Integrasi SEEK, Jobstreet, dan Jobsdb Diperkuat AI Tingkatkan Akurasi Pencocokan Pekerjaan
Jobstreet by SEEK mengklaim bahwa penggunaan kecerdasan buatan (AI) membantu mempercepat proses perekrutan pekerja, dan menjadikan pencarian kerja lebih efisien serta relevan.
Platform pencari kerja, SEEK, memperkenalkan kehadiran artificial intelligence (AI) pada platform Jobstreet dan Jobsdb di Asia Pasifik. Hal ini bertujuan meningkatkan pengalaman pengguna bagi pemberi kerja dan pencari kerja di 8 negara.
Varun Mehta, Chief Operating Officer (COO) Indonesia dari Jobstreet by SEEK, menjelaskan bahwa kehadiran kecerdasan buatan ini diharapkan dapat memberikan peningkatan pengalaman pengguna bagi pemberi kerja dan pencari kerja di seluruh wilayah Asia Pasifik.
"Pasar kerja Indonesia memiliki momentum positif memasuki 2024. Oleh karena itu, kami menilai periode ini tepat untuk merekrut dan memberikan peluang baik bagi mereka yang tengah mencari tenaga ahli profesional." ujar Varun.
Dengan teknologi AI ini, data dari berbagai sumber seperti resume, deskripsi iklan lowongan kerja, dan pola perilaku pemberi kerja terhadap pengalaman kerja sebelumnya dapat diproses secara efisien. Pemberi kerja juga memiliki kemampuan untuk mempercepat proses seleksi dengan mengintegrasikan pertanyaan yang direkomendasikan oleh AI langsung ke dalam iklan lowongan kerja yang mereka buat.
Bagi pemberi kerja, platform ini memanfaatkan model AI untuk mengevaluasi kesesuaian pencari kerja dan memberikan rekomendasi yang sangat personal. Data dari berbagai sumber, termasuk resume, deskripsi iklan lowongan kerja, dan perilaku pemberi kerja terhadap pengalaman kerja sebelumnya diproses untuk memberikan rekomendasi yang akurat. Hal ini memudahkan pemberi kerja merekrut dengan cepat dan tepat. Selain itu, pemberi kerja dapat meningkatkan efisiensi proses seleksi dengan menambahkan pertanyaan yang direkomendasikan oleh AI di iklan lowongan kerja mereka.
Sementara di sisi jobseeker, pembaruan ini membuat proses pencarian kerja lebih efisien dan relevan. Mereka dapat dengan mudah dicocokkan dengan pekerjaan yang direkomendasikan oleh AI berdasarkan kualifikasi, pengalaman, dan keterampilan mereka. Dengan memanfaatkan AI, SEEK juga dapat memprediksi kapan seseorang menjadi kandidat yang kuat untuk suatu posisi, memberikan tanda "calon pelamar kuat", sehingga pencari kerja dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam melamar suatu posisi.
Grant Wright, GM Marketplace & AI Products, SEEK, menyatakan, "Potensi AI lebih dari sekadar efisiensi. Kami senang dapat memfasilitasi pencarian pekerjaan yang lebih sesuai antara perusahaan dan pencari kerja, dengan dukungan teknologi AI berkelas dunia dari SEEK. Melalui AI, kami berkomitmen untuk meningkatkan inklusivitas dan kesetaraan kesempatan bagi semua, dengan inisiatif seperti seekMAX yang memberdayakan individu untuk merencanakan jalur karier mereka melalui platform Jobstreet by SEEK."
Sementara itu, dalam langkah strategis untuk memperkuat layanan mereka, SEEK, Jobstreet, dan Jobsdb telah bergabung menjadi satu platform yang ditenagai oleh teknologi kecerdasan buatan (AI) milik SEEK. Integrasi ini bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap data pasar tenaga kerja di Asia Pasifik, meningkatkan akurasi model AI, serta mendukung aktivitas perekrutan yang semakin meningkat di wilayah tersebut. Dengan penggabungan ini, lebih dari 40 juta tenaga kerja dapat terhubung dengan lebih dari 2,5 juta perusahaan di delapan pasar Asia Pasifik, memperluas jangkauan layanan dan kesempatan bagi pengguna di seluruh wilayah.
Peter Bithos, CEO Seek Asia, menegaskan ambisi mereka untuk menjadi pemimpin dalam menyediakan platform perekrutan di Asia Pasifik. Dengan target menghubungkan 500 juta tenaga kerja dengan lima juta perusahaan di wilayah tersebut, langkah ini menandai komitmen SEEK dalam menghadirkan solusi yang inovatif dan relevan bagi pasar tenaga kerja yang terus berkembang di Asia Pasifik.