratusan karyawannya.
Ya, usaha wanita yang biasa disapa Sukma ini, memang bergerak di bidang packaging produk yang terbuat dari plastik. “Saya punya bisnis pabrik plastik. Packaging makanan, mainan, obat-obatan, spare part, dan masih banyak lagi,” Sukma menjelaskan usahanya.
Bisa dikatakan, sekitar 70% persen produk di Indonesia, menggunakan kemasan miliknya. Namun Sukma masih terus ingin memasarkan produknya itu lebih meluas lagi. Bahkan ia ingin suatu saat nanti bisa menembus pasar internasional.
Melihat usahanya kini, siapa menyangka bahwa itu semua dimulai dari home industry 20 tahun silam, dengan karyawan kurang dari 10 orang. Semua berkembang secara perlahan, namun pasti. “Awalnya sih iseng-iseng saja bisnis itu di rumah, nggak tahunya kok lama-lama lumayan maju. Ya sudah, sekalian kita tekuni,” kenangnya.
Dari bisnis rumahan, berkembang, lalu pindah ke Ruko, kemudian sampai akhirnya kini memiliki pabrik yang cukup besar dengan ratusan karyawan. “Sekarang kita ada rencana untuk perluasan pabrik yang lebih besar lagi,” ia menguraikan rencananya.
Ya, Sukma memang memilih mengembangkan bisnisnya secara perlahan, tidak melakukan ekspansi besar-besaran dalam waktu singkat. Tahapan demi tahapan ia lalui dengan tekun dan sabar, hingga akhirnya kini ia bisa menjadi seperti ini, memiliki fondasi yang kuat dan tidak mudah diterpa angin dan badai. Semua itu sesuai dengan rencana dan keinginannya dalam membesarkan usaha, tahap demi tahap.
“Dalam melakukan sesuatu, apalagi dalam bisnis, saya itu orangnya nggak berani langsung jor-joran. Semuanya harus bertahap, dimulai dari bawah dulu. Itu juga yang menjadikan kita tidak mudah diterpa angin,” ia menjelaskan prinsip hidupnya.
Apa yang dijalani Sukma tentu tidak lepas dari tantangan dan rintangan yang memang selalu ada. Namun sosok satu ini bukanlah tipe wanita yang mudah putus asa. Sebaliknya, Sukma wanita tangguh yang pantang menyerah. Ia mengakui pernah mengalami masa-masa sulit pada saat awal merintis bisnis, hingga seringkali harus pulang larut malam bahkan sampai harus menginap di pabrik.
*artikel ini dimuat pada edisi Desember 2011
Apa yang ada di benak Anda jika mendengar kata ‘plastik’? Mungkin bagi Anda tidak ada yang istimewa dari benda satu itu. Namun berbeda bagi pengusaha wanita muda, Ester Sukmawati. Baginya, plastik adalah salah satu benda yang sangat berarti, karena menjadi sumber mata pencahariannya selama 20 tahun ini, bahkan bisa menghidupi ratusan karyawannya.
Ya, usaha wanita yang biasa disapa Sukma ini, memang bergerak di bidang packaging produk yang terbuat dari plastik. “Saya punya bisnis pabrik plastik. Packaging makanan, mainan, obat-obatan, spare part, dan masih banyak lagi,” Sukma menjelaskan usahanya.
Bisa dikatakan, sekitar 70% persen produk di Indonesia, menggunakan kemasan miliknya. Namun Sukma masih terus ingin memasarkan produknya itu lebih meluas lagi. Bahkan ia ingin suatu saat nanti bisa menembus pasar internasional.
Melihat usahanya kini, siapa menyangka bahwa itu semua dimulai dari home industry 20 tahun silam, dengan karyawan kurang dari 10 orang. Semua berkembang secara perlahan, namun pasti. “Awalnya sih iseng-iseng saja bisnis itu di rumah, nggak tahunya kok lama-lama lumayan maju. Ya sudah, sekalian kita tekuni,” kenangnya.
Dari bisnis rumahan, berkembang, lalu pindah ke Ruko, kemudian sampai akhirnya kini memiliki pabrik yang cukup besar dengan ratusan karyawan. “Sekarang kita ada rencana untuk perluasan pabrik yang lebih besar lagi,” ia menguraikan rencananya.
Ya, Sukma memang memilih mengembangkan bisnisnya secara perlahan, tidak melakukan ekspansi besar-besaran dalam waktu singkat. Tahapan demi tahapan ia lalui dengan tekun dan sabar, hingga akhirnya kini ia bisa menjadi seperti ini, memiliki fondasi yang kuat dan tidak mudah diterpa angin dan badai. Semua itu sesuai dengan rencana dan keinginannya dalam membesarkan usaha, tahap demi tahap.
“Dalam melakukan sesuatu, apalagi dalam bisnis, saya itu orangnya nggak berani langsung jor-joran. Semuanya harus bertahap, dimulai dari bawah dulu. Itu juga yang menjadikan kita tidak mudah diterpa angin,” ia menjelaskan prinsip hidupnya.
Apa yang dijalani Sukma tentu tidak lepas dari tantangan dan rintangan yang memang selalu ada. Namun sosok satu ini bukanlah tipe wanita yang mudah putus asa. Sebaliknya, Sukma wanita tangguh yang pantang menyerah. Ia mengakui pernah mengalami masa-masa sulit pada saat awal merintis bisnis, hingga seringkali harus pulang larut malam bahkan sampai harus menginap di pabrik.