Adityawarman : 35 Tahun Ikut Membangun Negeri
Naskah : Sahrudi, Foto : Sutanto/Fikar
Tampilnya Adityawarman memimpin PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah hasil dari sebuah proses perjalanan panjang karir yang telah ditempuhnya di perusahaan itu sejak tahun 1983. Tentu saja, pengalaman, ketegasan, dan kecerdasannya dalam mengelola BUMN sektor jalan tol ini menjadi spirit bagi seluruh staf dan karyawan Jasa Marga untuk terus menggenjot kinerja meraih prestasi.
Tampaknya, Adityawarman memang ‘dilahirkan untuk jalan tol’. Betapa tidak, ia sudah berinteraksi dengan pekerjaan yang terkait jalan bebas hambatan ini sejak masih kuliah. Tepatnya ketika ia melakukan praktek kerja lapangan di pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek. Tak dinyana, pekerjaan di bidang konstruksi sipil ini membuatnya kepincut. Karenanya, meski telah menjadi pegawai negeri di Departemen Pekerjaan Umum setelah lulus dari Fakultas Teknik Sipil Universitas Diponegoro (Undip), tapi keinginannya bekerja di sektor jasa jalan tol tetap menyala. Ketika Jasa Marga membuka lowongan kerja di tahun 1983, ia ikut melamar.
Mengetahui lamarannya diterima, pria kelahiran 25 Oktober 1955 ini pun meninggalkan Departemen Pekerjaan Umum. Dengan posisi awal sebagai staf Sub Divisi Pengelolaan, karirnya terus meningkat menjadi Pjs Kepala Bagian Operasi (1983-1984), kemudian sebagai Kepala Bagian Peralatan Pengaturan Lalin dan Tol (1984-1988), Kepala Sub Divisi Manajemen Lalin dan Peralatan Jalan Tol (1988-1989), Kepala Sub Divisi Peralatan Operasi Tol (1989-1993), Kepala Cabang Jagorawi (1993-1997), Kepala Cabang Cawang-Tomang-Cangkareng (1997-2000).
Tampilnya Adityawarman memimpin PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah hasil dari sebuah proses perjalanan panjang karir yang telah ditempuhnya di perusahaan itu sejak tahun 1983. Tentu saja, pengalaman, ketegasan, dan kecerdasannya dalam mengelola BUMN sektor jalan tol ini menjadi spirit bagi seluruh staf dan karyawan Jasa Marga untuk terus menggenjot kinerja meraih prestasi.Tampaknya, Adityawarman memang ‘dilahirkan untuk jalan tol’. Betapa tidak, ia sudah berinteraksi dengan pekerjaan yang terkait jalan bebas hambatan ini sejak masih kuliah. Tepatnya ketika ia melakukan praktek kerja lapangan di pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek. Tak dinyana, pekerjaan di bidang konstruksi sipil ini membuatnya kepincut. Karenanya, meski telah menjadi pegawai negeri di Departemen Pekerjaan Umum setelah lulus dari Fakultas Teknik Sipil Universitas Diponegoro (Undip), tapi keinginannya bekerja di sektor jasa jalan tol tetap menyala. Ketika Jasa Marga membuka lowongan kerja di tahun 1983, ia ikut melamar.
Mengetahui lamarannya diterima, pria kelahiran 25 Oktober 1955 ini pun meninggalkan Departemen Pekerjaan Umum. Dengan posisi awal sebagai staf Sub Divisi Pengelolaan, karirnya terus meningkat menjadi Pjs Kepala Bagian Operasi (1983-1984), kemudian sebagai Kepala Bagian Peralatan Pengaturan Lalin dan Tol (1984-1988), Kepala Sub Divisi Manajemen Lalin dan Peralatan Jalan Tol (1988-1989), Kepala Sub Divisi Peralatan Operasi Tol (1989-1993), Kepala Cabang Jagorawi (1993-1997), Kepala Cabang Cawang-Tomang-Cangkareng (1997-2000).