Bayu Krisnamurthi (Direktur Utama Perum BULOG), Terus Meningkatkan Kapasitas Untuk Melayani Pangan Rakyat
Naskah: Giatri Fachbrilian/Sahrudi Foto: Sutanto
Lebih dari separuh abad BULOG menjadi penyedia rantai pasok pangan terpercaya dan membantu mengamankan penyediaan pangan dan stabilisasi harga pangan negeri ini.
Hingga kini BULOG terus menerus berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia baik sebagai operator pelaksana mandat pemerintah bagi bantuan pangan maupun membantu masyarakat secara komersial. Kini, BULOG terus meningkatkan kapasitasnya dalam melayani rakyat. Memasuki era revolusi industri 4.0 BULOG terus beradaptasi untuk menjadi lebih prima dalam multiplatform sebagai tulang punggung rantai pasokan pangan.
Lima puluh tujuh tahun kiprah BULOG dalam melayani, dan mengamankan penyediaan pangan serta menjaga stabilisasi harga pangan negeri ini, adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Padahal tantangan dan kendala yang harus dihadapi di sektor pangan ini juga tidak ringan. Namun Bayu Krisnamurthi yang kini dipercaya pemerintah menjadi Dirut Perum BULOG tak ingin mengeklaim kehebatan BULOG hingga sekarang sebagai karyanya semata.
“Ya, saya kira banyak yang sudah kita capai dan saya harus memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh pimpinan-pimpinan BULOG sebelumnya dan juga seluruh karyawan BULOG di seluruh Indonesia,” ujar Bayu Krisnamurthi dengan nada merendah saat ditemui Men’s Obsession di ruang kerjanya.
Tapi yang pasti ia sangat bangga dengan pencapaian BULOG sekarang dimana BULOG telah menjangkau seluruh wilayah dari Sabang sampai Merauke serta dari Miangas sampai Pulau Rote. “Kita punya kurang lebih 1.500 gudang di seluruh Indonesia, 26 kantor wilayah, 136 kantor cabang, dan kemudian juga sudah memiliki kurang lebih 19.000 mitra yang semuanya bekerjasama dengan BULOG untuk memasok pangan pokok bagi rakyat Indonesia. Di samping itu juga tentunya sebagaimana yang sekarang sudah dirasakan, BULOG sudah berhasil menjadi alat pemerintah,” ucapnya dengan senyum tipis.
Perjuangan BULOG yang paling luar biasa adalah ketika wabah Covid-19 sedang melanda. Ketika pemerintah menunjuk BULOG agar membantu masyarakat dengan menyalurkan beras, maka dengan waktu 2-3 minggu langsung sudah bisa seluruh Indonesia tercapai. “Dan sekarang misalnya 22 juta keluarga penerima manfaat rumah tangga yang paling membutuhkan pangan juga sudah bisa kita layani. Kemudian masih ditambah lagi kurang lebih dengan 2,5 juta konsumen kelas menengah yang membutuhkan beras yang terjangkau di berbagai titik di seluruh Indonesia juga sudah bisa kita layani. Jadi peran ini menjadi bagian penting dari ekosistem pangan Indonesia,” ia menambahkan.
Kegesitan BULOG dalam melayani rakyat, diakui Bayu tak lepas dari strategi yang dilakukan BULOG. Menurut Bayu lagi, ada 3 langkah yang dilakukan. “Pertama tentunya harus kita usahakan dari sisi pengadaannya, dari sisi barang pangannya sendiri, dari mana dia harus diadakan. Dan BULOG bekerja sama dengan berbagai pihak melakukan pengadaan dari dalam negeri maupun dari luar negeri untuk menyediakan pasokan dalam negeri Indonesia untuk rakyat kita. Kemudian yang kedua, kami menjaga stok. Menjaga stok di gudang-gudang itu yang jumlahnya sekarang pemerintah menegaskan harus tidak boleh kurang dari 1,2 juta ton. Tersebar di seluruh Indonesia. Dan yang ketiga adalah menjaga penyalurannya. Dimulai dengan bantuan pangan yang saya katakan tadi itu 22 juta warga yang paling membutuhkan.
Kemudian juga penyaluran ke retail modern, ke pasar tradisional, ke warung-warung untuk memastikan beras-beras tersedia di sana. Demikian juga yang kita lakukan adalah juga menjual beras dan produkproduk komersial sedemikian sehingga mereka juga menambah pasokan di pasar. Jadi tiga langkah itu yang kita lakukan. Di hulu, di pergudangan, di stok, dan di hilirnya,” beber Bayu sembari menambahkan bahwa itu adalah bukti bahwa dalam penyediaan pangan negara selalu hadir untuk rakyatnya.
Dalam menjalankan perannya, BULOG selalu beradaptasi dengan perkembangan zaman untuk menjawab tantangan dengan melakukan transformasi. Paling tidak ada dua transformasi besar yang dilakukan oleh BULOG. Yang pertama sekitar tahun 1990-an bertransformasi dari yang sebelumnya hanya memasok beras lalu berkembang menjadi tidak hanya beras. Kemudian di tahun 2000, awal abad 21 kira-kira tahun 2003 sampai dengan 2004-2005 BULOG melakukan transformasi besar dengan berubah dari Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPNB) menjadi Perum sebagai BUMN.
“Dan yang ketiga sekarang. Sekarang ini kami sedang dalam masa transisi dari transformasi bisnis yang berubah tadinya hanya logistik menjadi rantai pasok. Tadinya hanya melihat bahwa PSO, Public Service Obligation dengan Komersial itu sebagai dua hal yang kadang-kadang suka bertentangan. Kita melihatnya sekarang sebagai dua yang berpasangan, yaitu saling mendukung,” terangnya.
Kemudian, jika dulu BULOG lebih banyak bekerja hanya dengan petani untuk pengadaan beras, sekarang BULOG masuk ke retail. “Kita juga sekarang ingin melihat hilirisasi sekaligus hulunisasi. Jadi perubahan-perubahan strategis semacam itu merupakan bagian yang inti dari transformasi yang sekarang ini kita lakukan,” ia menambahkan.
Satu hal yang tak kalah penting, perusahaan milik negara ini juga beradaptasi dengan teknologi yang terus berkembang sebagai upaya lebih efisien dan afektif. “Kita sudah melangkah, kita sudah berusaha untuk mengembangkan sistem informasi yang terintegrasi mulai dari sistem akuntansi keuangan, sistem kepegawaian dan sistem pengelolaan mitra kerja. Kita juga sudah terapkan itu misalnya di penggilingan-penggilingan kita yang modern, yang baru. Sistem informasi ini juga kita terapkan pada waktu kita melakukan perencanaan, pada waktu kita juga berurusan dengan suppliersupplier kita dari luar negeri,” papar Bayu sembari menegaskan bahwa apa yang ia lakukan adalah untuk mengantarkan kebaikan kepada semua orang.