Siap Rajai Pasar Asia Tenggara, Erajaya Perkuat Empat Vertikal Bisnis dan Omnichannel
PT Erajaya Swasembada Tbk (Erajaya) merupakan perusahaan ritel dan distributor terbesar untuk perangkat mobile di Indonesia dengan market share mencapai lebih dari 40 persen dan memiliki 1944 gerai yang tersebar di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Perusahaan berkode emiten ERRA ini pun membidik target menjadi jawara "Lifestyle Smart Retailer" di Asia Tenggara dengan memperkuat empat vertikal bisnis dan ritel di omnichannel.
Wakil Direktur Hasan Aula mengungkapkan, ”Di industri telko, boleh dibilang Erajaya sudah leading. Namun, kalau kami hanya bergerak di telko, tidak bisa menyasar konsumer yang lebih luas lagi, sehingga kami memutuskan melakukan transformasi dengan masuk ke banyak vertikal bisnis.”
Vertikal bisnis pertama bernama Erajaya Digital. Vertikal yang fokus pada produk elektronik konsumen, handset, laptop, komputer, bisnis operator dan voucher, serta produk relevan lainnya dengan konsep toko yang beragam, mulai dari konsep multibrand seperti toko Erafone hingga konsep monobrand, seperti iBox, Samsung, Mi-store, dan beberapa merek lainnya.
Lalu, Erajaya Active Lifestyle. Vertikal yang berfokus pada penjualan atas produk lifestyle, seperti accessories, Internet of Things (IoT), sport fashion apparel, serta produk aktivitas outdoor dengan beragam konsep toko dari multibrand, seperti Urban Republic & JD Sports maupun monobrand, seperti Asics, DJI, Garmin, dan lainnya dengan beberapa brand principal.
Selanjutnya Erajaya Beauty & Wellness, yang terdiri dari gerai Apotek Wellings dan The Face Shop, untuk melayani pasar kesehatan dan kecantikan. Terakhir, Erajaya Food & Nourishment yang menawarkan makanan melalui brand Paris Baguette, restoran Sushi Tei, dan supermarket Grand Lucky.
Ketika Erajaya memperkenalkan empat lini bisnis barunya pada 2021 lalu, perusahaan ingin memperkuat kehadirannya di dua karakter konsumen yang berbeda—yang memeriksa ulasan online melalui YouTube dan platform media sosial lainnya, serta yang ingin melihat dan menyentuh barang tersebut secara fisik.
Oleh karena itu, perusahaan yang berdiri sejak tahun 1996 ini memadukan pengalaman belanja online dan offline dengan menerapkan model bisnis online-to-offline (O2O) atau yang biasa disebut omnichannel di empat vertikal bisnisnya.
Konsep ini memungkinkan sebuah bisnis ritel mengintegrasikan pengalaman berbelanja secara online melalui aplikasi, dengan berbelanja langsung ke sebuah gerai ritel di pusat perbelanjaan.
Hasan mengisahkan, saat pandemi Covid-19 menerpa dunia, berbagai pembatasan aktivitas publik dilakukan untuk menekan persebaran virus. Hal ini sontak berdampak pada industri ritel, khususnya toko fisik. Namun, di sisi lain model online, seperti layanan e-commerce semakin bertumbuh.
Hal itulah yang mendorong Erajaya untuk mempercepat transformasi bisnis yang relevan dengan kebiasaan masyarakat kala itu, yakni memperkuat strategi omnichannel dan mengumumkan empat pilar bisnis dalam sektor yang berbeda.
Ketika pandemi mereda dan ekonomi mulai pulih, Erajaya tetap mempertahankan strategi omnichannel. Terlebih, tren belanja online tetap tinggi.
”Strategi omnichannel akan tetap menjadi fokus kami seiring dengan ekspansi footprint ritel dari merek-merek yang kami miliki ke berbagai kota. Dengan demikian, kami berharap dapat memberikan services level yang lebih tinggi kepada konsumer kami,” tambah Hasan.
Lebih lanjut Hasan mengatakan, sebenarnya Erajaya sudah menyusun strategi omnichannel-nya, jauh sebelum pandemi. Mereka melakoninya secara bersamaan, antara pengembangan platform Eraspace.com, memperluas official store di situs marketplace ternama, dan menambah toko ritel di pusat perbelanjaan modern.
Inovasi lain yang turut disuguhkan, di antaranya Clik ’n Pickup. Melalui layanan ini konsumen Erajaya bisa melakukan tinjauan (review) terlebih dahulu produk yang dicari. Kemudian, konsumen bisa memesan secara daring dan baru mengambil produk tersebut tersebut di outlet terdekat.
