Tokoh Inspiratif
Naskah: Purnomo Foto: Fikar Azmy/Istimewa
Sebagai orang nomer satu di DKI Jakarta, segudang capaian positif telah ditorehkan Anies Baswedan dalam membuat kebijakan untuk ibu kota negara.
Anies, sapaan akrabnya, lahir dari keluarga terpelajar, yakni pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah. Kedua orang tuanya adalah pendidik. Sang ayah pernah menjadi Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia. Sementara, sang ibu adalah guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta. Maka tak ayal, ia tumbuh menjadi sosok anak yang cerdas. Di tengah-tengah menempuh pendidikan di SMA, pria ramah ini mendapatkan beasiswa untuk mengenyam pendidikan satu tahun di Amerika. Akibatnya, kelulusannya di SMA Yogyakarta molor setahun. Ia baru lulus pada 1989, seharusnya tahun 1988. Setelah menyelesaikan SMA, ia masuk ke Fakultas Ekonomi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ia menyandang gelar sarjana ekonomi pada usia 26 tahun. Ia kemudian aktif di lembagai kajian ekonomi di almamaternya di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM.
Lagi-lagi Anies mendapatkan beasiswa untuk magister dan doktornya. Ia menempuh pendidikan S2 di University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat, dan S3-nya di Northern Illinois University, Department of Political Science, Dekalb, Illinois, Amerika Serikat. Dunia sekolah, pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 ini terbilang istimewa. Ia beberapa kali mendapatkan beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Tidak hanya istimewa di pendidikan, tetapi di dunia aktivis pun ia memiliki kisah menakjubkan sejak anak-anak. Saat di SMA, ia menjadi wakil ketua OSIS pada usia 16 tahun. Ia juga terpilih menjadi ketua OSIS se-Indonesia saat mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama 300 ketua OSIS. Di perguruan tinggi, ia sama aktifnya. Jabatan Ketua Senat UGM, pada tahun 1992, di dudukinya.
Namanya mulai menasional setelah menyandang gelar doktor di Amerika dan kembali ke Indonesia. Ia langsung mengemban tugas menjadi Direktur Riset The Indonesian Institute. Ini adalah sebuah organisasi yang berfokus pada riset dan analisa kebijakan publik.Tak hanya di situ, kariernya pun terus berlanjut, saat ia terpilih sebagai Rektor Universitas Paramadhina sebagai rektor termuda di Indonesia pada usia 38 tahun. Janjinya ingin menuntaskan dan mengisi kemerdekaan Indonesia melalui pendidikan ia gelorakan dengan berbagai kegiatan. Ia mewujudkan Gerakan Indonesia mengajar. Kegiatannya, mengirimkan anakanak muda terbaik bangsa menjadi pengajar di sekolah dasar di daerah-daerah terpencil di pelosok Indonesia. Tidak hanya itu, ia juga menginisiasi Kelas Inspirasi dengan menggerakan ribuan orang di berbagai kota untuk mengorganisir dan mengajar selama satu hari di sekolah dasar. Bahkan, ia mencoba terjun ke dunia politik dengan menjadi peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat.
Hasilnya memang tidak sesuai yang diharapkan Anies, tetapi itu tidak menjadi soal baginya. Malah ia semakin terpacu untuk berbuat lebih banyak lagi untuk negeri ini, seperti membidani gerakan Turun Tangan. Gerakan ini dibentuk dengan tujuan untuk mengajak orang-orang baik untuk peduli dan ikut terlibat mengurusi bangsa ini. “Semakin banyak orang baik yang terlibat dalam kepengurusan negara maka negara ini akan makin maju dan berkembang,” kata pria yang halus dalam bertutur tersebut. Karier politiknya mulai terlihat saat ia terlibat turun tangan membantu pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan menjadi juru bicara pasangan tersebut. Pasca Pilpres, ia menjadi bagian tim transisi presiden terpilih. Cita-citanya tentang pendidikan mulai terwujud saat ia dipercaya menjadi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah. Namun, di tengah menjalani tugasnya, ia terkena reshuffle kabinet Jokowi pada 27 Juli 2016.
Kendati demikian, langkah Anies tak terhenti dalam membangun negeri ini. Upaya strategis yang dilakukannya adalah maju bersama Sandiaga Uno dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Hasilnya gemilang, masyarakat Jakarta mempercayakan Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta 2017-2020.
