Menteri-menteri Kabinet Jokowi-JK

Survey melibatkan responden dari kalangan akademisi, tokoh agama, budayawan, birokrasi, politisi, purnawirawan TNI/Polri, pegusaha.
Sebanyak 52,2% responden berpendidikan S2 dan S3. Hasilnya sudah diserahkan langsung dan didiskusikan dengan Presiden Terpilih Jokowi-JK pada Rabu, 10 September 2014 di Balaikota DKI. Siapa saja mereka?
Gegap gempita pelaksanaan Pemilihan Presiden periode 2014-2019 telah selesai dilaksanakan tanggal 9 Juli 2014 yang lalu, suasana politik yang sebelumnya terbilang panas, kini mulai mendingin.
Panasnya suasana politik di Indonesia, disebabkan hanya terdapat 2 pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang bertarung, sehingga peta politik seakan-akan terbelah dalam dua arus besar.
Namun, semuanya berakhir pada 22 Juli 2014, setelah KPU Pusat mengumumkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih, yang kemudian dikukuhkan secara hukum tertinggi setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak keseluruhan gugatan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa pada 22 Agustus 2014.
Perbicangan tentang pilpres mulai berganti dengan bisik-bisik calon Menteri yang akan duduk di struktur kabinet yang akan datang. Masyarakat mulai bertanya-tanya tentang tokoh-tokoh yang akan membantu Jokowi-JK dalam menjalankan pemerintahan lima tahun ke depan.
Perbincangan kian seru ketika Jokowi-JK lantas berinisiatif mendirikan Kantor Transisi pada 4 Agustus 2014. Berbagai lembaga pun berlomba menyusun struktur kabinet versi masing-masing. Tentu tak lepas dari kepentingan masing-masing.
Majalah Men’s Obsession yang selama satu dekade terakhir dikenal konsisten menampilkan profil tokoh-tokoh berprestasi di bidangnya masing-masing, pun merasa terpanggil untuk memberi kontribusi.
Terlebih, dalam setiap kesempatan, Jokowi-JK senantiasa menegaskan komitmennya untuk membentuk kabinet non-transaksional yang beranggotakan tokoh-tokoh profesional. Tokoh-tokoh seperti itulah yang selama ini menghiasi halaman-halaman Men’s Obsession.
Majalah ini kian terdorong untuk berbuat sesuatu setelah Jokowi sendiri sempat berdiskusi dengan Chairman Men’s Obsession, Usamah Hisyam, seputar kabinet profesional yang menjadi obsesinya. Diskusi berlangsung di atas pesawat dalam penerbangan Jakarta-Jeddah pp untuk menunaikan ibadah umroh pada 6-8 Juli 2014. Usamah Hisyam kala itu menjadi Koordinator Perjalanan Umroh Jokowi dan keluarganya.
Maka antara Juli-Agustus 2014, Tim Redaksi Men’s Obsession kemudian melakukan seleksi terhadap ratusan tokoh yang dianggap memiliki basis profesional untuk dijagokan menduduki kursi kabinet. Untuk setiap kementerian diseleksi lima nama kandidat. Nama-nama tersebut lantas dikonsultasikan dengan sejumlah tokoh, terutama yang berada dalam lingkaran dalam Jokowi dan JK. Nama-nama itulah yang pada Agustus lalu direkomendasikan Mens Obsession kepada IReS (Indonesia Research and Survei), lembaga survei yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum untuk disurvei.
Survey nasional yang berlangsung antara 21 Agustus hingga 3 September 2014, mencoba menjaring keinginan dan harapan masyarakat melalui para tokohnya. Jumlah responden sebanyak 600 orang yang tersebar di 33 Provinsi di Indonesia, dengan margin of error ± 4 % dan tingkat kepercayaan hingga 95%.
Metode sampling adalah multistage random sampling dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden dengan menggunakan kuesioner. Populasi survei ini adalah para tokoh masyarakat di berbagai bidangnya, yaitu Akademisi/Dosen di berbagai Universitas/Perguruan Tinggi, Birokrat/PNS (Minimal Golongan IVa), Tokoh LSM, Anggota DPRD Provinsi/Kota/Kabupaten, Purnawirawan TNI/POLRI (dengan jabatan terakhir adalah Perwira Pertama hingga Perwira Tinggi), Pengusaha, dan Pemuka berbagai Agama.
Validasi data dilakukan dengan membandingkan karakteristik demografis dari sampel yang diperoleh dari survei, dengan populasi yang diperoleh melalui berbagai riset dan data BPS. Sedangkan wawancara yang dilakukan oleh surveyor dikontrol secara sistematis oleh IReS pusat dan koordinator Daerah, dengan melakukan cek ulang di lapangan sekitar 30% dari total data responden yang masuk. Ini dilakukan untuk menjamin akurasi data.
Pelaksanaan survei nasional ini dibiayai sepenuhnya oleh PT. Dharmapena Citra Media, induk perusahaan Men’s Obsession dan IreS, sehingga tidak ada kepentingan dan bias terhadap hasil survei yang dilakukan.
Survei ini merupakan survei pendapat dari para tokoh masyarakat yang didominasi oleh tokoh-tokoh profesional dan terdidik, di mana responden yang berpendidikan S2, S3 dan Profesor berjumlah 57,2% dari para 600 responden. Data pendidikan responden dapat dilihat pada diagram berikut:

