Menyikapi Artificial Intelligence dalam Bisnis
Teknologi Artificial Intelligence (AI) adalah inovasi yang mengubah wajah dunia dan sekaligus menimbulkan kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap jutaan kaum pekerja. Kecemasan akan kehadiran AI wajar saja jika kita menyimak laporan terbaru dari Goldman Sachs yang berjudul The Potentially Large Effects of Artificial Intelligence on Economic Growth, dimana dalam laporan itu menuliskan bahwa diperkirakan AI akan berdampak pada 300 juta pekerjaan di seluruh dunia.
Dunia kerja cemas karena AI sebagai kumpulan teknologi ini mampu memberikan berbagai fungsi canggih melalui komputer seperti melihat, memahami, dan menerjemahkan bahasa lisan dan tulisan, menganalisis data, hingga memberikan rekomendasi.
Dengan kata lain, AI bisa membuat sistem berpikir, belajar, dan bertindak seperti manusia sehingga dapat menyelesaikan tugas yang kompleks sesuai kebutuhan dengan berbagai kecanggihan yang ditanamkan seperti Chatbot, ChatGPT yang mampu menulis, mengobrol, dan melakukan berbagai tugas online dengan sangat baik.
Kemudian ada juga fitur Smart Compose, Quick Reply, dan Grammar Check untuk memberikan saran kalimat, balasan cepat, dan pemeriksaan tata bahasa. Lalu Google Lens dan OCR untuk mengenali objek dan memberikan informasi yang tepat berdasarkan gambar. Bahkan fitur Smart Assistant bisa melakukan berbagai tugas sehari-hari, mulai dari menjawab pertanyaan hingga memberikan informasi yang kita butuhkan.
Memang, AI memiliki potensi besar sebagai sebuah peluang tapi juga menghadirkan tantangan yang perlu diatasi. Kendati beberapa pekerjaan mungkin akan tergantikan oleh AI, tetapi peluang profesi baru juga akan muncul. Di sisi lain, sebagai manusia kita tentu juga punya keunggulan dalam menjawab kemajuan teknologi tersebut agar tidak menguasai ruang kerja. Melansir dari Forbes, kita ternyata memiliki cara untuk melindungi pekerjaan dan kreativitas di tengah gempuran perkembangan teknologi AI yang terus berkembang. Setidaknya, seperti dikutip dari allianz.co.id ada 5 cara manusia untuk bisa melindungi pekerjaan dan kreativitas kita di tengah gelombang besar AI yakni:
Inovatif
Satu hal yang perlu dilakukan adalah kita harus tetap inovatif. Karena AI biasanya mengancam pekerjaan yang terkait dengan tugas-tugas rutin yang berpotensi untuk dilakukan secara otomatisasi. Maka dari itu, sebagai pekerja, kita harus terus berinovasi untuk memberikan kontribusi di tempat kerja.
Terus Belajar dan Beradaptasi
Perkembangan teknologi AI adalah hal yang tak terhindarkan, dan penting bagi kita untuk memahami bagaimana AI akan mempengaruhi pekerjaan kita. Dengan mempelajari keterampilan baru yang relevan dengan AI, kita bisa beradaptasi dengan cepat dan tetap menjadi bagian dari masa depan industri atau perusahaan.
Menguasai AI
Hal yang tak kalah penting adalah kita harus memahami AI itu sendiri. Belajar sebanyak mungkin tentang AI dan menjadi ahli di bidang tersebut. Dengan begitu, justru kita bisa menjadi aset berharga bagi perusahaan dan meningkatkan kredibilitas di mata atasan dan rekan kerja.
Berpikir Kreatif Memaksimalkan AI
Di sini, kreativitas juga memainkan peranan penting. Pasalnya, AI belum bisa sekreatif manusia, jadi manfaatkan keahlian kita dalam berpikir kreatif dan latih AI agar dapat digunakan secara optimal dalam pekerjaan.
Jangan Jadikan AI Sebagai Lawan
Teknologi AI ini yang sejatinya juga buatan manusia, tentu tidak perlu kita anggap sebagai lawan. Tempatkan AI sebagai alat yang dapat membantu mencapai tujuan mengingat AI memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi, menghasilkan inovasi, dan menciptakan peluang baru. Sebagai manusia, kita memiliki keunggulan dalam kreativitas, pemikiran strategis, dan kemampuan beradaptasi yang sulit ditiru oleh AI.
Karena itulah, dalam menghadapi tantangan di masa depan, kolaborasi antara manusia dan AI menjadi kunci keberhasilan. Dengan sikap yang positif, kemauan untuk terus belajar, dan kemampuan beradaptasi, kita dapat memanfaatkan potensi AI dengan bijak dan membangun masa depan yang lebih baik.