Tuntaskan Banyak Permasalahan Ibukota
Banyak capaian yang telah dikerjakan oleh Anies untuk menuntaskan permasalahan di Ibukota yang pro terhadap rakyat kecil ini. Salah satunya dari bidang infrastruktur yang dicapai oleh pria lulusan S2 di University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat ini, yakni proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta misalnya. Ini merupakan proyek infrastruktur yang bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di ibukota Jakarta. Saat ini MRT resmi memulai operasional terbatas dalam rangka uji coba. Sedangkan, harga tiket hingga saat ini belum kunjung ditetapkan. Namun, angka yang diajukan PT MRT ke Pemprov Jakarta sekitar Rp8.500 perkilometer. “Insyaallah Allah jalan sepanjang Sudirman-Thamrin sudah kembali lurus, rata,” ujar Anies kepada Men’s Obsession.
Tak hanya sampai di situ, di 2019 Pemprov berencana akan membangun MRT sampai wilayah Jakarta kota. “Fase II ini sampai dengan Kota Tua. Kemudian, nanti dari Kota Tua akan ke arah timur ke kawasan BMW dan Ancol,” beber penyayang kucing itu. Selanjutnya, meluncurkan program SAMAWA DP 0 Rupiah yang dibuka pendaftarannya mulai 1 November 2018. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merilis info pendaftaran program rumah SAMAWA DP 0 rupiah pada 12 Oktober 2018. Hal itu dilakukan agar memberikan kesempatan pada semua pihak untuk punya peluang sama dalam menyiapkan semua dokumen dan data sebagai syarat pendaftaran Pendaftaran program tersebut, bisa dilakukan melalui online atau datang langsung ke Kantor Dinas Perumahan dan Pemukiman. Untuk pendaftaran secara online, para pendaftar bisa mengakses situs samawa.jakarta.go.id. Sedangkan untuk pendaftaran offline, para pendaftar juga bisa mendatangi kantor walikota di daerah masing-masing.
Secara prinsip Pemprov DKI menyambut baik siapapun yang mau bekerja sama untuk penyediaan pemukiman bagi warga DKI Jakarta. Karena di Jakarta membutuhkan lahan yang cukup untuk pemukiman yang lebih banyak. “Tetapi kalau saya diminta menanggapi sebaiknya saya perlu tahu isinya apa, tetapi secara prinsip kita menyambut baik dan siap bekerja sama dengan siapapun selama itu untuk kepentingan warga Jakarta dan sesuai ketentuan,” kata Pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 ini. Selain itu, suami dari Fery Farhati Ganis ini telah mencairkan dana untuk para pelajar yang memilik Kartu Jakarta Pintar (KJP) plus tahun 2019. Dana pertama pada tahun 2019 ini sudah dapat diambil mulai 3 Januari lalu. Dana rutin bulanan tersebut untuk periode Januari 2019 dan dana berkala untuk kebutuhan belanja dan keperluan sekolah. Untuk pemanfaatan dana KJP tetap mengacu pada ketentuan yang sudah ditetapkan. Pemegang KJP hanya bisa menarik uang tunai sebesar Rp100 ribu setiap bulannya. Jika pemegang KJP plus tidak taat pada aturan berlaku maka akan dilakukan pemblokiran otomatis hingga sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Tak hanya KJP, mantan Direktur Riset The Indonesian Institute ini telah memberikan Kartu Lansia Jakarta (KLJ) kepada 22.970 orang lanjut usia. Untuk menjalankan program tersebut, Pemprov DKI menggelontorkan Rp104 miliar melalui Dinas Sosial DKI. Pemberian KLJ itu diberikan melalui Dinas Sosial DKI Jakarta. KLJ bertujuan untuk membantu lansia agar dapat memenuhi kebutuhan dasar dan mengakses pelayanan dasar secara wajar, meningkatkan kesejahteraan lanjut usia, dan pengentasan kemiskinan. Pemerintah DKI akan terus melakukan pemutakhiran data agar tak ada lansia yang terlewat mendapat KLJ. Selain capaian di atas, berdasarkan laporan pertanggungjawaban APBD DKI Tahun 2017 di dalam Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta. Pemprov DKI mengklaim adanya kenaikan pendapatan daerah sebesar 103 persen. “Pendapatan daerah ditargetkan sebesar Rp62,51 triliun dan terealisasi sebesar Rp64,82 triliun atau 103 persen,” terang Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat.
