BBM Satu Harga Wujudkan Pemerataan Ekonomi di Pelosok Negeri
Naskah: Subhan Husaen Albari Foto: Dok. Humas Pertamina
Sejak program BBM Satu Harga ditetapkan pemerintah pada Oktober 2016, hingga saat ini Pertamina berhasil melaksanakan program tersebut secara bertahap bahkan mencapai hasil di atas target yang ditentukan.
Hingga akhir 2018, Pertamina berhasil mengoperasikan program BBM Satu Harga di 123 titik dari target sebelumnya 121 titik. Bahkan hingga saat ini, BBM Satu Harga telah melayani masyarakat di 125 lokasi. Program ini menyasar wilayah-wilayah di Indonesia yang termasuk 3T alias Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. Baik itu di Indonesia bagian Timur, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Terbaru, pemerintah menghadirkan empat SPBU berkeadilan di kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada 25 Februari 2019.
Pertamina bersama Kementerian ESDM meresmikan empat SPBU Kompak BBM Satu Harga di Kepulauan Mentawai, tepatnya di SPBU Siberut Utara 16.253.941, SPBU Sipora Selatan 16.253.921, SPBU Sangir Batanghari 15.277.031, dan SPBU Sangir Balai Janggo 16.277.770. Empat lembaga penyalur ini merupakan lokasi BBM Satu Harga ke dua yang diresmikan Pertamina Marketing Operation Region I (MOR I). Awal Februari lalu, dua lembaga penyalur BBM Satu Harga di Kepulauan Nias telah lebih dulu diresmikan. Kementerian ESDM, yang diwakili oleh Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar yang meresmikan lokasi BBM Satu Harga menjelaskan, BBM Satu Harga dapat mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia serta memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Mentawai dan Solok Selatan.
Dengan hadirnya BBM Satu Harga di Mentawai maka total terdapat 125 lembaga penyalur BBM Satu Harga di seluruh Indonesia. Tahun ini secara nasional Pertamina menargetkan pendirian 39 lembaga penyalur BBM Satu Harga di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) yang sulit dijangkau karena keterbatasan infrastruktur. Selain premium dan bio solar, Pertamina juga memberikan opsi kepada masyarakat Kepulauan Mentawai dengan menyediakan pertalite. Melalui hadirnya SPBU Kompak, masyarakat di Kecamatan Sipora Selatan, Siberut Utara, Sangir Batang Hari dan Sangir Balai Janggo dapat membeli BBM dengan harga yang sama dengandaerah lain di Indonesia, yaitu premium Rp6.450,-/liter, dan solar seharga Rp5.150,-/ liter. Archandra berharap beroperasinya SPBU Kompak akan memberikan dampak positif bagi perekonomian di Kepulauan Mentawai. Pertamina bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) serta Kementerian ESDM juga baru saja menambah jangkauan wilayah BBM Satu Harga di Papua dan Maluku.
Adapun titik yang baru diresmikan adalah SPBU Kompak 86.975.26 Air Buaya, Kabupaten Buru dan SPBU Kompak 86.995.18 Bolakme, Kabupaten Jayawijaya. Kedua titik ini merupakan titik BBM Satu Harga yang telah uji operasi di tahun 2018. "Upaya pemerataan energi melalui BBM Satu Harga merupakan usaha yang luar biasa Pemerintah dan Pertamina serta badan usaha pendamping agar mampu menggerakkan sektor-sektor ekonomi, termasuk di Buru yang masuk wilayah 3T," ujar Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial, usai peresmian di Jayawijaya. SPBU 86.975.26 Kec. Air Buaya, Kab. Buru yang baru diresmikan ini memasok BBM jenis premium, solar, dan pertalite dengan masing-masing berkapasitas 5KL. Titik supply berasal dari TBBM Namlea yang berjarak sekitar 100 km dan ditempuh dengan perjalanan darat menggunakan mobil tangki selama 3 jam.
Adapun kuota per bulan untuk premium sebesar 60 KL dan Solar 20 KL. Sebelum adanya titik BBM Satu Harga ini, masyarakat memperoleh BBM untuk transportasi dan kebutuhan nelayan dari lembaga penyalur terdekat, yakni sejauh ± 60 KM ke APMS Lala dan ± 88 KM ke SPBU Namlea sehingga membuat harga premium menjadi Rp9.000/ liter dan solar Rp10.000/liter di wilayah ini. Dengan adanya SPBU ini, masyarakat Kecamatan Air Buaya kini bisa mendapatkan BBM dengan harga yang sama dengan wilayah lainnya, yakni premium Rp6.450/ liter dan solar Rp5.150/Liter. Sementara itu, BBM di distrik Bolakme dikirim dari supply point Terminal BBM Jayapura yang diangkut menggunakan mobil tangki kemudian dilanjutkan menggunakan pesawat terbang dan mobil truk. Jarak yang ditempuh, yakni sejauh 145 km dengan waktu tempuh normal hingga 3 jam. Adapun setiap dua kali dalam sebulan akan dipasok masing-masing sebanyak 50 KL bio solar dan 150 KL premium.
Program BBM Satu Harga kini juga sudah menyasar ke Kabupaten Tarakan, Kalimatan Utara (Kaltara). Warga Desa Long Ampung dan sekitarnya kini tidak harus merogoh kocek puluhan hingga ratusan ribu untuk mendapatkan BBM per liternya. Sebab, pemerintah sudah menjamin persamaan harga BBM dengan daerah lain di wilayah ini. SPBU Kompak bernomor 66.775.004 di Desa Long Ampung merupakan SPBU ke-7 BBM Satu Harga di Kaltara. Titik BBM Satu harga lainnya yang sudah terealisasi di Kaltara, yaitu empat di Kabupaten Nunukan, satu di Kabupaten Bulungan, dan satu di Kabupaten Malinau dengan total 27 titik yang sudah terealisasi di wilayah Kalimantan. Sebelum adanya SPBU di Desa Long Ampung, warga Desa membeli premium dan solar dengan harga Rp35.000/liter bahkan jika musim penghujan, warga harus merogoh kocek dua hingga tiga kali lipat sebesar Rp70.000– Rp100.000/liternya. Warga pun mendapatkan BBM tersebut dari Melak, Kalimantan Timur. Sekarang, warga Desa setempat dan sekitar Long Ampung sudah dapat menikmati harga yang sama, yaitu premium Rp6.450/liter dan solar Rp5.150/liter. BBM Satu Harga ini ingin mewujudkan pemerataan ekonomi di seluruh pelosok negeri.