Survei SEEK Ungkap Tantangan Mencari Kerja Sama Susahnya dengan Cari Pasangan
Mencari pekerjaan yang tepat memang penuh tantangan, bahkan bagi sebagian orang bisa terasa sama sulitnya dengan mencari pasangan hidup yang cocok. Dalam survei terbaru yang dilakukan oleh SEEK, berbagai pandangan dan harapan pekerja di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, terungkap dengan cara yang cukup mengejutkan.
Menurut survei SEEK, lebih dari 3 dari 5 (62%) pekerja Indonesia merasa menemukan pekerjaan yang tepat sama sulitnya dengan menemukan pasangan hidup yang tepat. Survei ini juga mengungkapkan bahwa 25% pekerja Indonesia merasa lebih sulit menemukan pekerjaan yang sesuai daripada menemukan jodoh, sementara hanya 14% yang merasa lebih sulit mencari pasangan.
Pencarian pekerjaan dan pasangan hidup tampaknya memakan waktu yang cukup seimbang. Dalam enam bulan terakhir, 37% pekerja lebih banyak menghabiskan waktu di aplikasi pencari kerja dibandingkan aplikasi kencan. Sementara itu, 48% pekerja melaporkan menghabiskan waktu yang sama di kedua jenis aplikasi tersebut.
Meskipun banyak pekerja Indonesia merasa puas dengan pekerjaan mereka, faktor ketidakpuasan terbesar berhubungan dengan ketidakcocokan gaji dan kompensasi. Survei SEEK menunjukkan bahwa 46% pekerja merasa gaji mereka tidak sesuai harapan. Selain itu, kurangnya kesempatan untuk mengembangkan jenjang karier juga menjadi keluhan utama bagi 33% pekerja.
Kesesuaian pekerjaan dengan keterampilan dan aspirasi juga menjadi masalah utama. Sekitar 19% pekerja merasa pekerjaan mereka sangat sesuai dengan keterampilan dan aspirasi mereka. Namun, pekerja dengan penghasilan rendah cenderung merasa kurang sesuai, sementara pekerja dengan penghasilan lebih tinggi merasa lebih puas dengan kesesuaian tersebut.
Sebagian besar pekerja Indonesia merasa sulit menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan mereka, dengan 57% merasa pencarian pekerjaan lebih menantang dibandingkan pencarian pekerjaan pertama mereka. Meskipun demikian, 83% pekerja tetap terbuka terhadap perubahan karier atau mengubah spesialisasi mereka untuk memperluas peluang.
Survei juga menunjukkan bahwa lebih dari 60% pekerja Indonesia bersedia bertahan di pekerjaan yang sudah tidak sesuai dengan potensi mereka selama lebih dari setahun sebelum mencari peluang baru. Hal ini lebih terlihat pada pekerja usia 35-54 tahun, sementara generasi muda cenderung lebih cepat mencari tantangan baru.
Dalam hal bias dan diskriminasi, 24% pekerja Indonesia percaya hal tersebut menghambat peluang mereka mendapatkan pekerjaan yang tepat. Pekerja usia muda, khususnya yang berusia 18-24 tahun, merasakan hal ini lebih sering. Selain itu, keterbatasan akses informasi lowongan kerja yang relevan dan proses lamaran yang rumit menjadi kendala utama dalam pencarian pekerjaan.
Untuk mendukung pasar kerja Indonesia, SEEK melalui platform Jobstreet by SEEK memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan pengalaman pencocokan pekerjaan yang lebih efisien. Selain itu, melalui gerakan #NextMillionJobs, Jobstreet berkomitmen untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan melibatkan kolaborasi antar sektor.