Pendapatan tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan realisasi Rp43,90 triliun atau 105,31 persen dari target Rp41,68 triliun. Komponen kedua adalah realisasi Pendapatan Transfer, sebesar Rp18,96 triliun atau 101,46 persen dari target Rp18,69 triliun. Komponen ketiga adalah realisasi Lain-lain Pendapatan yang Sah Rp1,95 triliun atau 91,52 persen dari target Rp2,13 triliun. Sementara untuk belanja daerah Pemprov DKI tahun anggaran 2017, yaitu sebesar Rp51,05 triliun. Perinciannnya total dari realisasi belanja langsung sebesar Rp27,32 triliun dan realisasi belanja tidak langsung senilai Rp23,73 triliun. Salah satu komponen dari belanja langsung adalah belanja modal, di antaranya belanja tanah Rp1,29 triliun, belanja peralatan dan mesin Rp1,93 triliun, belanja gedung dan bangunan Rp5,83 triliun, serta belanja jalan, irigasi dan jaringan sebesar Rp1,97 triliun.
Ihwal posisi neraca daerah per 31 Desember 2017, sebesar Rp929,19 triliun. Secara garis besar posisi neraca daerah per tanggal 31 Desember 2017 terdiri dari aset Rp464,6 triliun, kewajiban sebesar Rp2,67 triliun dan ekuitas sebesar Rl Rp461,92 triliun. Selain itu, capaian positif Anies juga ditorehkan di bidang Teknologi Informasi (TI) yang memperkenalkan aplikasi Oyes Pasar Jaya yang berguna untuk memangkas ongkos logistik para pedagang yang berada di naungan PD Pasar Jaya. Aplikasi ini bisa dimanfaatkan bagi pedagang yang memiliki kartu pedagang PD Pasar Jaya. Adapun para pemegang kartu ini tidak harus datang langsung ke Pasar Induk Kramatjati untuk membeli persediaan sehingga bisa menghemat ongkos. Para pedagang ini bisa memesan secara langsung bahan pokok melalui aplikasi Oyes Pasar Jaya yang sudah tersedia di Play Store untuk pengguna Android.
Jadi, pedagang yang menggunakan aplikasi Oyes Pasar Jaya ini tidak perlu khwatir akan pasokan bahan pokok. Pemprov DKI beserta pemangku kepentingan lain akan mengamankan persediaan bagi pemesanan melalui aplikasi ini, bahkan dengan harga yang terjangkau pada saat menjelang Ramadan. Adapun untuk menggunakan aplikasi Oyes Pasar Jaya ini, pedagang bisa mendaftarkan diri melalui nomor kartu pedagang PD Pasar Jaya. Pesanan yang dilakukan oleh pedagang melalui aplikasi Oyes Pasar Jaya akan segera dikirim dengan waktu maksimal 1x24 jam. Sebelumnya, Pemprov DKI mengapresiasi aplikasi Zahir Simply besutan dari PT Zahir Internasional yang berniat membantu program One Kecamatan One Center for Entrepreneurship (OK OCE). Adapun yang bisa dibantu oleh Zahir Simply adalah sistem pencatatan atau laporan keuangan yang bisa digunakan langsung dalam sistem operasi Android.
Pemprov DKI mencatat, aplikasi ini dapat membantu anggota OK OCE untuk mengetahui cash flow (perputaran uang) ketika terjun di dunia usaha. Selain itu, adanya pencatatan keuangan yang baik maka pihak bank akan mempermudah pemberian modal usaha. Pemprov juga menggelar puluhan lokasi Operasi Pasar Murah di Ibu Kota. Operasi Pasar Murah digelar di 44 pasar tradisional yang tersebar di lima wilayah di Jakarta. Hal itu guna menjaga harga kebutuhan pokok pas menjelang Lebaran. PD Pasar Jaya sebagai BUMD Pemprov DKI Jakarta telah melakukan yang terbaik guna mengamankan stok bahan pangan untuk kebutuhan warga Jakarta, tampak dari pemantauan suplai dan informasi ketersediaan bahan pokok yang dikelola secara efisien.
