Eddy Soeryanto Soegoto (Rektor Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)), Inovasi dan Kolaborasi, Jurus Jitu Unikom Jawab Tantangan Global
Naskah: Sahrudi Foto: dok. Pribadi
Inovasi dan kolaborasi global adalah jurus jitu yang dilancarkan oleh Prof. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, M.T. dalam menakhodai Universitas Komputer Indonesia (Unikom). Maka tak ayal, salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia tersebut tak hanya mampu bersaing di tingkat nasional, tetapi juga di kancah global.
Guru Besar (Profesor) dalam Bidang Ilmu Manajemen Kewirausahaan tersebut mengungkapkan, Unikom aktif memperkuat kerja sama dengan pemimpin industri teknologi dan perusahaan multinasional untuk memastikan kurikulum dan inisiatif penelitiannya tetap relevan dan responsif terhadap tren dan kebutuhan pasar terkini. Langkah-langkah strategis yang diimplementasikan, di antaranya pengembangan program studi yang relevan, Unikom terus memperbarui dan mengembangkan program studinya untuk mencakup teknologi emergent, seperti kecerdasan buatan (AI), analisis data besar (big data), dan Internet of Things (IoT).
Tak hanya itu, Prof. Eddy juga kerap mengadakan program pelatihan dosen serta mengundang para ahli dan praktisi dari berbagai sektor industri, baik dari dalam maupun luar negeri untuk menjadi dosen tamu atau dosen tidak tetap di Unikom.
Strategi integrasi tersebut, memperkuat jembatan antara teori akademis dan praktek profesional, sehingga membekali lulusan dengan alat-alat yang dibutuhkan untuk berhasil dalam lingkungan kerja yang dinamis dan global. Pendekatan interdisipliner juga diterapkan dalam pengembangan kurikulum dan penelitian. Seperti, mengintegrasikan kurikulum dengan teknologi, bisnis, dan desain. ”Kami juga mengadakan proyek kolaboratif yang melibatkan beberapa fakultas dan lembaga pendidikan lain,” imbuhnya.
Pendekatan interdisipliner, ujar Prof. Eddy, tidak hanya melatih mahasiswa dalam keterampilan teknis, tetapi juga dalam kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif, menyiapkan mereka untuk menjadi pemimpin dan inovator di masa depan terlebih dalam menyambut revolusi industri 5.0.
Unikom juga berkomitmen terus melakukan pengembangan kurikulum berorientasi industri dan teknologi masa depan, sejumlah langkah dalam strategi ini meliputi kebijakan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM), sertifikasi profesional, pembaruan kurikulum kontinu, serta kolaborasi industri dan kurikulum. Prof. Eddy mengatakan, kerja sama antara perguruan tinggi dan industri sangat penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berkualitas. Perguruan tinggi memiliki tugas besar dalam memberikan pendidikan dan penelitian yang berkualitas, serta mempersiapkan lulusan yang siap bekerja dan memahami dunia industri. Sementara, industri memiliki tanggung jawab untuk membantu menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi negara.
”Kami menguatkan kinerja beberapa direktorat, terutama Direktorat Inovasi dan Kompetisi serta Direktorat LPPM dan Publikasi). Unikom juga memiliki beberapa MoU dan kerja sama dengan sektor Industri terkemuka dalam bidang Robotika dan Perangkat Lunak. Beberapa inovasi sudah dibentuk menjadi produk dan bukan hanya sekadar prototipe, contohnya robot yang diciptakan untuk PT. Sinar Sosro,” jelasnya. Unikom juga berfokus pada riset dan inovasi untuk memperkuat basis penelitian yang bisa merespon tantangan global dan menghasilkan solusi yang aplikatif serta memiliki potensi komersialisasi tinggi.
”Sejumlah langkah strategis dalam area ini mencakup dana hibah penelitian, Inkubator bisnis Unikom sebagai pusat penting untuk pengembangan start-up atau katalis inovasi, penelitian yang berfokus pada solusi untuk masalah global, dan kolaborasi lintas disiplin ilmu,” tambah Prof. Eddy.
Unikom juga memanfaatkan teknologi terdepan untuk proses pembelajaran, seperti platform e-learning dan model kelas hybrid. Inisiatif tersebut diharapkan dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas pendidikan di kampus yang mengusung budaya organisasi PIQIE (Professionalism, Integrity, Quality, Information Technology, Excellence) tersebut serta mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi tenaga kerja global yang kompeten dan adaptif di era digital saat ini. “Teknologi pembelajaran dapat diakses oleh mahasiswa dan dosen dari lokasi manapun di dunia, yang memungkinkan partisipasi lebih luas dalam kegiatan akademis dan penelitian global,” tambah Prof. Eddy.
Tak kalah penting, Unikom juga mengutamakan pengembangan jaringan global yang kuat untuk meningkatkan kolaborasi penelitian dan pertukaran akademik, antara lain mengembangkan dan memperluas program pertukaran dosen dan mahasiswa dengan universitas terkemuka di seluruh dunia. Kemudian, secara aktif menjadi tuan rumah serta berpartisipasi dalam konferensi dan seminar internasional.
Perguruan tinggi berperan penting dalam penyiapan sumber daya manusia untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs). Banyak contoh proyek atau inisiatif yang telah diluncurkan oleh UNIKOM yang secara langsung mendukung beberapa tujuan SDGs, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi, di antaranya inovasi “Agrimate” yang memanfaatkan AI dan IoT untuk menyelesaikan permasalahan di pertanian. ”Inovasi ini mendukung tujuan ke-2 dari SDGs, yakni zero hunger,” imbuhnya.
Inovasi “Tanah Airku” yang memanfaatkan teknologi imersif yang mendukung optimasi pembelajaran dalam bidang kebudayaan. “Ini mendukung tujuan ke-4 SDGs, yakni quality education,” jelas Prof. Eddy.
Dengan cara ini, tegasnya, UNIKOM tidak hanya berperan dalam kemajuan teknologi, tetapi juga secara aktif mengintegrasikan inisiatif ini dalam konteks sosial dan lingkungan yang lebih luas, memastikan universitas berkontribusi pada pencapaian SDGs secara komprehensif dan global.