East Meet West, Tatkala Dua Raksasa Bergandeng Tangan
Naskah : Andi Nursaiful/berbagai sumber Foto : Istimewa
Artikel ini dimuat pada edisi 113, Juni 2013
Ketika ide-ide sulit muncul, maka kolaborasi menjadi jawaban untuk mendorong imanijasi. Tatkala sumberdaya menjadi terbatas, kolaborasi jua yang menjadi solusi demi memperluas jangkauan dan kedalaman sebuah proyek. Lantas apa jadinya jika sebuah kolaborasi terjadi antara dua raksasa otomotif dunia?
Untuk menjawab hasil kolaborasi dua raksasa dari dua belahan bumi berbeda itu, sebaiknya Anda bersabar menunggu bulan November 2013. Di bulan itu, tepatnya pada ajang Tokyo Motor Show 2013, mobil hasil kolaborasi antara raksasa dari Timur, Toyota Motor Corporation (TMC), dengan raksasa dari Barat, Bayerische Motoren Werke AG (BMW) akan tampil perdana di depan publik.
Kerjasama antara TMC dan BMW bukan sekadar kolaborasi sekali pukul, yang hanya menghasilkan satu model mobil, lalu setelah itu usai. Jalinan kolaborasi yang terjadi antara kedua pabrikan raksasa ini, dibuat dalam konteks kerjasama jangka panjang dan dalam bentuk kerjasama mendalam. Komunikasi antara kedua petinggi perusahaan sudah terjalin cukup lama.
Pada bulan Desember 2011, ketika BMW mengumumkan akan menyuplai mesin diesel baru untuk Toyota, sesungguhnya kerjasama itu sudah dimulai. Pertengahan tahun 2012, sebuah perjanjian kerjasama sudah diteken, dan pada awal tahun ini, kedua pihak sepakat mempercepat kerjasama pengembangan sebuah mobil sport kelas menengah. Mobil sport hasil kolaborasi inilah yang diharapkan, tampil di ajang Tokyo Motor Show akhir tahun ini, meskipun masih dalam tahap konsep.
Selain kolaborasi membangun sedan sport, TMC-BMW juga sepakat membangun mobil listrik dengan sistem fuel-cell hidrogen terbaru, teknologi material ringan terbaru, dan lithium-air batteries. Soal yang terakhir (lithium-air batteries), dan juga proyek hemat energi lainnya, sudah dikerjasamakan sejak pertengahan 2011. Menurut Akio Toyoda, Presiden TMC, mobil sport bersama yang akan dibuat, bisa berupa mobil hibrida atau listrik, dan menggunakan material ringan.
Toyota dikenal leading dengan mobil-mobil hibrida dan baterai, sementara BMW dinilai andal dalam mengembangkan mobil sport. "Toyota sangat kuat dalam mobil hibrida dan baterai. Saya percaya, kekuatan BMW adalah mengembangkan mobil sport. Saya sangat antusias mewujudkan mobil kolaborasi ini," jelas Toyoda.
Lantas seperti apa mobil sport garapan bersama kedua raksasa ini kelak? Sejumlah spekulasi bermunculan. Ada yang memperkirakan bahwa mobil itu adalah Toyota Celica generasi baru, namun ada juga yang menduga mobil tersebut adalah Toyota Supra generasi baru dengan teknologi mesin ”M” milik BMW. Dugaan lain, akan lebih mirip BMW Z4 dan BMW 4 Series coupe.
Artikel ini dimuat pada edisi 113, Juni 2013
Ketika ide-ide sulit muncul, maka kolaborasi menjadi jawaban untuk mendorong imanijasi. Tatkala sumberdaya menjadi terbatas, kolaborasi jua yang menjadi solusi demi memperluas jangkauan dan kedalaman sebuah proyek. Lantas apa jadinya jika sebuah kolaborasi terjadi antara dua raksasa otomotif dunia?
Untuk menjawab hasil kolaborasi dua raksasa dari dua belahan bumi berbeda itu, sebaiknya Anda bersabar menunggu bulan November 2013. Di bulan itu, tepatnya pada ajang Tokyo Motor Show 2013, mobil hasil kolaborasi antara raksasa dari Timur, Toyota Motor Corporation (TMC), dengan raksasa dari Barat, Bayerische Motoren Werke AG (BMW) akan tampil perdana di depan publik.
Kerjasama antara TMC dan BMW bukan sekadar kolaborasi sekali pukul, yang hanya menghasilkan satu model mobil, lalu setelah itu usai. Jalinan kolaborasi yang terjadi antara kedua pabrikan raksasa ini, dibuat dalam konteks kerjasama jangka panjang dan dalam bentuk kerjasama mendalam. Komunikasi antara kedua petinggi perusahaan sudah terjalin cukup lama.
Pada bulan Desember 2011, ketika BMW mengumumkan akan menyuplai mesin diesel baru untuk Toyota, sesungguhnya kerjasama itu sudah dimulai. Pertengahan tahun 2012, sebuah perjanjian kerjasama sudah diteken, dan pada awal tahun ini, kedua pihak sepakat mempercepat kerjasama pengembangan sebuah mobil sport kelas menengah. Mobil sport hasil kolaborasi inilah yang diharapkan, tampil di ajang Tokyo Motor Show akhir tahun ini, meskipun masih dalam tahap konsep.
Selain kolaborasi membangun sedan sport, TMC-BMW juga sepakat membangun mobil listrik dengan sistem fuel-cell hidrogen terbaru, teknologi material ringan terbaru, dan lithium-air batteries. Soal yang terakhir (lithium-air batteries), dan juga proyek hemat energi lainnya, sudah dikerjasamakan sejak pertengahan 2011. Menurut Akio Toyoda, Presiden TMC, mobil sport bersama yang akan dibuat, bisa berupa mobil hibrida atau listrik, dan menggunakan material ringan.
Toyota dikenal leading dengan mobil-mobil hibrida dan baterai, sementara BMW dinilai andal dalam mengembangkan mobil sport. "Toyota sangat kuat dalam mobil hibrida dan baterai. Saya percaya, kekuatan BMW adalah mengembangkan mobil sport. Saya sangat antusias mewujudkan mobil kolaborasi ini," jelas Toyoda.
Lantas seperti apa mobil sport garapan bersama kedua raksasa ini kelak? Sejumlah spekulasi bermunculan. Ada yang memperkirakan bahwa mobil itu adalah Toyota Celica generasi baru, namun ada juga yang menduga mobil tersebut adalah Toyota Supra generasi baru dengan teknologi mesin ”M” milik BMW. Dugaan lain, akan lebih mirip BMW Z4 dan BMW 4 Series coupe.