Tak hanya itu, perhatiannya terhadap penyandang disabilitas juga dicurahkan olehnya. Pasalnya, Halte Transjakarta Bank Indonesia di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, kini memiliki fasilitas baru berupa pelican crossing dan ramp untuk penyandang disabilitas. Dengan fasilitas ini, pengguna kursi roda tidak perlu menaiki jembatan penyebrangan orang (JPO) untuk masuk ke halte. Pelican crossing itu berada di perempatan Halte Bank Indonesia dekat Bank Bangkok. Namun, pelican crossing tersebut tidak dilengkapi tombol pengontrol waktu menyebrang. Warga yang ingin melewatinya harus menunggu lampu merah terlebih dahulu. Pengguna kursi roda bisa masuk ke halte dengan menyebrangi pelican crossing itu, kemudian naik ke halte dengan menggunakan ramp. Di ujung halte terdapat gate in untuk melakukan tap kartu. Setahap demi setahap semua fasilitas ramah bagi semua warganya terealisasikan, baik yang menyandang disabilitas, orang tua, ibu mengandung atau pun orang-orang kebutuhan khusus lainnya, termasuk juga bagi para warga Jakarta secara umum.
Tak hanya capaian di atas, capaian positif ini juga diraih olehnya. Empat tahun berturut-turut Pemprov DKI meraih opini Wajar dengan Pengecualian (WDP) dari BPK terkait Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, pada LKPD tahun anggaran 2017, DKI akhirnya mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan BPK atas LKDP 2017, termasuk implementasi atas rencana aksi yang telah dilaksanakan Pemprov, BPK memberikan opini WTP. Saat itu pula soraksorai terdengar dari seluruh peserta paripurna usai BPK mengumumkan DKI meraih WTP. Dengan demikian, Pemprov DKI telah berhasil meningkatkan opini dari Wajar dengan Pengecualian menjadi Wajar Tanpa Pengecualian. Baru-baru ini Pemprov DKI Jakarta juga meraih predikat Top 50 Smart City Government 2018 dan meraih peringkat ke-47 Smart City Government dari 140 kota di dunia. Predikat tersebut diraih atas dasar sepuluh indikator penilaian.
Dalam penghargaan ini, penilaian tertinggi pada indikator visi Pemprov DKI Jakarta, Kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai kepala pemerintahan, serta alokasi anggaran/ APBD Provinsi DKI Jakarta. Dengan prestasi tersebut, Pemprov tidak berpuas diri karena masih banyak peluang inovasi yang dapat dikembangkan. Ke depan pihaknya mempersiapkan smart city 4.0 sebagai salah satu pilar menuju city 4.0 yang fokus pada pengembangan platform kolaborasi. Pemprov DKI Jakarta tengah mewujudkan cita-cita agar Jakarta menjadi kota 4.0, yakni kota yang menjadi platform satu atap yang memungkinkan kolaborasi industri terjadi antara perusahaan swasta dan badan publik dalam berbagi data, mengembangkan wawasan, dan lebih jauh meningkatkan layanan publik agar lebih memenuhi kebutuhan warganya. Hal ini diimplementasikan melalui konsep smart city di Jakarta yang dibuat berdasarkan enam pilar, yaitu Smart Governance, Smart People, Smart Living, Smart Mobility, Smart Economy, dan Smart Environment.
Semua capaian tersebut, Anies menyebutnya hasil kerja dari teman-teman yang selalu bekerja dalam sunyi di Pemprov DKI Jakarta. Orang nomor satu di DKI Jakarta ini menyebutkan, Ibu Kota Jakarta bukan sekedar kota, tapi di sini pusat perekonomian, pusat kegiatan politik. “Juga berkumpulnya komponen seluruh bangsa keterwakilannya ada,” ujar Anies. Oleh sebab itu, ia ingin agar di Jakarta menjadi tempat di mana semua yang direncanakan bisa terjadi di republik ini. “Harus terjadi di Indonesia, ” ungkapnya. Ia berkomitmen dan berjanji akan melindungi, mencerdaskan, dan mensejahterakan kehidupan bangsa. “Karenanya di Jakarta semua janji itu harus kita lunasi,” pungkas pria murah senyum tersebut.