Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto
Melihat literasi membaca di Indonesia yang sangat rendah, hati Winda Susilo tergerak untuk turut meningkatkan literasi di Indonesia. Melalui perusahaan idealis yang dibangunnya sejak 2017 lalu, Clavis Indonesia dan Penerbit BIG, Winda gencar mengampanyekan budaya membaca kepada anak-anak di seluruh Indonesia. Tekadnya satu, ia ingin meningkatkan literasi dan budaya membaca pada anak-anak yang bertujuan untuk pembentukan karakter positif melalui buku-buku yang dihadirkan.
Menurut Winda, Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya manusia dan alam yang perlu diimbangi dengan literasi yang mumpuni. Kepandaian ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan budi pekerti dan moral yang baik.
“Nah, kedua hal tersebutlah yang ingin kami tekankan dalam pembentukan karakter sedini mungkin. Karena tanpa akhlak dan etika yang baik, ilmu pengetahuan akan menjadi sangat berbahaya. Itulah sebabnya, kenapa saya sangat fokus dalam pembentukan karakter positif masa kanak-kanak karena mereka masih bisa kita bentuk dan memiliki kesempatan untuk mengubah pola dan cara pikir generasi masa depan Indonesia menjadi lebih baik. Bahkan, menjadi lebih positif sehingga negara kita ini bisa menjadi negara yang lebih baik dari sekarang ini,” terang Winda dengan penuh semangat.
Bisnis ‘idealis’ yang Winda bangun di tanah air adalah penerbitan buku yang ditujukan untuk anak-anak usia 0–10 tahun. Pertama adalah Clavis Indonesia yang dia bawa dari negara asalnya, Belgia pada tahun 2017 lalu. Clavis Publishing sendiri sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan berkembang di 60 negara.
Setelah Clavis Indonesia mampu bertahan dan bahkan berkembang dengan sangat pesat hanya dalam waktu lima tahun, Winda pun melebarkan lini bisnisnya masih di bidang yang sama, yaitu Penerbit BIG, sebuah usaha penerbitan buku anak-anak yang serupa dengan Clavis Indonesia. Namun bedanya adalah Clavis Indonesia fokus pada impor buku-buku terbitan Clavis Publishing, sedangkan Penerbit BIG adalah hasil karya anak bangsa yang ceritanya berlatar belakang budaya Indonesia dengan pesan yang universal yang nantinya akan diperkenalkan ke kancah internasional.
Kini sudah ada kurang lebih 27 judul buku yang telah diterbitkan Penerbit BIG hasil tulisan para pegiat literasi yang tergabung dalam komunitas Clavis Indonesia dan Penerbit BIG. Beberapa ceritanya merupakan tutur ulang cerita rakyat yang telah disesuaikan dengan kondisi saat ini dan ramah untuk anak. Tentunya dihadirkan dengan ilustrasi menarik, sehingga memantik rasa ingin tahu dan membuat mereka tertarik untuk membaca buku serta mencintai kegiatan tersebut.
Menariknya, Winda juga terjun langsung menulis beberapa buku terbitan Penerbit BIG. Tujuannya adalah untuk memberikan contoh kepada para calon penulis yang ingin naskahnya diterbitkan oleh Penerbit BIG. “Sehingga para penulis yang akan kami bimbing ini mendapatkan gambaran seperti apa naskah yang kami cari untuk dijadikan patokan atau standar jika ingin naskahnya diterbitkan dan bergabung bersama kami,” ungkap ibu dua anak ini.
Sudah ada tujuh buku hasil tulisan Winda yang ceritanya diadaptasi dari cerita rakyat Indonesia, seperti cerita Malin Kundang, Legenda Sangkuriang, Jaka Tarub, dan Joko Kendil. Buku-buku tersebut ditulis ulang oleh Winda agar lebih ramah anak dan pesan moralnya dapat tersampaikan. Di antaranya buku yang berjudul Peri Pelangi, terinspirasi dari cerita Jaka Tarub. Sebuah buku menarik penuh warna dengan pesan moral positif dengan harapan bisa membentuk karakter anak-anak Indonesia.
“Pesan dari buku ini sendiri tentang kebaikan. Jangan sungkan untuk berbuat kebaikan, karena kebaikan akan selalu kembali dalam berbagai bentuk dan cara, bahkan pada waktu yang tak terduga. Jadi, selalu berbuat baik kapan pun dan di manapun, karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dengan kita dan siapa yang akan membantu kita ketika kita kesusahan,” kata Winda sembari memperlihatkan buku tersebut.
Untuk mewujudkan kesejahteraan dan mimpi para pelanggan dan komunitas Clavis Indonesia dan Penerbit BIG, Winda membentuk koperasi Mewujudkan Impian Bersama (Koperasi MIB). Ya, sedari awal mendirikan bisnis literasi ini, Winda memang memiliki tujuan idealisme yang bukan hanya untuk kepentingan pribadi semata. Namun lebih dari itu, dia ingin memberi manfaat bagi khalayak luas, terutama masyarakat Indonesia untuk bisa maju dan sejahtera bersama. “Apa yang sudah saya miliki ini rasanya sudah cukup, tetapi saya ingin menyejahterakan teman-teman lainnya yang telah bergabung sebagai anggota koperasi "Mewujudkan Impian Bersama" agar semua mimpi-mimpi bisa diwujudkan bersama,” Winda berkata tulus.
Melalui program koperasi ini, para anggota komunitas yang terdiri dari pendukung dan pegiat literasi Indonesia dapat mewujudkan impian untuk mengembangkan diri menjadi seorang pebisnis di daerahnya masing-masing. Koperasi akan memberikan bimbingan, bahkan pinjaman modal untuk mewujudkan impian mereka.
Ke depan, Winda masih memiliki impian dan rencana pengembangan bisnis berikutnya. Winda ingin membuat sekolah dengan sistem dan silabus khusus yang disesuaikan dengan keadaan zaman dan kondisi setiap anak. Misalnya, ada anak yang mengalami keterlambatan membaca atau berhitung, anak yang autis, dan lainnya. Semua bisa ditangani di sekolah tersebut dan penanganannya diberikan secara personal sesuai dengan permasalahan setiap anak.
Selain itu, Winda juga tengah merancang sebuah salon yang nantinya akan menjadi satu concept store. Tak hanya salon tapi juga menjadi suatu tempat ‘me time’ untuk keluarga. Ada tersedia playground dan penitipan anak untuk me time anak, co-working space, dan kafe untuk me time sang ayah, serta tentunya salon yang menjadi tempat me time para ibu.