Layanan Click ‘n Pickup dihadirkan karena Erajaya menyadari kebiasaan konsumen Indonesia yang tetap perlu melihat produk secara fisik sebelum memutuskan untuk membayar dan membawa pulang produk tersebut. Ada pula “Mobile Selling” untuk memesan melalui Whatsapp.
Kemudian Erajaya juga menawarkan layanan EraXpress yang juga memungkinkan konsumen untuk berbelanja secara daring. Hanya saja, layanan EraXpress memberi kemudahan kepada konsumen untuk mendapatkan produk tanpa perlu hadir secara fisik ke outlet. Erajaya akan mengirim produk tersebut kepada konsumen dalam waktu singkat.
Erajaya juga membuat program loyalitas melalui fitur MyEraspace. Program ini menjadi salah satu kunci perusahaan memberikan pengalaman belanja yang menarik dan terintegrasi. Per akhir Juni 2023, MyEraspace sudah memiliki 8,3 juta anggota, tumbuh 63 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, pencapaian ini menunjukkan tumbuhnya permintaan dari pelanggan untuk memanfaatkan platform omnichannel Erajaya.
Ekspansi Agresif
Meski platform omnichannel Erajaya sangat diminati, tetapi tak sedikit pula konsumen yang sudah kembali ke kebiasaan lama dalam belanja, yakni dengan datang langsung ke pusat perbelanjaan.
"Kami melakukan ekspansi jaringan ritel dan strategi omnichannel secara beriringan. Ekspansi jaringan terus dilakukan dengan pertimbangan cermat untuk menjangkau lebih banyak wilayah di Indonesia dan melayani pelanggan lebih banyak. Saat ini gerai-gerai kami tidak hanya menyasar first tire, tetapi juga second tire. Di saat yang sama, strategi omnichannel terus dikembangkan agar bisa menghadirkan layanan yang lebih baik dan efisien," ungkap Hasan.
Sejalan dengan strategi ekspansi footprint ritel, hingga 30 Juni 2023 Erajaya telah memiliki 1.944 gerai yang tersebar di Indonesia, Singapura, dan Malaysia, didukung oleh 100 pusat distribusi dan lebih dari 68.000 toko ritel pihak ketiga. Selain itu, kolaborasi perseroan dengan mitra melalui program Erafone Cloud Retail Partner terus tumbuh dengan total 61 toko yang dibuka di seluruh Indonesia.
Cetak Kinerja Gemilang
Berkat strategi ekspansi footprint ritel, pada enam bulan pertama 2023, Erajaya sukses membukukan peningkatan penjualan sebesar Rp28,9 triliun tumbuh 23,5 persen dibanding periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp23,4 triliun.
Laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp458,7miliar pada Semester I/2023. Hasan mengungkapkan, Erajaya meyakini kondisi sektor ritel di Indonesia pada awal tahun ini tetap memberikan tren yang positif di tengah ketidakpastian akibat perlambatan ekonomi global.
”Seiring dengan transisi menuju endemik, kami dapat melihat kembali tumbuhnya penjualan secara signifikan akibat dari peningkatan mobilitas masyarakat. Pada Semester I/2023, Erajaya melihat adanya momentum kegiatan terutama pada masa menjelang Lebaran dan memasuki tahun ajaran baru. Pada saat yang sama, Erajaya terus mengembangkan jaringan ritel dengan menambah 323 toko baru pada Semester I tahun 2023, sesuai dengan komitmen dalam memperluas bisnis dan jaringan Erajaya Grup,” ia menerangkan.
Selain itu, Erajaya berkomitmen untuk memaksimalkan nilai tambah bagi pemegang saham dengan memperkuat nilai bisnis dan membayar dividen tunai sebesar Rp299 miliar untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022 berdasarkan hasil RUPST.
“Kami akan melanjutkan ekspansi bisnis untuk memasuki pasar yang belum terjamah di Indonesia dengan memperkuat bisnis yang sudah ada, sambil terus mengeksplorasi peluang baru. Secara jangka panjang, kami berharap Erajaya dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan semakin memperkuat fundamental kami serta meningkatkan nilai perusahaan kami secara keseluruhan. Ini tentunya dilakukan dengan prudent, dengan memantau perkembangan ekonomi global dan secara berkesinambungan terus meninjau strategi perusahaan yang dicanangkan,” pungkas Hasan.
Sejalan dengan strategi untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif Perseroan, salah satu vertikal bisnis Erajaya, PT Sinar Eka Selaras Tbk (kode saham: ERAL) atau Erajaya Active Lifestyle (EAL) menggelar IPO di Bursa Efek Indonesia, menawarkan hingga 20 persen sahamnya kepada publik yang berlangsung pada 2 – 4 Agustus 2023, dilanjutkan dengan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Agustus 2023.
Naskah: Gia Putri/Berbagai Sumber | Foto: Dok. Erajaya