Pendidikan S2, S3 dan Profesor banyak didominasi oleh Akademisi/dosen, namun tokoh agama, LSM, Birokrat dan Anggota DPRD Provinsi/Kota/Kabupaten pun banyak yang pendidikannya sangat baik. Sehingga hasil survei ini memiliki kualitas yang sangat baik dalam melihat harapan masyarakat terhadap Kabinet Indonesia 2014-2019 ini dan mengetahui sosok seperti apa yang dibutuhkan oleh pemerintahan ke depan.
Selain itu, tokoh yang berpendidikan S1 pun mencapai 30,6% dan diploma sebanyak 4% dari responden. Sebagian kecil responden dengan pendidikan SMA umumnya dari kalangan seniman, budayawan, dan tokoh agama, maupun purnawirawan TNI/Polri. Namun Purnawirawan pun sebagain besar telah mengikuti Pendidikan AKABRI/AKPOL, sehingga memahami permasalahan Bangsa dan Negara.
Semua segmen agama di Indonesia terwakili sebagai responden dan ikut memberikan aspirasinya melalui survei ini. Pembagian agama responden dapat dilihat dari diagram berikut:

Berbagai Kejutan
Berbagai hal menarik terlihat dari hasil survei ini dan memberikan kejutan-kejutan yang tidak diperkirakan sebelumnya oeh para pengamat dan tokoh politik. Kejutan tersebut dapat dilihat dari hasil-hasil berikut:
1. Profesional Murni Memimpin Kementerian
Survei menunjukkan tokoh profesional murni menduduki posisi terbanyak di berbagai kementerian dan lembaga setingkat Menteri, yaitu sebanyak 76,3%, sedangkan profesional yang berbasis partai politik sebanyak 23,7%.

2. Selamat Datang Kaum Muda
Mungkin itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan menteri-menteri pemerintahan Jokowi-JK dari hasil survei IReS. Hal ini terlihat dari persentase tokoh-tokoh muda di kementerian yang berusia 40-50 tahun sebanyak 26,3%, yang berusia 51-60 tahun sebanyak 60,5%, dan yang berusia diatas 60 tahun sebanyak 13,2%.

3. Kementerian para Pakar
Menteri pilihan responden, sebagian besar berpendidikan S3, yaitu sebanyak 31,6%, dan yang telah bergelar Profesor sebanyak 23,7%. Apabila yang berpendidikan S3 dan Profesor yang dipilih responden menjadi menteri digabungkan, maka sebanyak 55,3% Kementerian diisi oleh para pakar.
Kandidat peraih suara terbanyak yang berpendidikan S2 sebanyak 18,4%, S1 sebanyak 21,1%, dan SMA sebanyak 5,2%. Menarik bahwa terdapat dua kandidat yang berpendidikan SMA namun tidak mengurangi kapabilitas dan kompetensinya, yaitu Dahlan Iskan yang tidak menyelesaikan S1 dan Jenderal (TNI) Budiman yang melanjutkan ke AKABRI.

4. Agama Menteri Pilihan Responden
Kandidat menteri yang dipilih terbanyak oleh responden didominasi oleh mereka yang beragama Islam, yaitu 92,2%. Sedangkan yang beragama Katolik, Protestan, dan Hindu sebanyak 2,6%.

5. Kementerian atau Badan Baru?
Permasalahan haji di Tanah Air yang terus berlarut-larut membuat sebanyak 61% atau 366 responden menyetujui dibentuknya Kementerian Haji, Zakat, dan Wakaf. Sebanyak 28,3% tidak setuju dan 10,7% menjawab tidak tahu/tidak jawab.
Kalau melihat keinginan dari masyarakat ini, maka dimungkinkan dibentuknya Kementerian/Badan baru yang mengurusi Haji, Zakat dan Wakaf, sehingga peranan Kementerian Agama dikurangi.
Ketika ditanya perlukah fungsi Kementerian Agama diserahkan kepada Majelis Umat Beragama yang mewakili semua perwakilan umat beragama di Indonesia, maka sebanyak 59,7% responsen setuju, sebanyak 34,3% tidak setuju, dan 6% tidak tahu/tidak jawab. Hal ini memperlihatkan bahwa responden yang merupakan tokoh masyarakat menginginkan agar peranan lembaga-lembaga agama lebih diperkuat dalam mengurus umat agama.
Namun ketika ditanya apakah responden bersedia Kementerian Agama dibubarkan, sebanyak 42,9% setuju, sebanyak 48,9% tidak setuju, dan 8,2% tidak tahu/tidak jawab. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa responden menyetujui dibentuknya Kementerian atau Badan baru yang mengurus masalah Haji, Zakat dan Wakaf, memberikan peranan lebih pada Majelis Umat Beragama, namun responden tidak bersedia kalau Kementerian Agama dibubarkan.
Rabu pagi, 10 September 2014, Chairman Men's Obsession Usamah Hisyam diterima oleh presiden terpilih Joko Widodo untuk menerima hasil survey. Pertemuan tertutup ini antara lain mendiskusikan hasil survey.
Pada halaman-halaman berikut ini kami sajikan daftar lengkap tokoh-tokoh yang disurvey. Hasil lengkap survey nasional Men's Obsession -IReS, khususnya siapa saja yang meraih prosentase suara tertinggi, bisa Anda lihat di Majalah Men's Obsession Edisi Khusus Menteri-menteri Kabinet Jokowi-JK yang sudah tersedia di toko-toko buku.