Rena Husada: Like Father Like Daughter
Berbincang sebentar saja dengan wanita muda satu ini, suasana akan langsung terasa cair. Boleh jadi lantaran pembawaannya yang sepintas seperti gadis muda nan polos.
Siapa sangka, lulusan S2 di usia 21 tahun ini, ternyata menyimpan potensi besar untuk mereguk sukses di usia muda. Terlebih dalam posisinya saat ini sebagai orang nomor satu di Kagum Group, sebuah grup bisnis perhotelan yang tengah bersinar dan begiu ekspansif.
Bagi Anda yang kerap menghabiskan akhir pekan di Bandung pada tahun 1990-an, pasti familiar dengan outlet-outlet jins di Jalan Cihampelas. Sampai hari ini, sebagian outlet itu masih ada, dan umumnya berubah menjadi factory outlet (fo) yang menjual pakaian jadi.
Tahukah Anda bahwa outlet-outlet jins itu awalnya dimotori oleh keluarga Husada? Sebagian besar dimiliki oleh keluarga ini sampai sekarang.
Tatkala krisis moneter tahun 1998 melanda negeri, Hendri Husada, sang ayah, mulai terjun ke bisnis perhotelan. Dan dalam hitungan yang terbilang singkat, Kagum Group melesat begitu cepat. Dalam tiga tahun, berdiri 25 hotel.
Belajar tentang impian dan perjuangan hidup, tentang praktik bisnis dan kerja keras, didapat Rena sejak belia, langsung dari sang ayah. Pendidikan formal selama lima tahun di bidang bisnis, dan bidang perhotelan di Singapura, semakin menempa kapabilitas Rena kemudian.
Walhasil, tahun 2010, tak lama setelah menyelesaikan S2 bidang bisnis, sang ‘putra mahkota’ itu pun diserahi tanggung jawab besar untuk memimpin bisnis Kagum Grup. Usaha yang dirintis sang ayah dari titik nol.
Meski baru terhitung dua tahun memimpin Kagum Grup, jejak langkah Rena dalam mengembangkan Kagum patut diacungi jempol.
Dialah yang “berdebat” dengan sang ayah untuk membangun hotel di luar Bandung, termasuk memutuskan tidak sekadar own hotel, melainkan juga me-manage hotel lain.
Rena yang penuh semangat dan percaya diri selalu menghindari sikap bossy. “Saya memposisikan diri bukan sebagai anak boss. Saya juga kerja di sini. Buat saya ini bukan perusahaan saya, tapi milik bersama. Sama seperti Papa, beliau juga seperti itu, selalu merangkul semua orang karena berpikir bahwa kita nggak mungkin bisa melakukan segala sesuatu sendiri, kerja nggak bisa sendiri,” tuturnya. Ya, like father like daughter.
Artikel ini dimuat pada Majalah Men’s Obsession Edisi Maret 2012
Siapa sangka, lulusan S2 di usia 21 tahun ini, ternyata menyimpan potensi besar untuk mereguk sukses di usia muda. Terlebih dalam posisinya saat ini sebagai orang nomor satu di Kagum Group, sebuah grup bisnis perhotelan yang tengah bersinar dan begiu ekspansif.
Bagi Anda yang kerap menghabiskan akhir pekan di Bandung pada tahun 1990-an, pasti familiar dengan outlet-outlet jins di Jalan Cihampelas. Sampai hari ini, sebagian outlet itu masih ada, dan umumnya berubah menjadi factory outlet (fo) yang menjual pakaian jadi.
Tahukah Anda bahwa outlet-outlet jins itu awalnya dimotori oleh keluarga Husada? Sebagian besar dimiliki oleh keluarga ini sampai sekarang.
Tatkala krisis moneter tahun 1998 melanda negeri, Hendri Husada, sang ayah, mulai terjun ke bisnis perhotelan. Dan dalam hitungan yang terbilang singkat, Kagum Group melesat begitu cepat. Dalam tiga tahun, berdiri 25 hotel.
Belajar tentang impian dan perjuangan hidup, tentang praktik bisnis dan kerja keras, didapat Rena sejak belia, langsung dari sang ayah. Pendidikan formal selama lima tahun di bidang bisnis, dan bidang perhotelan di Singapura, semakin menempa kapabilitas Rena kemudian.
Walhasil, tahun 2010, tak lama setelah menyelesaikan S2 bidang bisnis, sang ‘putra mahkota’ itu pun diserahi tanggung jawab besar untuk memimpin bisnis Kagum Grup. Usaha yang dirintis sang ayah dari titik nol.
Meski baru terhitung dua tahun memimpin Kagum Grup, jejak langkah Rena dalam mengembangkan Kagum patut diacungi jempol.
Dialah yang “berdebat” dengan sang ayah untuk membangun hotel di luar Bandung, termasuk memutuskan tidak sekadar own hotel, melainkan juga me-manage hotel lain.
Rena yang penuh semangat dan percaya diri selalu menghindari sikap bossy. “Saya memposisikan diri bukan sebagai anak boss. Saya juga kerja di sini. Buat saya ini bukan perusahaan saya, tapi milik bersama. Sama seperti Papa, beliau juga seperti itu, selalu merangkul semua orang karena berpikir bahwa kita nggak mungkin bisa melakukan segala sesuatu sendiri, kerja nggak bisa sendiri,” tuturnya. Ya, like father like daughter.
Artikel ini dimuat pada Majalah Men’s Obsession Edisi Maret 2012